Halaman Utama

Sabtu, Februari 04, 2012

Feminis Liberal

Teori feminis yang dipergunakan adalah Feminis Liberal. Teori ini mengusulkan agar perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Para pendukung teori ini antara lain John Stuart Mill, Harriet Taylor, Josephine St. Pierre Ruffin, Anna Julia Copper, Ida B. Wells, Frances E. W. Harper, Mary Church Terrel dan Fannie Barrier Williams. Inti ajaran ini adalah tidak mengusulkan perubahan struktur secara fundamental, melainkan memasukkan perempuan ke dalam struktur yang ada berdasarkan prinsip kesetaraan dengan laki-laki (Suharto, 2006). Teori ini berakar pada pandangan bahwa kebebasan (freedom) dan kesamaan (equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan public. Kerangka kerja feminis liberal dalam memperjuangkan persoalan masyarakat tertuju pada kesempatan yang sama dan hak yang sama bagi setiap individu, termasuk di dalamnya kesempatan dan hak perempuan (Fakih, 2008).

Teori Motivasi yang dipergunakan adalah Herzberg’s Two Factors Theory (Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis) oleh Frederick Herzberg dan Maslow’s Need Hierarchy Theory (A Theory of Human Motivation) oleh A. H. Maslow. Herzberg dikutip oleh Umar (1999) mengemukakan teori dua faktor atau sering disebut sebagai Herzberg’s two factors motivation theory. Menurutnya pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi dua faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu: Maintenance Factors (faktor pemeliharaan atau faktor higienis). Menurut teori ini terdapat serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas di antara karyawan sedangkan Motivation Factors (faktor motivasi), merupakan faktor motivasi yang meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan kerja yang diperoleh dalam pekerjaan akan mendorong motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.

Penelitian ini juga mempergunakan teori lainnya yakni Maslow’s Need Hierarchy Theory disebut juga A Theory of Human Motivation. Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow pada tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari “Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan nonmaterial (Hasibuan, 2003). Dessler (2007) menyatakan Maslow berargumen bahwa orang memiliki lima tingkat kebutuhan yang makin lama makin tinggi. Kelima tingkat kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy) sebagai berikut:

a. Physiological Needs (Kebutuhan Fisik/biologis)

Yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal yakni sandang, pangan dan papan.

b. Safety and Security Needs (Keamanan dan Keselamatan)

Adalah kebutuhan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk yakni kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa di tempat pekerjaan pada saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja serta kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu jam-jam kerja, misalnya motor yang disimpan jangan sampai hilang.

c. Affiliation or Acceptance Needs (Belongingness)

Adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya.

d. Esteem or Status Needs

Adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.

e. Self Actualization

Adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain (Hasibuan, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar