Halaman Utama

Senin, Februari 06, 2012

Proses Pembuatan Table Wine


Dari sekian jenis wine akan dijelaskan proses pembuatan table wine (Red Wine, White Wine, Rose Wine) yang mana ini merupakan jenis wine yang paling umum dan paling laku terjual dipasaran.

1. Proses pembuatan Red Wine

Setelah buah anggur dipisahkan dari tangkai dan dihancurkan secara sederhana, bahan tersebut dipompakan ke sebuah Vat tempat fermentasi, dan proses fermentasi akan dilakukan secepatnya 12 jam setelah itu atau selambatnya beberapa hari setelahnya. Proses ini harus terjadi entah pada Old Fashioned fermentasi pada Oak barrels ataupun pada modern stainless-stell tanks dikarenakan harus terjadi fermentasi juice dan manta / kulit buah. Selama proses fermentasi, juice buah akan dipompakan dari dasar vat ke atas dan akan disiramkan ke permukaan untuk menjaga selalu terjadi kontak antara manta (yang selalu mengambang) dengan juice guna mendapatkan warna yang maksimal. Semakin tingggi suhu semakin banyak warna dan tannin yang dihasilkan, semakin rendah suhu semakin baik bouquet, freshness dan rasa buah yang dihasilkan. Suhu yang optimum untuk suhu proses fermentasi adalah 29,40 C (850 F). Karakter lain selama proses fermentasi yakni untuk mendapatkan wine yang full, dark, lebih mengandung tannin dan berpotensi untuk diumurkan bila terjadi contact kurang lebih 30 hari dan sebaliknya wine yang yang lebih ringan akan terbentuk selama proses fermentasi yang relatif cepat (beberapa hari).

Pada saat penghancuran terjadi kala juice terpisah dari kulit buah, wine terbagi atas dua yakni free run atau vin de goutte dan press wine atau vin de presse. Free run juice akan sendirinya mengalir keluar dari vat saat penyekat dibuka dan akan tersisa kulit buah, tangkai dan benda - benda lain yang akan mengalami proses pemerasan tersendiri yang menghasilkan wine yang memiliki kadar tannin yang tinggi. Free run wine dan Press wine akan dipisahkan dalam proses pengumuran dalam barrel atau tank berbeda yang pada proses finning akan berlangsung proses pencampuran keduanya dan tinggi rendahnya kadar tannin dalam wine tergantung style yang diinginkan oleh winemaker. Proses selanjutnya adalah pembotolan.

2. Proses Pembuatan White Wine

Pada harvest time, buah anggur hijau yang telah diperoleh akan mengalami proses penghancuran dan selanjutnya akan mengalami proses macerated (teknik fermentasi singkat buah anggur yang telah hancur di bawah tekanan CO2 untuk menghasilkan wine yang fresh dan fruity) dalam sebuah vinimatic/ stainless stell tank selam kurang lebih 12 hingga 48 jam untuk mendapatkan aroma khas yang terkandung dalam kulit anggur. Proses ini berakhir dengan pembukaan penyekat tab, dan free run wine akan dipompakan kedalam stainless stell tank atau barrel guna mengalami proses fermentasi selanjutnya dan penyimpanan, sedangkan endapan kulit buah akan mengalami proses pemerasan terlebih dahulu untuk menghasilkan juice yang tersisa yang akan mengalami proses selanjutnya seperti diatas.

Proses pembuatan white wine bisa terjadi: Buah anggur akan langsung mengalami proses pemerasan atau terjadi penghancuran terlebih dahulu dilanjutkan pemerasan. Juice yang berasal dari pemerasan terakhir bisaanya tidak digunakan karena rasanya yang sepat, pahit dan rendah kadar acidity dan gula, jadi yang dipergunakan adalah juice yang berasal dari pemerasan pertama yang bisa digolongkan free run juice seperti dalam red wine, dan pemerasan kedua yang kaya mengandung elements seperti rasa dan aroma khas yang tersimpan dalam kulit buah. Juice ini akan dipompakan kedalam vinimatic untuk proses pembersihan yang terjadi dengan pengendapan atau penambahan fining agent, yang mana setelah selesai proses ini juice akan dipompakan kedalam barrel atau stainless stell tank untuk mengalami proses fermentasi dan pengumuran.Temperature yang optimum untuk fermentasi white wine ini adalah 180C (640F). Pada temperature akan dihasilkan lebih banyak ester (komponene chemical yang terkandung dalam wine yang menampilkan aroma lain seperti buah, sayuran, hamster cages dan old trainers) dan aroma lain (bau tanah, cedar woods, eucalyptus, flower) akan dihasilkan wine yang rendah kadar asam dan membutuhkan penambahan kadar sulphur yang sedikit tetapi wine yang dihasilkan memiliki karakter light in body serta mengandung kadar glycerol yang rendah.

3. Proses Pembuatan Rose Wine

Semua jenis rose wine bisa diperoleh dari proses pencampuran antara sari buah anggur merah dan anggur hijau, atau melalui proses pemerasan sari buah anggur merah sampai menghasilkan juice pada tingkat warna merah muda yang diinginkan atau cukup (bisaanya free run juice yang banyak digunakan), sedangkan melalui proses limited maceration adalah proses yang paling banyak digunakan dalam pembuatan rose wine yakni proses yang persis menyerupai pembuatan red wine hanya saja proses contact antara kulit buah dan dan sari buah berlangsung angat cepat untuk menghasilkan warna yang tidak terlalu pekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar