Sebagai institusi yang bergerak
dalam menyiapkan sumber daya manusia pariwisata yang kompeten dan berakhlak
mulya, STIPAR Triatma Jaya yang dipimpin oleh Bapak I Ketut Sutapa, SE,MM mengadakan
kursus sertifikasi pramuwisata umum, bekerja sama dengan DPD HPI Bali dan
DISPARDA Provinsi Bali.
Kursus
ini diadakan mulai tanggal 1 April 2013 sampai dengan 15 April 2013, dengan 23
materi kursus yang meliputi pengetahuan yang dibutuhkan bagi pramuwisata untuk
bekerja dengan lebih profesional. Terlebih lagi, kursus ini ditujukan bagi
pramuwisata yang KTPP/license nya
sudah habis masa berlakunya dan bagi pramuwisata yang memiliki KTPP/licence sementara, yang perlu diperpanjang
setiap tahun. Dengan mengikuti kursus umum yang dilaksanakan di STIPAR Triatma
Jaya, maka nanti peserta kursus akan mendapatkan sertifikat untuk dapat
melanjutkan prosedur selanjutnya dalam mendapatkan KTPP/licence permanen yang dikeluarkan oleh DISPARDA Provinsi Bali,
sesuai dengan kebijakan Gubernur Bali.
Adapun
23 materi kursus antara lain :
(i)Kebijakan pengembangan pariwisata Bali, (ii) Sejarah Evolusi Hindu, (iii)
Kesenian dan kebudayaan, (iv) Marketing dan teknik menjual produk wisata, (v)
Teknik Memandu Wisatawan,(vi)Sistem sosial Masyarakat Bali, (vii)Peraturan dan
Perundang-undangan Pariwisata, (viii)Dampak Pariwisata dan Solusinya,
(ix)Upacara dalam Agama Hindu, (x) Pariwisata Budaya, (xi)Etika dan
Simbol-simbol Agama Hindu, (xii) Table
Manner, (xiii)Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, dan (xiv) Kode Etik dan
Keorganisasian.
Demikian
pula team pengajar yang berasal dari kalangan akademisi (PTN dan PTS di Bali),
praktisi, dan pemerintah, menjamin kualitas team pengajar yang memang kompeten
di bidangnya. Beberapa nama besar yang ikut serta mendarmabaktikan
pengetahuannya pada kursus ini, seperti :
(i) Drs. IB Kade Subhiksu,MM (KADISPARDA Provinsi Bali, yang saat ini
sedang menyelesaikan studi S3 Pariwisata di Universitas Udayana), (ii) Prof. Dr.Litt.
I Gusti Putu Phalgunadi, MA (Pakar Agama Hindu dari UNHI), (iii) Dr. I Nyoman
Madiun,M.Sc (Pakar Pariwisata dari STP Nusa Dua Bali), (iii) Sang Putu
Subaya,SH,MH (Praktisi dan Ketua DPD HPI Bali), Prof.Dr. I Gede Parimartha, MA
(Pakar Sejarah dari UNUD), dan Drs. I GN Wiantara,MM (Pakar Tata Hidangan dan
Perhotelan dari STIPAR Triatma Jaya).
Pelaksanaan
kursus dilakukan dengan tertib dan disiplin, dimana setiap peserta wajib
menggunakan seragam putih hitam dan dasi, mengenakan name tag, dan duduk sesuai
dengan nomor absen peserta. Demikian pula tingkat kehadiran dengan syarat
minimal 75,00% merupakan syarat minimal untuk dapat menempuh ujian akhir
kursus. Dari 137 orang peserta kursus,
hanya 130 orang yang berhasil lulus ujian. Hal ini menunjukkan bahwa penyelanggaraan kursus di
STIPAR Triatma Jaya memang betul-betul memperhatikan kualitas dan bukan sekedar
formalitas belaka, karena peserta yang lulus harus memiliki angka ujian 60
sebagai standar kelulusannya. Pada ujian kursus yang dilaksanakan pada 17 April
2013, terdapat 4 peserta yang mengalami
kegagalan, karena memiliki nilai di bawah 60. Oleh panitia, ke-empat peserta
ini diberikan kesempatan menempuh Her, yang pada akhirnya lulus dengan nilai
standar.
Pada
sesi pengumuman kelulusan , Sang Putu Subaya, SH,MH selaku Ketua DPD HPI Bali memberikan arahan
kepada peserta her, agar selalu belajar, meningkatkan pengetahuannya dalam memahami
budaya dan adat Bali, sehingga dalam memberikan penjelasan kepada wisatawan
tidak jauh menyimpang dari yang sebenarnya. Misalnya masih sering terdengar di
lapangan pertanyaan (i) mengapa orang Bali setelah sembayang menggunakan
‘bija’? masih ada saja pramuwisata yang menjawab bahwa ‘bija’ itu sebagai obat
pusing, sehingga setelah sembayang pusingnya hilang, (ii) Apa fungsi
‘penjor’?-masih ada saja pramuwisata menjawab bahwa penjor hanyalah ‘just
decoration’. Kenyataan di lapangan seperti ini yang harus dikikis habis,
melalui proses kursus sertifikasi pramuwisata umum.
Panitia
kursus sertifikasi pramuwisata umum menyebarkan kuisioner yang mencakup
tanggapan dari peserta kursus mengenai kualitas layanan selama kursus
berlangsung dan tanggapan mengenai dosen terbaik. 40,19 % Sangat Setuju bahwa kualitas layanan
STIPAR Triatma Jaya memenuhi harapan, 48,54% setuju, 10,20 % ragu-ragu, 0,99%
tidak setuju dan 0,07% sangat tidak
setuju bahwa kualitas layanan STIPAR
Triatma Jaya memenuhi harapan.
Selanjutnya
Bapak Drs. I Ketut Putra Suarthana, MM mengajak DPD HPI Bali untuk mengikuti
program sertifikasi pramuwisata sebanyak
6.000 orang yang dibiayai pemerintah
bekerja sama dengan LSP Parindo
Bali. Dengan semakin banyaknya
pramuwisata legal dan tersertifikasi maka akan menambah baik citra Bali pada
dunia internasional, mengingat Pramuwisata merupakan salah satu duta Bali yang
berhubungan langsung dengan wisatawan. (bay*)