Yth. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VIII
Ketua Aptisi
Ketua Yayasan Triatma Surya Jaya
Direktur AKPAR Triatma Jaya selaku Ketua Senat beserta seluruh Anggota Senat AKPAR Triatma Jaya
Para Undangan Perguruan Tinggi Swasta se-Bali
Direktur, Pimpinan dan Dosen Yayasan Triatma Surya Jaya
Para Undangan dari Industri Pariwisata
Kepala Cabang Bank Niaga Denpasar
Kepala Cabang Bank Bukopin Denpasar
Kepala Cabang Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Denpasar
Seluruh Civitas Akademika AKPAR Triatma Jaya
Seluruh Wisudawan/Wisudawati beserta keluarga
Seluruh hadirin yang berbahagia
Om Swastiastu,
Salam Sejahtera untuk Kita Semua,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Mengawali orasi ilmiah ini, marilah kita panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-Nya lah, kita dapat berkumpul bersama untuk menghadiri rapat senat terbuka dalm rangka Wisuda VIII AKPAR Triatma Jaya.
Dalam perjalanan karir akademis, merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi saya untuk dapat menyampaikan orasi ilmiah di hadapan para undangan yang berbahagia. Oleh karenanya, saya mengucapakan terimakasih kepada yang terhormat Senat AKPAR Triatma Jaya atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan orasi ilmiah pada hari ini.
Orasi ilmiah pada hari ini berjudul ” Pengaruh Perubahan Sumber-sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Bersih Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service di Bursa Efek Indonesia”. Judul ini kami ambil dengan alasan ketertarikan untuk mengamati kinerja perusahaan yang bergerak di bidang hotel dan travel service dalam mencapai laba bersih yang optimal dengan memperhatikan perubahan sumber-sumber pendanaannya.
Hadirin yang saya hormati,
Perkembangan dunia usaha, khususnya pariwisata di Indonesia dewasa ini sudah banyak mengalami perbaikan-perbaikan menuju kebangkitan perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi dan ketidak stabilan politik. Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik tercermin pada makin maraknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dan ikut serta dalam pasar modal, hal ini disebabkan karena daya beli masyarakat sudah mulai pulih yang mengakibatkan permintaan akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Tingkat bunga yang menurun juga mendukung ke arah perbaikan ekonomi dan hal ini menggairahkan kembali pasar modal di Indonesia sebagai salah satu instrumen ekonomi yang menyediakan sumber-sumber pendanaan bagi perusahaan – perusahaan.
Perekonomian Indonesia sampai saat ini masih dalam proses untuk mencapai keadaan yang di cita-citakan. Setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 dan gejolak politik, pemerintah terus berusaha memperbaiki keadaan ekonomi melalui berbagai macam kebijakan kebijakan. Kondisi ekonomi saat ini sudah mulai membaik dimana iklim investasi di Indoneia sudah mulai bergairah.
Meskipun suku bunga deposito pada tahun 2004, 2005 dan 2006 menunjukkan trend meningkat, yakni 7,43%, 9,18% dan 11,83% akan tetapi pada akhir periode tahun 2006 yakni pada bulan desember menunjukkan penurunan yakni 9,50%. Hal ini menunjukkan pemerintah berupaya untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada pasar modal di Indonesia yang semakin bergairah tercerminpada perkembangan jumlah emiten yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia terus mengalami peningkatan. Jumlah emitent, emisi saham dan nilai emisi saham terus meningkat dari tahun 2004 s/d tahun 2006 yang menunjukkan iklim investasi semakin bergairah. Kondisi ini mencerminkan kegiatan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan .
Pariwisata merupakan satu sektor yang berperan dalam meningkatan perekonomian di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sektor pariwisata mampu menjadi motor perekonomian yang mampu menyerap tenaga kerja dan menghidupkan usaha kecil dan menengah. Namun demikian, sektor pariwisata memiliki kelemahan, yakni sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Tragedi bom di Bali I dan II menyebabkan perkembangan sektor pariwisata menjadi terhambat perkembangannya. Tabel menunjukkan perkembangan sektor pariwisata di Indonesia.
Tabel 1 Beberapa Indikator Perkembangan Pariwisata
2004 2005 2006
Jumlah Devisa (US$ Milyar) 4,80 4,52 4,45
Kontribusi Pariwisata thd Total Ekspor (%) 10,42 9,32 11,64
Kunjungan Wisman ke Indonesia (ribuan orang) 5.321 5.002 5.000
Sumber : Pusat Data dan Informasi Depbudpar (2006)
Dari data pada Tabel 1.1 diatas, dalam kurun waktu 2004 s/d 2006, dapat dilihat bahwa jumlah devisa yang diterima dari sektor pariwisata mengalami penurunan dari US$ 4,8 milyar, 4,5 milyar dan 4,45 milyar. Demikian juga kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan. Namun demikian kontribusi pariwisata terhadap total ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2005-2006 yakni dari 9,32% menjadi 11,64%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sektor pariwisata secara umum mengalami pertumbuhan yang menurun tetap mampu memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap perekonomian Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Untuk menjalankan suatu usaha setiap perusahaan yang berada pada suatu negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi/rendah tetap memerlukan analisa yang tepat untuk menentukan sumber pendanaan yang nantinya dapat membantu untuk menjalankan operasinya. Perusahaan memerlukan sejumlah dana, baik dana jangka pendek ataupun jangka panjang. Dewasa ini kebutuhan dana untuk membiayai pengeluaran perusahaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Secara garis besar kebutuhan dana tersebut diperoleh dari dua sumber : intern dan ekstern, penyediaan sumber dana jangka pendek didapat dari pasar uang dan sumber dana jangka panjang dari sumber intern didapat melalui laba ditahan dan depresiasi, sedangkan penyediaan sumber dana jangka panjang yang berasal dari sumber eksternal berupa hutang jangka panjang atau modal saham (Keown, Scott, Martin dan Petty (1997)
Pencapaian laba bersih yang optimal merupakan salah satu tolak ukur yang penting bagi penilaian kinerja pengelola perusahaan, khususnya bagi manajer keuangan. Hal ini terkait dengan tujuan perusahaan (Martono & Harjito, 2001) yaitu : (i) Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, (ii) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dan (iii) Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang meningkat akan meningkatkan harga saham (Husnan, 1994).
Untuk mencapai laba bersih yang optimal, maka sungguh merupakan suatu hal yang cukup mendasar bagi pengelola perusahaan untuk mampu menganalisa sejauh mana pengaruh perubahan sumber-sumber pendanaan terhadap perubahan laba bersihnya, karena perubahan sumber-sumber pendanaan akan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan aktivitasnya (Gill & Chatton : 2003)
Industri sektor hotel dan travel service merupakan perusahaan yang memanfaatkan keberadaan pasar modal untuk mendapatkan sumber dana untuk mendukung aktivitasnya dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaannya
Hadirin yang saya hormati,
Dalam orasi ilmiah ini kami bermaksud ingin menyampaikan hasil penelitian kami mengenai pengaruh variabel independen sumber-sumber pendanaan perusahaan, yakni hutang jngka pendek, hutang jangka panjang, modal saham, laba ditahan dan depresiasi terhadap variabel dependen laba bersih perusahaan.
Baumol, Heim, malkiel dan Quandt (dalam Ichsanuddin Nur, 1997 : 14), dengan berbagai perlakuan ukuran pada sumber-sumber pendanaan dan risiko pada perusahaan industri tape recorder di Inggris, ternyata sumber-sumber pendanaan seperti : hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, modal dan laba ditahan memiliki pengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
Whittington (dalam Muniroh Said, 1996 :16), dalam penelitiannya mengenai profitbilitas laba ditahan pada perusahaan manufaktur dan distribusi di Inggris , menemukan bahwa terdapat pengaruh pertumbuhan eksternal, pertumbuhan asset dan laba ditahan terhadap Return on Assets perusahaan dimana laba di tahan kurang menguntungkan di bandingkan sumber pendanaan eksternal.
Weston dan Copeland (1992) mengemukakan bahwa ukuran yang didasarkan atas asset perusahaan sebagai denominator (pembagi) mencerminkan rasio yang didasarkan atas praktek pengukuran akuntansi tradisional. Dimana ukuran berdasarkan atas historical cost. Sudut pandang di atas terkadang kurang tepat bila manajemen melakukan analisis untuk mengetahui dampak perubahan (penambahan atau pengurangan) sumber dana terhadap kinerja perusahaan (dalam hal ini dilihat dari perubahan profitnya). Salah satu cara untuk mengukur efektifitas dari keputusan manajemen untuk merubah sumber dana (baik dari segi kombinasi atau jumlahnya) terhadap laba perusahaan adalah melalui analisis incremental atau marginal. Analisis ini dapat secara tepat mencerminkan nilai incremental, artinya besarnya biaya atau manfaat yang timbul oleh karena adanya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Dalam kondisi tertentu, peralatan atau mesin yang relatif lama kadang kala dapat diperbaiki dan berfungsi sebagai mesin baru. Namun dalam neraca, perbaikan ini hanya mencerminkan sejumlah biaya yang relatif rendah dalam depresiasi netto. Hal ini menyebabkan tingginya profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Pengunaan rasio yang didasarkan pada asset perusahaan dalam kondisi ini menjadi kurang akurat, dan sulit untuk dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Weston dan Copeland (1995),Penggunaan konsep marginal lebih tepat untuk menganalisa keputusan manajemen untuk merubah sumber dana (baik dari segi kombinasi atau jumlahnya) terhadap laba perusahaan. Analisis ini dapat secara tepat mencerminkan nilai incremental , artinya besarnya biaya atau manfaat yang timbul oleh karena adanya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dari pada penggunaan analisa rasio. Sehingga dari fenomena tersebut nemunculkan permasalahan penelitian. Mengacu pada masalah yang ada, diperlukan metodologi penelitian yang tepat mulai dari identifikasi variabel, definisi operasional, penentuan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis yang sesuai.
Hadirin yang kami hormati,
Pertumbuhan penjualan atau profit perusahaan pada periode yang akan datang dengan perubahan sumber-sumber pendanaan bersifat dua arah (Husnan,2004), dimana hal ini tergantung dari sudut pandang mana analisis akan dilakukan. Artinya pertumbuhan penjualan atau profit dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perubahan penggunaan sumber dana perusahaan tergantung dari sudut pandang analisis dan tujuan analisis.
Weston dan Copeland (1992) dan Husnan (2004) mengemukakan pada akhirnya penentuan tingkat hutang (leverage) dan modal akan mempenaruhi profit perusahaan periode mendatang.Karena pada hakekatnya perubahan baik jumlah maupun komposisi sumber-sumber pendanaan mencerminkan keputusan investasi atau divestasi dari pemilik modal dan atau kebijakan penentuan hutang oleh manajemen berkaitan dengan expected return.
Hadirin yang kami mulyakan,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terhadap perusahaan sektor hotel dan travel service pada Bursa Efek Indonesia, yang secara kontinyu terdaftar selama sepuluh periode (1993-2002) seperti Tabel 2 berikut :
Tabel 2 Perusahaan Jasa Perhotelan dan Travel Service Yang Konsisten Memiliki Laporan Keuangan Dari Tahun 1993 – 2002
Nomor Nama Perusahaan
PT. Bayu Buana Travel Service Tbk.Ketua Aptisi
Ketua Yayasan Triatma Surya Jaya
Direktur AKPAR Triatma Jaya selaku Ketua Senat beserta seluruh Anggota Senat AKPAR Triatma Jaya
Para Undangan Perguruan Tinggi Swasta se-Bali
Direktur, Pimpinan dan Dosen Yayasan Triatma Surya Jaya
Para Undangan dari Industri Pariwisata
Kepala Cabang Bank Niaga Denpasar
Kepala Cabang Bank Bukopin Denpasar
Kepala Cabang Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Denpasar
Seluruh Civitas Akademika AKPAR Triatma Jaya
Seluruh Wisudawan/Wisudawati beserta keluarga
Seluruh hadirin yang berbahagia
Om Swastiastu,
Salam Sejahtera untuk Kita Semua,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Mengawali orasi ilmiah ini, marilah kita panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-Nya lah, kita dapat berkumpul bersama untuk menghadiri rapat senat terbuka dalm rangka Wisuda VIII AKPAR Triatma Jaya.
Dalam perjalanan karir akademis, merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi saya untuk dapat menyampaikan orasi ilmiah di hadapan para undangan yang berbahagia. Oleh karenanya, saya mengucapakan terimakasih kepada yang terhormat Senat AKPAR Triatma Jaya atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan orasi ilmiah pada hari ini.
Orasi ilmiah pada hari ini berjudul ” Pengaruh Perubahan Sumber-sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Bersih Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service di Bursa Efek Indonesia”. Judul ini kami ambil dengan alasan ketertarikan untuk mengamati kinerja perusahaan yang bergerak di bidang hotel dan travel service dalam mencapai laba bersih yang optimal dengan memperhatikan perubahan sumber-sumber pendanaannya.
Hadirin yang saya hormati,
Perkembangan dunia usaha, khususnya pariwisata di Indonesia dewasa ini sudah banyak mengalami perbaikan-perbaikan menuju kebangkitan perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi dan ketidak stabilan politik. Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik tercermin pada makin maraknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dan ikut serta dalam pasar modal, hal ini disebabkan karena daya beli masyarakat sudah mulai pulih yang mengakibatkan permintaan akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Tingkat bunga yang menurun juga mendukung ke arah perbaikan ekonomi dan hal ini menggairahkan kembali pasar modal di Indonesia sebagai salah satu instrumen ekonomi yang menyediakan sumber-sumber pendanaan bagi perusahaan – perusahaan.
Perekonomian Indonesia sampai saat ini masih dalam proses untuk mencapai keadaan yang di cita-citakan. Setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 dan gejolak politik, pemerintah terus berusaha memperbaiki keadaan ekonomi melalui berbagai macam kebijakan kebijakan. Kondisi ekonomi saat ini sudah mulai membaik dimana iklim investasi di Indoneia sudah mulai bergairah.
Meskipun suku bunga deposito pada tahun 2004, 2005 dan 2006 menunjukkan trend meningkat, yakni 7,43%, 9,18% dan 11,83% akan tetapi pada akhir periode tahun 2006 yakni pada bulan desember menunjukkan penurunan yakni 9,50%. Hal ini menunjukkan pemerintah berupaya untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada pasar modal di Indonesia yang semakin bergairah tercerminpada perkembangan jumlah emiten yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia terus mengalami peningkatan. Jumlah emitent, emisi saham dan nilai emisi saham terus meningkat dari tahun 2004 s/d tahun 2006 yang menunjukkan iklim investasi semakin bergairah. Kondisi ini mencerminkan kegiatan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan .
Pariwisata merupakan satu sektor yang berperan dalam meningkatan perekonomian di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sektor pariwisata mampu menjadi motor perekonomian yang mampu menyerap tenaga kerja dan menghidupkan usaha kecil dan menengah. Namun demikian, sektor pariwisata memiliki kelemahan, yakni sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Tragedi bom di Bali I dan II menyebabkan perkembangan sektor pariwisata menjadi terhambat perkembangannya. Tabel menunjukkan perkembangan sektor pariwisata di Indonesia.
Tabel 1 Beberapa Indikator Perkembangan Pariwisata
2004 2005 2006
Jumlah Devisa (US$ Milyar) 4,80 4,52 4,45
Kontribusi Pariwisata thd Total Ekspor (%) 10,42 9,32 11,64
Kunjungan Wisman ke Indonesia (ribuan orang) 5.321 5.002 5.000
Sumber : Pusat Data dan Informasi Depbudpar (2006)
Dari data pada Tabel 1.1 diatas, dalam kurun waktu 2004 s/d 2006, dapat dilihat bahwa jumlah devisa yang diterima dari sektor pariwisata mengalami penurunan dari US$ 4,8 milyar, 4,5 milyar dan 4,45 milyar. Demikian juga kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan. Namun demikian kontribusi pariwisata terhadap total ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2005-2006 yakni dari 9,32% menjadi 11,64%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sektor pariwisata secara umum mengalami pertumbuhan yang menurun tetap mampu memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap perekonomian Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Untuk menjalankan suatu usaha setiap perusahaan yang berada pada suatu negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi/rendah tetap memerlukan analisa yang tepat untuk menentukan sumber pendanaan yang nantinya dapat membantu untuk menjalankan operasinya. Perusahaan memerlukan sejumlah dana, baik dana jangka pendek ataupun jangka panjang. Dewasa ini kebutuhan dana untuk membiayai pengeluaran perusahaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Secara garis besar kebutuhan dana tersebut diperoleh dari dua sumber : intern dan ekstern, penyediaan sumber dana jangka pendek didapat dari pasar uang dan sumber dana jangka panjang dari sumber intern didapat melalui laba ditahan dan depresiasi, sedangkan penyediaan sumber dana jangka panjang yang berasal dari sumber eksternal berupa hutang jangka panjang atau modal saham (Keown, Scott, Martin dan Petty (1997)
Pencapaian laba bersih yang optimal merupakan salah satu tolak ukur yang penting bagi penilaian kinerja pengelola perusahaan, khususnya bagi manajer keuangan. Hal ini terkait dengan tujuan perusahaan (Martono & Harjito, 2001) yaitu : (i) Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, (ii) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dan (iii) Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang meningkat akan meningkatkan harga saham (Husnan, 1994).
Untuk mencapai laba bersih yang optimal, maka sungguh merupakan suatu hal yang cukup mendasar bagi pengelola perusahaan untuk mampu menganalisa sejauh mana pengaruh perubahan sumber-sumber pendanaan terhadap perubahan laba bersihnya, karena perubahan sumber-sumber pendanaan akan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan aktivitasnya (Gill & Chatton : 2003)
Industri sektor hotel dan travel service merupakan perusahaan yang memanfaatkan keberadaan pasar modal untuk mendapatkan sumber dana untuk mendukung aktivitasnya dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaannya
Hadirin yang saya hormati,
Dalam orasi ilmiah ini kami bermaksud ingin menyampaikan hasil penelitian kami mengenai pengaruh variabel independen sumber-sumber pendanaan perusahaan, yakni hutang jngka pendek, hutang jangka panjang, modal saham, laba ditahan dan depresiasi terhadap variabel dependen laba bersih perusahaan.
Baumol, Heim, malkiel dan Quandt (dalam Ichsanuddin Nur, 1997 : 14), dengan berbagai perlakuan ukuran pada sumber-sumber pendanaan dan risiko pada perusahaan industri tape recorder di Inggris, ternyata sumber-sumber pendanaan seperti : hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, modal dan laba ditahan memiliki pengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
Whittington (dalam Muniroh Said, 1996 :16), dalam penelitiannya mengenai profitbilitas laba ditahan pada perusahaan manufaktur dan distribusi di Inggris , menemukan bahwa terdapat pengaruh pertumbuhan eksternal, pertumbuhan asset dan laba ditahan terhadap Return on Assets perusahaan dimana laba di tahan kurang menguntungkan di bandingkan sumber pendanaan eksternal.
Weston dan Copeland (1992) mengemukakan bahwa ukuran yang didasarkan atas asset perusahaan sebagai denominator (pembagi) mencerminkan rasio yang didasarkan atas praktek pengukuran akuntansi tradisional. Dimana ukuran berdasarkan atas historical cost. Sudut pandang di atas terkadang kurang tepat bila manajemen melakukan analisis untuk mengetahui dampak perubahan (penambahan atau pengurangan) sumber dana terhadap kinerja perusahaan (dalam hal ini dilihat dari perubahan profitnya). Salah satu cara untuk mengukur efektifitas dari keputusan manajemen untuk merubah sumber dana (baik dari segi kombinasi atau jumlahnya) terhadap laba perusahaan adalah melalui analisis incremental atau marginal. Analisis ini dapat secara tepat mencerminkan nilai incremental, artinya besarnya biaya atau manfaat yang timbul oleh karena adanya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Dalam kondisi tertentu, peralatan atau mesin yang relatif lama kadang kala dapat diperbaiki dan berfungsi sebagai mesin baru. Namun dalam neraca, perbaikan ini hanya mencerminkan sejumlah biaya yang relatif rendah dalam depresiasi netto. Hal ini menyebabkan tingginya profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Pengunaan rasio yang didasarkan pada asset perusahaan dalam kondisi ini menjadi kurang akurat, dan sulit untuk dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Weston dan Copeland (1995),Penggunaan konsep marginal lebih tepat untuk menganalisa keputusan manajemen untuk merubah sumber dana (baik dari segi kombinasi atau jumlahnya) terhadap laba perusahaan. Analisis ini dapat secara tepat mencerminkan nilai incremental , artinya besarnya biaya atau manfaat yang timbul oleh karena adanya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dari pada penggunaan analisa rasio. Sehingga dari fenomena tersebut nemunculkan permasalahan penelitian. Mengacu pada masalah yang ada, diperlukan metodologi penelitian yang tepat mulai dari identifikasi variabel, definisi operasional, penentuan sampel, pengumpulan data dan teknik analisis yang sesuai.
Hadirin yang kami hormati,
Pertumbuhan penjualan atau profit perusahaan pada periode yang akan datang dengan perubahan sumber-sumber pendanaan bersifat dua arah (Husnan,2004), dimana hal ini tergantung dari sudut pandang mana analisis akan dilakukan. Artinya pertumbuhan penjualan atau profit dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perubahan penggunaan sumber dana perusahaan tergantung dari sudut pandang analisis dan tujuan analisis.
Weston dan Copeland (1992) dan Husnan (2004) mengemukakan pada akhirnya penentuan tingkat hutang (leverage) dan modal akan mempenaruhi profit perusahaan periode mendatang.Karena pada hakekatnya perubahan baik jumlah maupun komposisi sumber-sumber pendanaan mencerminkan keputusan investasi atau divestasi dari pemilik modal dan atau kebijakan penentuan hutang oleh manajemen berkaitan dengan expected return.
Hadirin yang kami mulyakan,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terhadap perusahaan sektor hotel dan travel service pada Bursa Efek Indonesia, yang secara kontinyu terdaftar selama sepuluh periode (1993-2002) seperti Tabel 2 berikut :
Tabel 2 Perusahaan Jasa Perhotelan dan Travel Service Yang Konsisten Memiliki Laporan Keuangan Dari Tahun 1993 – 2002
Nomor Nama Perusahaan
PT. Sahid Jaya Hotel Tbk.
PT. Hotel Prapatan Tbk.
PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk.
Sumber : Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang ada di BEJ sejak tahun 1993 hingga tahun 2002
Untuk menghasilkan data BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), (Gujarati,1999) dilakukan uji assumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, Dengan Teknik analisis statisitik inferensial multiple regression, diperoleh hasil seperti Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pada Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service di BEI Periode 1993 – 2002
Variabel Bebas
Koefisien
Regresi t Sig Parsial
r
Perubahan :
Hutang Jangka Pendek (X1) 0,0938 0,4976 0,6216 0,0794
Hutang Jangka Panjang (X2) -0,0911 -2,0373 0,0484 -0,3101
Modal Saham (X3) 0,2567 0,6367 0,5280 0,1014
Laba Ditahan (X4) 0,5623 4,5265 0,0001 0,5869
Depresiasi (X4) 0,0328 0,8997 0,3738 0,1426
Konstanta 0,2898
R2 0,4175
F ratio 5,5914
Signifikansi 0,0006
Durbin Watson 1,5056
a. Dependent Variable: LABA BERSIH
Dengan interpretasi sebagai berikut :
1. Perubahan hutang jangka pendek berpengaruh secara positif tapi tidak signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan hutang jangka pendek tidak begitu menguntungkan bagi perusahaan.
2. Perubahan hutang jangka panjang pada umumnya berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba bersih, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan hutang jangka panjang akan dapat mengurangi laba bersih perusahaan.
3. Perubahan modal saham pada perusahaan perhotelan pada umumnya berpengaruh secara positif, tapi tidak signifikan.
4. Perubahan laba ditahan pada perusahaan perhotelan umumnya berpengaruh secara positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan laba ditahan akan menguntungkan perusahaan
5. Perubahan depresiasi berpengaruh positf tetapi tidak signifikan
6. Perubahan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, modal saham, laba ditahan dan depresiasi berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba bersih perusahaan jasa perhotelan, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber-sumber pendanaan tersebut dapat mempengaruhi penerimaan laba bersih yang akan diterima.
Hadirin yang kami mulyakan,
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh perubahan sumber-sumber pendanaan terhadap perubahan laba bersih perusahaan sektor hotel dan travel service di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, pengelola perusahaan sektor hotel dan travel service sebaiknya memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada hutang jangka panjang, jangka pendek, modal saham dan depresiasi untuk mampu memberikan hasil optimal terhadap pencapaian laba bersih perusahaan.
Hadirin yang berbahagia,
Orasi ilmiah ini saya akhiri dengan sebuah pengharapan, semoga orasi ilmiah ini mampu memberikan sebuah ide yang mampu memperkaya khasanah berfikir bagi seluruh civitas akademika maupun praktisi yang berkecimpung pada industri pariwisata.
Sekian, Terimakasih
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
Salam Sejahtera untuk Kita Semua,
Wassalamualaikum Wr.Wb
Daftar Pustaka
Baumol, William J., and Peggy Heim, and Burton G. Malkiel, and Richard E.Quandt, (1970) Earning Retension, New Capital and The Growth of The Firm, The Review of Economics and Statistics. Vol.LII November, No.4, p. 345-355
Brigham, Eugene F.,and Louisse C. Gapenski (1985) financial Management : Theory and Practice. Fourth Edition, The Dryden Press International Edition, USA
Djodjosoedarso, Soesino (2003) Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta
Gitman, Lawrence J.(1994) Principle og Managerial Finance. Seventh Edition, Harper Collins College Publishers, New York.
Gujarati, D (2004) Ekonometrika Dasar, Diterjemahkan Oleh : Sumarno Zein,Erlangga, Jakarta.
Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim (1996) Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, UPP)AMP YKPN, yogyakarta.
Herman Darmawi (1999) Manajemen Risiko. Edisi Kesatu, Cetakan Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.
Husnan, Suad, (2004) Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua, AMP YKPN, Yogyakarta.
___________, (2004) Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan. (Investasi Jangka Panjang). Buku 2, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
___________,(2004) Manajemen Keuangan ; Teori dan Penerapan. Buku 1, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
___________, (1994) Manajemen Keuangan ; Teori dan Penerapan. Buku 2, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Munn’s, Glen G (1973) Encyclopedia of Banking and Finance. Seventh Edition, bankers Publishing, Boston.
