Sabtu, April 16, 2011

Pasar Badung dan Pasar Kumbasari sebagai Objek Wisata

Pasar merupakan tempat berkumpulnya pembeli aktual dan potensial beserta produsen yang menawarkan barang dan jasa. Demikianlah pengertian pasar dari sisi ilmu pemasaran. Pasar merupakan pusat pergerakan ekonomi rakyat, khususnya pasar tradisional. Terlebih lagi dalam pasar tradisional melibatkan banyak pemain yang berarti pemerataan pendapatan. Dapat dilihat di Pasar Badung, mulai dari tukang parkir, tukang suwun, pedagang, sampai preman mendapat sumber penghidupan dari aktivitas ekonomi di sana.










Jika diamati lebih jauh, Pasar Badung beserta Pasar Kumbasari sangat berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata yang sangat menarik, hal ini disebabkan karena :
  1. Pasar Badung memiliki sejarah yang begitu melekat dengan masyarakat Denpasar dan Badung.
  2. Terdapat aktivitas yang unik dan berbeda, jika dilihat dari sudut wisatawan luar Bali, termasuk mancanegara, misalnya pada rompok-rompok, di setiap sudut ruang berdagang terdapat pelangkiran, canang sari, dan wangi dupa tentunya. Hal ini tentunya tidak terdapat di pasar senen, pasar rebo, pasar minggu atau pasar klewer, atau bahkan pasar tradisional yang ada di marseille (Perancis) dan Singapore.
  3. Ciri khas lain adalah tukang suwun, semacam porter yang menawarkan jasa mengangkut barang belanjaan pembeli dengan cara meletakkannya diatas kepala dalam sebuah keranjang bambu berukuran besar.
  4. Di dekat Pasar Badung ada Pura tempat persembayangan tentunya pada saat piodalan, akan memberikan sebuah atraksi wisata yang menarik untuk dinikmati wisatawan.
  5. Ada sungai yang memisahkan antara Pasar Badung dengan Pasar Kumbasari. Sungai ini dinamakan Tukad Badung. Beberapa tahun lalu sangat kotor dan berbau. Tapi sekarang sudah bersih dan merupakan pemandangan yang lumayan sambil menikmati segelas kopi panas pada musim hujan dan sebotol teh dingin pada musim kemarau.
Bersyukur sekali Pemerintah sudah menata Pasar Badung dan Pasar Kumbasari dengan lebih baik. Saat ini tempat parkir sudah tersedia luas dan bertingkat. Demikian pula toilet yang bersih sudah tersedia untuk wisatawan. Patut kita acungi jempol kepada Pak Puspayoga, Pak Ratmadi sampai Pak Mangku Pastika yang sudah menata dan memperhatikan Pasar Badung lebih baik. Harapan kedepan, alangkah menyenangkan jika sepanjang sungai Badung yang membelah dua pasar tersebut di bangun kedai minum kopi dan taman-taman yang berfungsi sebagai tempat menunggu ibu-ibu yang sedang berbelanja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar