Selasa, November 25, 2014

Menggalakkan Kembali Sapta Pesona

Tidak diragukan lagi kontribusi pariwisata dalam menunjang pembangunan di Bali, memang mampu berperan sebagai "pilar pembangunan" yang dapat mensejahterakan masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan, dan efek multiflier dalam menggairahkan perekonomian di Bali bahkan Indonesia. Oleh karenanya pengembangan kepariwisataan di Bali harus terus dijaga dalam konsep sustainabelity (berkelanjutan).

Ironisnya, ditengah hiruk pikuk pengembangan kepariwisataan Bali, masih ada beberapa oknum atau sekelompok masyarakat yang masih belum sadar mengenai pariwisata. Masih ada aksi-aksi arogan yang sangat mengganggu kenyamanan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata di Bali. Misalnya masih ada aksi pungutan liar, ketika memasuki kawasan wisata Kintamani. Sementara itu masih banyak juga pedagang asong yang terus menerus mengejar wisatawan, memaksa untuk membeli barang dagangan mereka. Hal ini sungguh sangat menjengkelkan. Demikian pula aksi jual tanah yang terus menerus dilakukan masyarakat lokal kepada investor. Tentunya ini menyebabkan peralihan kekuasaan kepada investor, yang membuat semakin lunturnya dasar budaya dan adat Bali.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengembangan kepariwisataan di Bali, adalah  dengan kembali menerapkan konsep SADAR WISATA yang isinya adalah hal-hal yang sangat mendasar dalam pengembangan kepariwisataan, dan sangat penting.
Memang SADAR WISATA merupakan produk lama dari jaman ORDE BARU, dimana pada saat itu Menparpostel Bapak Soesilo Soedarman  dan Dirjen Bapak Joop Ave yang pertama kali menggagas dan mengembangkan konsep SADAR WISATA
SADAR WISATA, terdiri dari :

  1. AMAN
  2. TERTIB
  3. BERSIH
  4. SEJUK
  5. RAMAH
  6. INDAH 
  7. KENANGAN






Tidak ada komentar:

Posting Komentar