Halaman Utama

Senin, Februari 06, 2012

Wine dan Makanan

Menurut Robert Joseph dan Magareth Rand (2000:382-385), beberapa contoh keserasian wine dan makanan diantaranya:

1. Appetizer

a. Salad Nicoise : Muscadet, Vinho Verde, Beaujolais

b. Thai Beef Salad : New Zealand atau South African sauvignon

Blanc, Gewurztraminer, Pinot Blanc.

2. Soup

a. Asparagus Soup : Fresh Dry Whites, sauvignon Blanc

b. Clear Chiken Soup : Saove, Orviento, Pinot Blanc

c. Cream Chiken Soup : Big Dry Unoaked Whites, Chablis, Pinot Blanc

d. Corn Soup : Chilean Sauvignon, Southhern French. Whites, Soave, Chilean Merlot.

e. Crab Meat with Corn : Sancerre, Other Sauvignon Blanc

3. Main Course

a. Pasta with Pesto Sauce : New Zealand Sauvignon Blanc

b. Beef Green Peppers : Off Dry German Riesling

c. Beef Stew : Pamerol, Sain Emilion, Good Northdern Rhone, Shiraz, New Zealand Pinot Noir

d. Meat Balls : Zinfandel, Pinotage, Portugis Rade

e. Roast Beef : Cote Rotie, Good Burgundy

f. Steak : Pinot Noir, New World Merlot, Australian Shiraz, Good Ripe Burgundy

g. Chiken Cashewnut : Rich Aromatic White, Pinot Gris, Muscat

h. Roast Turkey : Merlot, Soft and Mature Burgundy

i. BBQ Chiken : Rich and Tasty Whites, Chardonay

j. Chiken Chasseur : Off Dry Riesling

k. Green Curry (Thai) : New World Whites, Alsace Pinot Blanc

l. Chinese Food : Aromatize Whites ( Gewurztraminer Pinot Chardonay (creamy/ yogurt dishes)

New Zealand Sauvignon Blanc (tandori)

m. Japanese Food : Spicy Reds (Zinfandel)

4. Dessert

a. Apple Pie : Australian Off-Dry Whites

b. Black Forest : Fortified Muscat, Kirsch

c. Chocolate Cake : Fine Champagne, Muscat, Madeira

d. Christmas Fuit Cake : Champagne, Australian Muscat

Cara Penyimpanan Wine

Menurut Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (2011:27-28), Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengoprasikan sistem pembagian dan sistem kendali mutu dalam penyimpanan wine meliputi:

1. Mengoprasikan dan menjaga sistem pembagian dalam jumlah besar.

a. Sistem pembagian dalam jumlah besar dioprasikan secara benar sesuai dengan instruksi pabrik dan persyaratan keselamatan.

b. Temperatur, karbonasi (pembersihan dengan karbon dioksidadan tekanan pompa dimonitor)

c. Connector, extractor dan head dibersihkan.

d. Nitrogen dan sistem terpadu dipasang dengan aman dan secara benar menurut spesifikasi pabrik.

e. Produk yang rusak dan masalah pengantaran produk diidentifikasi secepatnya dan akurat.

f. Produk yang rusak segera dilaporkan pada orang yang tepat.

2. Menggunakan dan merawat sistem pendingin.

a. Temperatur pendingin diukur secara akurat dan disesuaikan menurut persyaratan produk.

b. Segel dan kaitan pendingin dirawat sesuai dengan spesifikasi pabrik.

c. Ventilasi, kawat dan filter pendingin dibersihkan sesuai dengan standar pabrik.

d. Alarm ruangan pendingin diatur dan di-reset bila dibutuhkan dan sesuai dengan spesifikasi pabrik.

e. Kerusakan mekanis dasar dikenali dan segera diperbaiki atau dilaporkan sesuai dengan prosedur perusahaan.

3. Memonitor mutu produk wine yang disimpan.

a. Mutu produk wine yang disimpan diuji secara regular dan kerusakan diidentifikasi.

b. Penyesuaian dilakukan dalam ruang lingkup tanggungjawab individu atau kerusakan dilaporkan pada orang yang tepat.

c. Tindakan tindak lanjut diambil untuk memastikan kerusakan diperbaiki.

d. Sistem pencatatan pada bin card dan key card harus digunakan untuk membantu memonitor mutu produk dan control persediaan.

e. Tempat penyimpanan wine tetap dijaga rapi, bersih dan bebas dari sampah.

f. Temperatur tempat penyimpanan wine dimonitor.

Sedangkan menurut Richard Sihite (2000:55-56): “Cara menyimpan wine yang baik adalah dengan meletakkan wine dengan posisi horizontal atau rebah. Tujuan dari cara ini adalah untuk menjaga agar cock-nya tetap basah dan mengembang, sehingga tidak akan menjadi bocor. Kebocoran yang terjadi akan memungkinkan udara masuk kedalam botol dan bereaksi dengan wine, dan wine bisa rusak karena bakteri-bakteri yang terdapat pada udara akan mencemarinya”.

Ruangan penyimpanan wine disebut dengan Cellar. Cellar yang baik adalah yang tidak terkena sinar matahari dan dalam ruangan yang berhawa sejuk.

1. Persyaratan sebuah wine cellar:

a. Dibawah tanah atau minimal di tempat terpencil.

b. Keadaannya gelap atau tidak terkena sinar matahari.

c. Jauh dari mesin-mesin atau getaran.

d. Temperaturnya berkisar antara 120 C.

e. Ada ventilasi (agar tidak lembab).

2. Tata cara penyimpanan wine:

a. Wine disimpan dalam posisi horisontal dengan labelnya menghadap ke atas, ditidurkan agar gabus selalu dalam keadaan basah dan tidak akan mudah teroksidasi dengan udara luar (kalau gabusnya kering, pori-porinya akan mengembang dan udara mudah masuk menyebabkan kerusakan). Jika gabus kering akan patah atau hancur pada waktu wine dibuka.

b. Bila red wine dan white wine disimpan dalam satu cellar maka red wine harus disimpan pada susunan rak yang lebih tinggi atau dibagian atas. Karena suhu udara pada lapisan atas lebih panas dari lapisan bawah.

3. Bin Card

Untuk lebih memudahkan dalam pengawasan di wine cellar, maka sebaiknya digunakan Bin Card atau kartu stock, yang digantung di tempat penyimpanan wine tersebut, masing-masing Bin Card pada setiap jenis wine dan ukuran.

Bin Card tersebut memuat:

a. Nomor Bin Card : Sesuai dengan jenis atau ukuran wine.

b. Nama Wine : Merk wine.

c. Par Stock : Limit persediaan.

d. Masuk / Tanggal : Dari pembeli.

e. Keluar / Tanggal : Didistribusikan ke Bar atau outlet lain.

f. Jumlah (Stock) : Jumlah yang keluar atau masuk.

g. Balance (Sisa) : Keseimbangan jumlah keseluruhan antara yang keluar atau masuk harus sesuai dengan jumlah sisa stock dalam rak.

h. Paraf / Tanda Tangan: Petugas wine cellar.

Uraian suhu dan posisi penyimpanan wine menurut: Food and Beverage Department Hand Book , adalah seperti yang tertera pada table 1:

TABEL 1
POSISI DAN SUHU PENYIMPANAN WINE

NO

ITEM

POSISI

SUHU

1

2

3

4

5

6

White Wine

Red Wine

Rose Wine

Sparkling Wine

Aromatize Wine

Fortified Wine

Horisontal

Horisontal

Horisontal

Horisontal

Vertikal

Vertikal

70 C 100 C

140 C – 180 C

100 C – 120 C

70 C 100 C

180 C

100 C

Sumber: Food and Beverage Department Hand Book 2011

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa posisi penyimpanan wine tergantung pada bahan dari tutup wine itu sendiri yaitu:

1. Disimpan dalam posisi vertikal apabila tutup wine terbuat dari logam agar wine tidak terkontaminasi oleh logam tesebut jika disimpan dalam jangka waktu yang lama.

2. Disimpan dalam posisi horizontal apabila tutup wine tersebut terbuat dari gabus, hal ini dilakukan untuk menjaga agar tutup gabus tersebut tetap dalam keadaan basah sehingga:

a. Lebih mudah untuk memasukan wine opener.

b. Gabus tidak akan hancur saat dibuka.

c. Memudahkan dalam proses snifting.

d. Pori-pori gabus tidak mengembang dan udara mudah masuk yang dapat mengakibatkan kerusakan pada wine.

Cara Penyajian Wine

Cara penyajian wine menurut IGN. Wiantara (2010:62-64) adalah sebagai berikut:

1. Cara Penyajian White Wine.

White wine dihidangkan dingin (chilled) sehingga sebelum disajikan, wine tersebut mengalami “chilling process” di lemari pendingin (kurang lebih 100 C) selama proses penyimpanannya, langkah selengkapnya:

a. Siapkan semua peralatan yang diperlukan yaitu:

1) Wine cooler

2) Wine stand

3) Wine opener

4) Paper napkin

5) B & B Plate

6) Napkin

7) White Wine Glass

b. Masukan botol kedalam wine cooler, isi ice cube kemudian tambahkan air, (posisi lable botol mudah terbaca) tutup dengan napkin.

c. Angkat botol dari wine cooler dan tunjukan kepada tamu untuk dicek merek dan labelnya.

d. Kembalikan kedalam wine cooler, buka silver foil dan gabusnya dengan wine opener.

e. Tunjukan gabus tersebut kepada tamu (snifting) dan bersihkan mulut botol dengan paper napkin.

f. Tuangkan kedalam white wine glass (jangan lupa botol wine dibungkus dengan napkin dan glass wine jangan diangkat)

g. Selanjutnya hidangkan untuk semua tamu yang dimulai dari tamu wanita (ladies first)

Catatan:

- Jangan lupa menambahkan wine kedalam glass sebelum habis diminum.

- Jika isi botol sudah habis, perlihatkan kepada tamu, masukan kembali kedalam wine cooler dengan posisi terbalik dan dibawa ke belakang.

- Jangan lupa showmanship, agar lebih atraktif.

2. Cara Penyajian Red Wine

Cara penyajian red wine berbeda dengan white wine. Dalam penyajian red wine tidak perlu “chilling wine process” karena red wine disajikan dalam room temperature” yaitu sekitar 180 C.

Langkah-langkah selengkapnya adalah sebagai berikut:

a. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.

1) Napkin

2) B & B plate

3) Paper napkin

4) Wine opener

b. Tunjukan label wine yang akan disajikan kepada tamu untuk dicek kemudian buka silver foil dan gabusnya dengan wine opener.

c. Bersihkan mulut botol dengan paper napkin, tunjukan gabusnya kepada tamu untuk “snifting”

d. Tuangkan sedikit kedalam red wine glass untuk di “taste” oleh tamu, lanjutkan penyajiannya (ladies first).

Catatan:

Untuk old red wine memerlukan decanting process

3. Cara Penyajian Rose Wine.

Cara penyajiannya sama dengan white wine, yaitu:

a. Siapkan semua peralatan yang diperlukan yaitu:

1) Wine cooler

2) Wine stand

3) Wine opener

4) Paper napkin

5) B & B Plate

6) Napkin

7) White Wine Glass

b. Masukan botol kedalam wine cooler, isi ice cube kemudian tambahkan air, (posisi lable botol mudah terbaca) tutup dengan napkin.

c. Angkat botol dari wine cooler dan tunjukan kepada tamu untuk dicek merek dan labelnya.

d. Kembalikan kedalam wine cooler, buka silver foil dan gabusnya dengan wine opener.

e. Tunjukan gabus tersebut kepada tamu (snifting) dan bersihkan mulut botol dengan paper napkin.

f. Tuangkan kedalam white wine glass (jangan lupa botol wine dibungkus dengan napkin dan glass wine jangan diangkat)

g. Selanjutnya hidangkan untuk semua tamu yang dimulai dari tamu wanita (ladies first)

Catatan:

- Jangan lupa menambahkan wine kedalam glass sebelum habis diminum.

- Jika isi botol sudah habis, perlihatkan kepada tamu, masukan kembali kedalam wine cooler dengan posisi terbalik dan dibawa ke belakang.

- Jangan lupa showmanship, agar lebih atraktif.

Selanjutnya Christ Ashton (2000:51) menyatakan cara menghidangkan Sparkling Wine adalah:

1. Perlihatkan botol atau label kepada tamu.

2. Potong lapisan logam penutup gabus tutup botol (foil)

3. Dengan memegang gabus tutup botol, lepaskan / putar lepaskan kawat penyangga tutup botol.

4. Buka botol, dan pegang botol dengan kemiring 45 derajat menjauh dari wajah anda dan wajah tamu, karena pada saat dibuka, gabus tutup botol dapat melejit dengan cepat.

5. Seka mulut botol dengan serbet bersih.

6. Hirup dan test terlebih dahulu sebelum memberikan kepada tamu.

7. Mintalah tamu untuk mencicipinya.

8. Bila tamu menyatakan setuju, mulailah menuangkannya ke gelas tamu.

9. Bila masih ada yang tersisa dibotol, letakkanlah botol kembali ke tempatnya.

10. Bila wine telah habis kembalikan botol wine kedalam pendingin dengan posisi botol terbalik.