Pariwisata,
Pisau Bermata Dua
Pariwisata merupakan
sektor yang didengungkan di Bali sebagai motor penggerak perekonomian.
Perkembangan pariwisata di Bali semenjak era 90-an seperti euphoria, merubah
setiap sudut kehidupan masyarakat Bali. Fenomena ini sungguh sangat terasa saat
ini, terutama jika kita menyempatkan diri untuk memperhatikan secara seksama
perubahan taraf hidup masyarakat lokal di sekitar kawasan Sanur, Nusa Dua,
Jimbaran, Kuta, dan Ubud. Sungguh terasa gemerlap dan nikmatnya kue pariwisata
benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat lokal di kawasan tersebut. Sebagian
besar masyarakat lokal di kawasan tersebut sudah menjadi milyarder dengan
semangat entrepreneur yang tinggi.
Namun, pariwisata bagai
pisau bermata dua, di satu sisi memberikan madu, di sisi yang lain memberikan
racun yang cukup mematikan. Gemerlap pariwisata di Bali membuat investor kelas
kakap tingkat nasional maupun internasional menjadikan Bali sebagai media
investasi yang sangat strategis. Proses pembebasan tanah pada masa lampau yang
dilakukan investor dengan oknum pemerintah mengakibatkan hilangnya hak
pengelolaan tanah di Bali oleh masyarakat lokal. Dibeberapa lokasi, seolah Gumi
Bali, bukan milik masyarakat Bali lagi.
Perawan
di Sarang Penyamun
Kalau mau melirik pada kawasan
pesisir barat daya Pulau Bali, sebagian besar pantai mulai dari Uluwatu
sampai Tanah Lot dan sekitarnya sudah tidak lagi milik Orang Bali. Beberapa
sumber menyatakan bahwa pembebasan tanah pada kawasan Uluwatu – Tanah Lot dan
sekitarnya sudah dilakukan pada era 80 an. Pada saat itu masyarakat lokal
mengalami intimidasi dari penguasa untuk melepaskan tanahnya, tentunya dengan
harga yang tidak tinggi. Kondisi ini membuat masyarakat lokal pada saat itu
harus mau melepas kepemilikan tanahnya kepada investor.
Pantai Kedungu, yang
terletak di Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali merupakan
sebuah pantai dengan panjang 500 meter dengan ombak yang sangat cocok untuk
aktifitas berselancar/ surfing. Pantai ini terletak sangat strategis di sebelah
barat Tanah Lot dan Pantai Pangkung
Tibah. Saat ini Pantai Kedungu sudah sangat dikenal oleh para peselancar di
manca negara, sehingga tak heran kalau setiap hari ada saja peselancar yang
beraktifitas di pantai tersebut. Hal ini menumbuhkan rasa bangga bagi
masyarakat setempat karena wilayahnya sudah di kenal luas dan menjadi
perbincangan para peselancar dunia. Sayang sekali, rasa sesal muncul pada wajah
masyarakat lokal ketika mereka sadar bahwa wilayah pesisir mereka sudah tidak
dapat mereka kelola karena sudah dimiliki para investor.
Saat ini masyarakat
lokal di Desa Belalang hanya menyimpan harapan, semoga para investor yang telah
memiliki tanah leluhur mereka mau berbaik hati untuk segera mengembangkan
kepariwisataan di Pantai Kedungu. Memang, saat ini investor yang memiliki lahan
di Pantai Kedungu memberikan ijin bagi masyarakat lokal untuk melakukan
aktivitas keagamaan, memberikan kesempatan untuk mempekerjakan lahan pertanian
di sekitar pantai untuk ditanami padi, memberikan wewenang bagi desa adat untuk
mengelola wilayah Pantai Kedungu untuk pengadaan fasilitas makan dan minum.
Namun secara keseluruhan, apa yang diberikan investor bagi masyarakat lokal
belum dapat dikatakan mensejahterakan.
Pantai Kedungu sangat
potensial untuk dikembangkan untuk dapat menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Tabanan,
karena memiliki :
- Attractions
Pantai
Kedungu memiliki (i) ombak yang besar dan cocok untuk kegiatan berselancar,
(ii) Pemandangan laut lepas, cocok untuk kegiatan santai, relaksasi dan
meditasi, (iii) kegiatan ritual yadnya yang merupakan daya tarik wisata budaya,
(iv) perjalanan menuju Pantai Kedungu melalui areal persawahan yang luas dan
indah
- 2. Accesibility
Jalan
masuk ke Pantai Kedungu, sudah tersedia beraspal, dengan lebar 6 meter
- 3. Community Involvement
Masyarakat
lokal setempat sangat mengharapkan para investor untuk segera mengembangkan
kepariwisataan di Pantai Kedungu. Sampai saat ini tidak ada konflik dengan
wisatawan yang berkunjung ke wilayah Pantai Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan
Kediri, Kabupaten Tabanan.
Gambar 2 Potensi Wisata Pantai Kedungu
Upaya
Kedepan
Sungguh miris, jika
melihat keadaan kehidupan masyarakat lokal di Pantai Kedungu saat ini. Miris,
bukan berarti masyarakat lokal hidup serba kekurangan, tetapi betapa banyaknya
kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan sebagai akibat
beralihnya kepemilikan lahan dari tangan masyarakat lokal kepada investor. Jika
berandai-andai, seharusnya saat sebagian besar masyarakat lokal sudah menjadi
milyarder akibat naiknya harga tanah di wilayahnya. Sedikit tidaknya ,
masyarakat sudah dapat mengelola tanah warisan leluhurnya untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan, misalnya : disewakan, atau mulai mengembangkan
usaha akomodasi seperti penginapan, kos-kosan. Namun semuanya seperti tidak
mungkin, karena kenyataannya masyarakat lokal sebagian besar hanya menjadi
petani penggarap, yang menggarap tanah leluhurnya yang kini sudah dimiliki
investor. Akibat penghasilan yang kurang mencukupi,masyarakat lokal saat ini
masih ada yang menjual tanahnya kepada investor.
Memang tidak mudah
menyelamatkan “sang perawan” (Pantai Kedungu) dari tangan “penyamun”(investor),
karena lahan-lahan strategis di pesisir sudah bukan milik masyarakat lokal.
Tapi masih ada secercah harapan, upaya pendekatan pada pihak investor mayoritas
yang menguasai lahan pesisir sangat perlu dilakukan, dengan harapan investor
mayoritas memiliki tanggung jawab sosial untuk ikut serta mengembangkan
kepariwisataan dengan konsep community
based tourism, pro poor tourism dan green
tourism. Pemerintah semestinya berpihak pada masyarakat lokal dengan
peraturan-peraturan yang mampu mencegah investor untuk bertindak
sewenang-wenang, membangun usaha tanpa memikirkan keberlanjutan dan kelestarian
lingkungan setempat. Penyuluhan sadar wisata kepada masarakat lokal juga sangat
perlu dilakukan, karena lokasi Pantai Kedungu yang sangat strategis dan potensi
wisata yang luar biasa. Perlu diadakan diskusi antar kelompok akademisi,
pengusaha, pemerintah dan masyarakat lokal, untuk dapat memberikan jalan keluar
mengenai bagaimana seharusnya Pantai Kedungu dikelola demi kesejahteraan
masyarakat lokal.