Newman,P., Milgate,M, and John Eatwell (1997) The New Palgrave Dictionary of Money and Finance. Third Edition, MacMillan Press, New York –USA.
Wisnawa, I Made Bayu (2004) Pengaruh Perubahan Sumber-sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Bersih Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service.Jurnal Manajemen Pariwisata, Vol 4, Nomor 2 Desember 2005, hal 18-38
Riyanto, Bambang (1995) Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Sartono, R., Agus (1995) Manajemen Keuangan. Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Schall, Lawrence D., and Charles W.Halley (1988) Introduction to Financial Management. Fifth Edition, McGraw-Hill, Singapore.
Van Horne, James C (1994) Finance Management and Policy, Ninth Edition, Dryden Press.
Van Horne, James C (1996) Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Diterjemahkan oleh : Marianus Sinaga, Edisi Keenam, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wisnawa, I Made Bayu (2004) Pengaruh Perubahan Sumber-sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Bersih Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service.Jurnal Manajemen Pariwisata, Vol 4, Nomor 2 Desember 2005, hal 18-38
Weston, J.Fred, and Thomas E. Copeland (1992) Managerial Finance. Eight Edition, Dryden Press.
Weston, J.Fred, and Thomas E. Copeland (1992) The Profitability of Retained Earnings. The review of Economics and Statistics, p 152-160.
Yuliati, Sri H, Handoyo Prasetyo dan Fandy Tjiptono (1996) Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama, Andi Offset, Yogyakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : I Made Bayu Wisnawa, A.Par, MM
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 06 Desember 1975
Alamat : Br. Mendek, Desa Wanagiri Kauh, Kec. Bajera, Tabanan
Telp. 081353300610
Pendidikan :
1981 – 1987 : Pendidikan dasar di SDK Swastiastu I Denpasar, Bali
1987 – 1990 : Pendidikan lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri I
Denpasar
1990 – 1993 : Pendidikan lanjutan tingkat atas di SMA Negeri I
Denpasar
1993 – 1998 : Pendidikan diploma empat di Jurusan Pariwisata konsentasi
Manajemen Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua
2002 – 2004 : Pendidikan Pasca Sarjana di Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen konsetrasi Manajemen Keuangan
Universitas Udayana
2008 – saat ini : Pendidikan Pasca Sarjana di Program Pasca Sarjana
Kajian Pariwisata Universitas Udayana
PT. Hotel Prapatan Tbk.
PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk.
Sumber : Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang ada di BEJ sejak tahun 1993 hingga tahun 2002
Untuk menghasilkan data BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), (Gujarati,1999) dilakukan uji assumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, Dengan Teknik analisis statisitik inferensial multiple regression, diperoleh hasil seperti Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pada Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service di BEI Periode 1993 – 2002
Variabel Bebas
Koefisien
Regresi t Sig Parsial
r
Perubahan :
Hutang Jangka Pendek (X1) 0,0938 0,4976 0,6216 0,0794
Hutang Jangka Panjang (X2) -0,0911 -2,0373 0,0484 -0,3101
Modal Saham (X3) 0,2567 0,6367 0,5280 0,1014
Laba Ditahan (X4) 0,5623 4,5265 0,0001 0,5869
Depresiasi (X4) 0,0328 0,8997 0,3738 0,1426
Konstanta 0,2898
R2 0,4175
F ratio 5,5914
Signifikansi 0,0006
Durbin Watson 1,5056
a. Dependent Variable: LABA BERSIH
Dengan interpretasi sebagai berikut :
1. Perubahan hutang jangka pendek berpengaruh secara positif tapi tidak signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan hutang jangka pendek tidak begitu menguntungkan bagi perusahaan.
2. Perubahan hutang jangka panjang pada umumnya berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba bersih, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan hutang jangka panjang akan dapat mengurangi laba bersih perusahaan.
3. Perubahan modal saham pada perusahaan perhotelan pada umumnya berpengaruh secara positif, tapi tidak signifikan.
4. Perubahan laba ditahan pada perusahaan perhotelan umumnya berpengaruh secara positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan laba ditahan akan menguntungkan perusahaan
5. Perubahan depresiasi berpengaruh positf tetapi tidak signifikan
6. Perubahan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, modal saham, laba ditahan dan depresiasi berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba bersih perusahaan jasa perhotelan, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber-sumber pendanaan tersebut dapat mempengaruhi penerimaan laba bersih yang akan diterima.
Hadirin yang kami mulyakan,
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh perubahan sumber-sumber pendanaan terhadap perubahan laba bersih perusahaan sektor hotel dan travel service di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, pengelola perusahaan sektor hotel dan travel service sebaiknya memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada hutang jangka panjang, jangka pendek, modal saham dan depresiasi untuk mampu memberikan hasil optimal terhadap pencapaian laba bersih perusahaan.
