Halaman Utama

Sabtu, Oktober 05, 2013

Kuesioner



Pada penelitian survei, penggunaan kuesioner terstruktur merupakan hal pokok untuk pengumpulan data dari responden. Dari kuesioner tersebut akan didapat jawaban berupa angka-angka, dan pernyataan yang dapat diberi kode berupa angka-angka, sehingga dapat dibuat tabel statistik.
Setelah kuesioner disusun dan diulas,selanjutnya harus diuji coba (try out) di lapangan, kepada sekelompok responden yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan ciri responden pada siapa alat pengukur akan diterapkan nanti.
Fisher dalam Mantra (2004 : 80), jumlah responden untuk uji coba berkisar antara 30-50 orang, karena jumlah responden yang lebih dari 30 orang akan mendekati distribusi normal. Tujuan utama dari pretest atau try-out ini adalah untuk meyakinkan kita bahwa responden memahami pertanyaan yang diajukan. Di samping itu apakah perlu menambah atau mengurangi pertanyaan dengan memperhatikan tujuan penelitian dan kerangka tulisan (outline) yang akan dibuat. Setelah diperbaiki, maka diadakan pretest ulangan. Pelaksanaan pretest juga dikandung maksud untuk mengetahui apakah alat ukur yang dibuat memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Validitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang diukur. Menurut Ancok dalam Mantra (2004:80), timbangan hanya valid untuk mengukur berat, tidak valid untuk mengukur panjang, sebaliknya meteran hanya valid untuk mengukur panjang.  Apakah alat pengukur yang telah disusun memiliki validitas, yakni mampu mengukur apa yang ingin diukur, perlu diadakan pengujian.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran tetap konsisten bila pengukuran diulang dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Apabila hasilnya tetap konsisten setelah hal yang sama diukur berkali-kali dengan alat ukur yang sama, maka reliabilitas alat ukur itu tinggi. Suatu alat pengukur yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Sebagai contoh, seorang peneliti bertanya kepada seorang responden, tentang umurnya sekarang. Responden menjawab bahwa ia berumur 49 tahun. Peneliti lalu mengajukan petanyaan yang kedua, yaitu bulan dan tahun berapa bapak lahir? Lalu dijawab oleh responden bahwa ia lahir bulan September 1941. Apabila hari ini adalah bulan Februari 1991, peneliti tersebut set lah menghitung membenarkan bahwa responden berumur 49 tahun.
Dalam contoh di atas, dua pertanyaan telah diajukan dan berhubungan dengan umur responden, masing-masing pertanyaan memberi jawaban yang saling membenarkan. Jawabannya konsisten dan stabil, maka dapat disimpulkan bahwa kedua-duanya memiliki reliabilitas. Apabila (setelah beberapa lama berselang) peneliti mendapatkan akte kelahiran responden yang memuat bahwa responden yang memuat bahwa kelahirannya pada September 1938, maka akhirnya peneliti mengambil kesimpulan, walaupun kedua pertanyaan pertama memberikan hasil yang reliabel, mereka tidak memberikan jawaban yang benar (valid) setelah akte kelahirannya diketemukan (Fisher dalam Mantra, 2004 :81).


Prinsip Penulisan Kuesioner (angket)
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiono (2013:142)
a.      Isi dan tujuan pertanyaan
Dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan skala pengukurannya dan jumlah itemnya harus mencukupi  untuk mengukur variabel yang diteliti
b.      Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden, memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of revrence” dari responden.
c.      Tipe dan bentuk pertanyaan
Pertanyaan dalam kuesioner ada dua macam, terbuka dan tertutup.
Pertanyaan terbuka, mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berupa uraian tentang suat hal.
Pertanyaan tertutup, membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.  Pertanyaan atau pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat tidak negatif dan kalimat negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius dan tidak mekanistis.
d.      Pertanyaan tidak mendua
e.      Tidak menanyakan yang sudah lupa
f.       Pertanyaan tidak menggiring
g.      Panjang pertanyaan
h.     Urutan pertanyaan
i.       Prinsip pengukuran
j.        Penampilan fisik angket

Tidak ada komentar:

Posting Komentar