Halaman Utama

Selasa, September 13, 2011

EKOWISATA MANGROVE


TANGAN YANG JAHIL
DAN SAMPAH PLASTIK MERUSAK KEASRIAN MANGROVE



TULISAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGGUGAH HATI KITA, BETAPA PENTINGNYA KAWASAN HUTAN MANGROVE UNTUK MEWUJUDKAN SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT

Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas, memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksana dalam pengelolaannya.

Restorasi ekologi pada dasarnya merupakan tndakan suilvikultur melalui rekayasa lingkungan, mulai dari penelusuran tapak hingga diketahui tabiat upaya-upaya pemulihannya.

Pulih kembalinya kawasan mangrove seperti sediakala sebelum terdegradasi, menjamin kembali pulihnya habitat bagi kehidupan satwa liar.

(Taryono dan Yulianto)


Dalam tulisan kali ini, mari sejenak kita melihat potensi wisata kawasan hutan Mangrove yang ada di Bali Bagian Selatan, tepatnya di daerah Suwung. Gambar di bawah ini adalah ujung dari hutan Mangrove, dimana kita dapat memandang lepas arah Pantai Selatan. Kita dapat melihat Pelabuhan Benoa disini. Sungguh Indah pemandangannya.....

Gambar 1
Ujung Hutan Mangrove Suwung


Gambar 2
Wisatawan Lokal Melintasi Jembatan Papan

Gambar 3
Salah Satu Anjungan untuk Melihat Fauna Bakau


Balimemang kaya akan potensi wisata. Salah satu yang dimiliki Bali adalah Ekowisata Hutan Mangrove. Lokasi lebih kurang 10 kilometer dari kota Denpasar, ke arah selatan, berdekatan dengan Pura Candi Narmada, dan Pelabuhan Benoa.

Gambar 4
Tempat Pembibitan Mangrove


Yang perlu diperhatikan dalam Ekowisata Mangrove Suwung di Bali, adalah saat ini sudah terjadi kerusakan-kerusakan yang disebabkan karena usia. Misalnya sudah banyak jembatan-jembatan kayu yang bolong akibat pelapukan.

Gambar 5
Jembatan Kayu Bolong,Awas Jatuh!


Jika ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin, beberapa tahun lagi, wisatawan enggan mengunjungi objek wisata ini.

Tidak dapat dipungkiri, objek ini memang menarik untuk dikunjungi. Jujur saja, walau tidak sering mengunjungi tempat ini, saya merasakan ketertarikan yang teramat sangat. Hal ini dikarenakan suasana yang tenang, sepi, damai dan nyaman. Wajar saja jika tempat ini juga dijadikan anak-anak muda untuk berkencan.

Gambar 6
Grafiti Merusak Kebersihan

Tapi, sayang sekali, masih ada saja ulah-ulah manusia yang mengotori obyek wisata hutan mangrove ini, seperti misalnya grafiti-grafiti pada papan informasi. Hal ini sangat tidak mengenakkan untuk di pandang. Bayangkan saja, sebagai wisatawan, ingin juga mengetahui seluk beluk mengenai mangrove. Tapi, begitu hendak membaca keterangan di papan, sudah sangat sulit untuk mengenali hurup-hurup akibat grafiti.

Demikian sekilas mengenai Ekowisata Mangrove, semoga tulisan ini bermanfaat.
Meskipun temanya sudah lama, tetapi semangat untuk melestarikan Pulau Bali sebagai harta karun untuk anak cucu kita di masa mendatang. ITU YANG PENTING CHHOOOOYYYY!