Hadirin yang berbahagia,
Orasi ilmiah ini saya akhiri dengan sebuah pengharapan, semoga orasi ilmiah ini mampu memberikan sebuah ide yang mampu memperkaya khasanah berfikir bagi seluruh civitas akademika maupun praktisi yang berkecimpung pada industri pariwisata.
Sekian, Terimakasih
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
Salam Sejahtera untuk Kita Semua,
Wassalamualaikum Wr.Wb
Daftar Pustaka
Baumol, William J., and Peggy Heim, and Burton G. Malkiel, and Richard E.Quandt, (1970) Earning Retension, New Capital and The Growth of The Firm, The Review of Economics and Statistics. Vol.LII November, No.4, p. 345-355
Brigham, Eugene F.,and Louisse C. Gapenski (1985) financial Management : Theory and Practice. Fourth Edition, The Dryden Press International Edition, USA
Djodjosoedarso, Soesino (2003) Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta
Gitman, Lawrence J.(1994) Principle og Managerial Finance. Seventh Edition, Harper Collins College Publishers, New York.
Gujarati, D (2004) Ekonometrika Dasar, Diterjemahkan Oleh : Sumarno Zein,Erlangga, Jakarta.
Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim (1996) Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, UPP)AMP YKPN, yogyakarta.
Herman Darmawi (1999) Manajemen Risiko. Edisi Kesatu, Cetakan Kelima, Bumi Aksara, Jakarta.
Husnan, Suad, (2004) Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua, AMP YKPN, Yogyakarta.
___________, (2004) Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan. (Investasi Jangka Panjang). Buku 2, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
___________,(2004) Manajemen Keuangan ; Teori dan Penerapan. Buku 1, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
___________, (1994) Manajemen Keuangan ; Teori dan Penerapan. Buku 2, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Munn’s, Glen G (1973) Encyclopedia of Banking and Finance. Seventh Edition, bankers Publishing, Boston.
Newman,P., Milgate,M, and John Eatwell (1997) The New Palgrave Dictionary of Money and Finance. Third Edition, MacMillan Press, New York –USA.
Wisnawa, I Made Bayu (2004) Pengaruh Perubahan Sumber-sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Bersih Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service.Jurnal Manajemen Pariwisata, Vol 4, Nomor 2 Desember 2005, hal 18-38
Riyanto, Bambang (1995) Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Sartono, R., Agus (1995) Manajemen Keuangan. Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Schall, Lawrence D., and Charles W.Halley (1988) Introduction to Financial Management. Fifth Edition, McGraw-Hill, Singapore.
Van Horne, James C (1994) Finance Management and Policy, Ninth Edition, Dryden Press.
Van Horne, James C (1996) Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Diterjemahkan oleh : Marianus Sinaga, Edisi Keenam, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wisnawa, I Made Bayu (2004) Pengaruh Perubahan Sumber-sumber Pendanaan Terhadap Perubahan Laba Bersih Perusahaan Sektor Hotel dan Travel Service.Jurnal Manajemen Pariwisata, Vol 4, Nomor 2 Desember 2005, hal 18-38
Weston, J.Fred, and Thomas E. Copeland (1992) Managerial Finance. Eight Edition, Dryden Press.
Weston, J.Fred, and Thomas E. Copeland (1992) The Profitability of Retained Earnings. The review of Economics and Statistics, p 152-160.
Yuliati, Sri H, Handoyo Prasetyo dan Fandy Tjiptono (1996) Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama, Andi Offset, Yogyakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : I Made Bayu Wisnawa, A.Par, MM
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 06 Desember 1975
Alamat : Br. Mendek, Desa Wanagiri Kauh, Kec. Bajera, Tabanan
Telp. 081353300610
Pendidikan :
1981 – 1987 : Pendidikan dasar di SDK Swastiastu I Denpasar, Bali
1987 – 1990 : Pendidikan lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri I
Denpasar
1990 – 1993 : Pendidikan lanjutan tingkat atas di SMA Negeri I
Denpasar
1993 – 1998 : Pendidikan diploma empat di Jurusan Pariwisata konsentasi
Manajemen Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua
2002 – 2004 : Pendidikan Pasca Sarjana di Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen konsetrasi Manajemen Keuangan
Universitas Udayana
2008 – saat ini : Pendidikan Pasca Sarjana di Program Pasca Sarjana
Kajian Pariwisata Universitas Udayana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar