Halaman Utama

Rabu, Februari 03, 2010

ORGANISASI KEPARIWISATAAN

A. PENDAHULUAN
Untuk melakukan ssistem usaha yang berhasil perlu mengetahui struktur organisasi dari sistem tersebut. Sistem paariwisata beroperasi dalam 3 tingkat. Secara Internasional, nasional, dan secara Regional.

B. TINGKAT INTERNASIONAL

1. WTO (World Tourissm Organization)
Satu – satunya organisasi yang memiliki suara – suara pemerintah untuk kepariwisataan adalah WTO, yang berpusat di Madrid, dibentuk pada tahun 1975 dari International Union Of Official Travel Organizations (IUOTO).
WTO adalah badan pariwisata yang resmi dari United Nattons yang tujuannya adalah untuk memepromosikan dan mengembangkan pariwisata serta memberi perhatian kepada negara – nagara berkembang. WTO mengumpulkan informasi dan menerbitkan publikasi – publikasi seperti majalah kecendrungan pariwisata dunia sekarang, pendekatan – pendekatan pemasaran dan perlindungan bagi sumber alam dan kebudayaan.

2. ICAO ( International Civil Aviation Organisation)
Dibentuk tahun 1944. ICAO terbentuk dari wakil – wakil delapan negara. Tugas utama dari ICAO adalah mempromosikan penerbangan sssipil seluruh dunia. Untuk mencapai hal ini standar dan praktek Internasioal mengenai penerbangan (angkutan udara) telah dilaksanakan.
3. UFTAA ( Universal Federtion of Travel Agent’s Assoociation)
UFTAA didirikan tahun 1966 dari penggabungan IFTAA ( International federation of Travel Agencies) dengan UOTAA (Universal Organization of Travel Agent’s Association). UFTAA merupakan satu – satunya federasi asosiasi travel agen secara umum yang mewakili travel agent seluruh dunia.

Tujuan UFTAA
Adapun tujuan UFTAA antar alain :
- Menyatukan dan menguatkan asosiasi dan organisasi travel agent.
- Bertindak sebagai wakil tunggal dari profesi travel agent pada tingkat internasional dan dunia.
- Menjamin hubungan yang maksimum, prestise, perlindungan dan perkembangan bidang ekonomi, hukum dan lingkungan sosial bagi profesi travel agent.
- Memmungkinkan profesi untuk mennngambil tempat yang didijinkan pada perekonomian perdagangan wisatawan.

Apa Yang dilakukan UFTAA
- Mewakili keinginan – keinginan travel agent dalam berhubungan dengan asosiasi – asosiasi internasional.
- Mengembangkan dan menganjurkan tehnik – tehnik yang profesional
- Mengadakan survey – survey hukum, ekonomi, dan sosial dan bekerjasama dalam training bagi para pelaksana dan karyawan travel agent.
- Bekerjasama dalam persiapan konvensi – konvensi dan perjanjian – perjanjian Internasional.
- Mengatur konnnnnnngres dunia setiap tahun yang terbuka bagi semua wakil perusahaan travel agent.

4. IATA ( International air Transport Association)
IATA adalah organisasi perusahaan penerbangan terjadwal sedunia. Anggota – naggota IATA membawahi kebanyakan muata lalu – lintas udara dunia terjadwal di bawah bendera hampir semua bangsa.

Tujuan IATA :
- Untuk mengadakan transsport udara yang aman, teratur, dan ekonomis untuk keperluan masyarakat dunia.
- Untuk membantu niaga penerbangan udara dan mengetahui maslah – masalah yang dihadapi.
- Menyediakan sarana untuk bekerjasama antara perusahaaan – perusahaan transport udara.
- Bekerjasama dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) dan organisasi internasional lainnya.

Sejarah dan Organisasi
IATA didirikan tahun 1945 untuk memecahkan masalah yang terjadi karena perluasan yang cepat dalam pelayanan udara sipil pada perang dunia II. Sebagai suatu organisasi, IATA adalah suakrela, non eksklusif, dan non politik dan demokratos. Keanggotaannya terbuka bagi setiap perusahaan yang beroperasi dan sudah diijinkan menyediakan pelayanan udara terjadwal oleh anggota pemerintah ICAO sehingga ada dua katagori keanggotaan. Anggota aktif yang mengoperasikan rute Internasional, dan anggota asosiasi yang hanya melayani penerbangan domestik.

5. IHA (International Hotel Association)
IHA mempunyai kantor pusat di Paris, Prancis, yang bertujuan untuk mempersatukan berbagai perusahaan perhotelan dan restoran dari eluruh dunia, dan berusaha untuk memcahkan masalah – masalah kepariwisataan Internasional dan ikut memabntu memecahkan masalah – masalah yang timbul antara industri agen perjalanan dan perhotelan.

6. WATA (World Assosiation Of Travel Agents)
WATA berkantor pusat di Jenewa, Swiss dan memiliki status hukum menurut Undang – Undang negara Swiss. Tugas utama WATA adalah untuk memajukan dan menjamin kepentingan para anggotanya dari segi – segi ekonomisnya dengan jalan mengatur secara nasional perjalanan wisatawan ke seluruh dunia. WATA memusatkan dan menyiapkan dokumen yang luasa bagi anggota – anggotanya, dokumen yang meliputi berbagai masalah dan publikasi kepariwisataan di seluruh dunia.

7. IASET (International Assosiation of Scientific Experts in Tourism)
Organisasi ini berkedudukan di Berne, Swiss. Keputusan untuk mendirikan organisasi Internasional yang hendak mengumpulkan orang – orang yag berkecimpung dalam ilmu kepariwisataan telah diambil pada tahun 1946 oleh suatu grup ahli dalam bidang ini, yang mengadakan pertemuan mereka di Lungano atas inisiatif sekelompok cendekiawan Swiss.
Tujuan utama IASET adalah untuk menndorong pekerjaan – pekerjaan dari anggotanya, memajukan kegiatan – kegiatan lembaga – lembaga kepariwisataan atas dasar keilmiahan dan menumbuhkan hubungan yang baik dan erat untuk kerajasama dengan pusat – pusat riset khusu lainnya. Untuk mencapai tugas ini IASET sejak tahun 1951 menyelenggarakan kongres tahunan yang ditujukan khusus untuk mendiskusikan masalah – masalah besar yang bersifat ilmiah yang timbul dalam pertumbuhan pariwisata modern ini.

8. PATA (Pacific Asia Travel Association)
PATA berkedudukan di San Francisco, Californiaa, AS. Organisasi ini didirikan tahun 1952 di kota Honolulu, Hawai yang bertujuan untuk mempromosikan daerah – daerah di kawasan Asia Pasifik. Keanggotaan PATA terdiri dari wakil – eakil pemerintah dan perusahaan – perusahaan angkutan Internasional atau regional, agen – agen perjalanan dan industri prhotelan dan organisasi dalam dunia kepariwisataan. Indonesia menjadi anggota PATA pada tahun 1957, sejak itu Indonesia sudah dua kali menjadi tuan rumah kofrensi tahunan PATA.
Selain tujuannya untuk mengembangkan, memajukan, dan memberikan fasilitas – fasilitas kepariwisataan kepariwisataan di seluruh wilayah Asia Pasifik, PATA juga aktif dalam mengembangkan penelitian dan peninjauan kepariwisataan untuk wilayah ini.
9. South East Asia Promotion Centre for Trade Investment and Tourism (SEA center)
Organisasi ini berkantor di Tokyo, Jepang. Tujuan organisasi ini adalah untuk membantu pembangunan ekonomi Asia Tenggara dengan jalan memajukan usaha – usaha ekspor dari daerah tersebut, mendorong penanaman modal di daerah itu, dan meningkatkan arus wisatawan ke dan melalui Asia Tenggara.
Manfaat daripada keanggotaan dalam organisasi ii terletak di bidang – bidang promosi dan pemasaran, riset, pendidikan dan latihan penulisan karya – karya ilmiah, penyelenggaraan berbagai seminart dan simposium dan tukar menukar data dan informasi.

Pada dasarnya oraganisasi kepariwisataan adalah suatu alat pengawasan dan juga pemberi arah dalam pengembangan kepariwisataan baik di tingkat nasional maupun Internasional.

C. DI TINGKAT NASIONAL
Di Indonesia umumnya dijumpai dua bentuk organisasi kepariwisataan yaitu government tourist office, dan private tourist office.
Government tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerinmtah sebagai suatu bidang yang diberi tanggungjawab mengenai pengembangan dan pembinaan kepariwisataan pada umumnya baik di tingkat asional, regional, maupun lokal. Seperti di Indonesia misalnya, secara nasional kepariwisataan berada di bawah Kantor Wilayah Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II.

Private Tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang merupakan asosiasi dari macam – macam kelompok perusahaan industri pariwaisata yang fungi dan kedudukannya merupakan rekanan bagi government tourist office. Di Indonesia organisasi seacam ini misalnya Perhimpunan Hotel dan RestoraN Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Travel Agent (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan lain sebagainya. Organisasi – organisasi yang termasuk dalam Govermet Tourist Office adalah Direktorat Jendral Pariwisata, Deparnas, Baparnas, Deparpostel, dan Diparda.

1. Direktorat Jendral Pariwisata
Berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No. Km.4.5/Phb-75, tanggal 2 September 1975, tugas pokok Direktorat jendral Pariwisata diatur sebgai berikut:
a. Dirjen Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas poko departemen perhubungan di bidang kepariwisataan berdasarkan kebiijkasanaan yang ditetapkan.
b. Sekretaris Dirjen Pariwisata memiliki tugas memberi pelayanan teknis dan administratif bagi seluruh satuan oraganisasi dalam lingkungan Dirjen Pariwisata dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Dirje Pariwisata.
c. Direktorat Bina Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dirjen Pariwista di bidang pemasaran wisata, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
d. Direktorat bina pelayanan wisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas pokok Dirjen Pariwisata di bidang pelayanan wisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
e. Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, mempunyai tugas membina dan mengkoordinasikan semua unit pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pariwisata di lingkungan departemen sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian.
f. Pusat penelitian dan pengembangan pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan semua unit penelitian dan pengembangan pariwisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian penelitian dan pengembangan pariwisata.

2. DEPARNAS (Dewan Pertimbangan kepariwisataan Nasional)
Dewan ini membantu presiden dalam menetapkan kebijaksanaan umum di bidang pengembangan kepariwisataan nasional. Dewan ini diketuai oleh menteri negara EKUIN dan anggotanya terdiri dari 12 menteri ditambah Gubernur Bank Sentral serta Ketua Bappenas.

3. BAPPARNAS (Badan Pengembangan Pariwisata nasional)
Badan ini dibentuk berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1969 yang merupakan Badan Konsultatatif yang membantu menteri Pariwisata Pos dan telekomunikasi di bidang kepariwisataan.
Anggota – anggotanya terdiri dari:
- para direktur jendral yang erat hubngannya dengan bidang kepariwisataan
- para ketua himpunan yang mewakili industri pariwisata
- para ahli yang dipandang perlu
Adapun tugas – tugasnya adalah:
a. Mengajukan Usul dan memberikan saran atas keijaksanaan pengembangan pariwisata nasional.
b. Mengajukan usul dan memberikan saran tentang langkah – langkah pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
c. Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah pelaksanaan terhadap kebijaksanaan di masing- masing bidang.
d. Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah kebiujaksanaan yang menyangkut kebijaksanaan di masing – masing bidang tertentu.
e. Memberi penilaian tentang buah pikiran mengenai hal – hal yang menyangkut pengembangan pariwisata nasional.

4. Deparpostel (Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi)
Deparpostel bertugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi departemen di propinsi yang bersangkutan antara lain:
a. mengumpulkan dan mengolah data dan menyusun rencana dan program kepariwisataan, pos, dan telekomunikasi.
b. Melaksanakan pembinaan usaha kepariwisataan di bidang pemasaran wisata dan pelayan wisata
c. Melaksankan pembinaan usaha pos, dan telekomunikasi di bidang pengendalian frekwensi dan pelayanan, pos, dan telekomunikasi.
d. Memberikan pelayan administratif kepada semua satuan organisasi di lingkungan kantor wilayah Departemen Pos dan telekomunikasi.

5. Diparda (Dinas Pariwisata Daerah)
Dinas Pariwisata Daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas dalam melaksanakan urusan rumah tangga daernya dalam bidang kepariwisataan yang menyangkut; urusan objek wisata, urusan pramuwisata, urusan losmen, penginapan remaja, pondok wisata, perkemahan, rumah makan, bar kawasan wisata, rekreasi, dan hiburan umum serta promosi daerah.
Untuk menyelenggarakan tugasnya Diparda memiliki fungsi:
a. merumuskan kebijaksanaan teknik, pemberian bimbingan, pembinan dan perijinan dengan dasar kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernus kepala daerah.
b. Melaksankan tugas pokok sesuai denganperaturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Mengumpulkan data, pengadaan penelitian, dan penganalisaan data sebagai bagian perencanaan pengembangan kepariwisataan di daerah.

Organisasi pariwisata yang termasuk private tourist office adalah:
1. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies)
ASITA adalah organisasi yang menjadi wadah bagi pengusaha perusahaan perjalanan Indonesia, dalam bahasa Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki beberapa tujuan yaitu:
a. berusaha memajukan dan melindungi kepentingan industri kepariwisataan nasional dan kepentingan para anggota.
b. Meni gkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian perlindungan dan jaminan kepentingan tanpa mengorbankan kepentingan sesama anggota.
c. Menuskseskan program pembangunan nasional melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis – garis besar haluan negara dan rencana pembangunan nasional.

2. PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia)
Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRI didirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didrikan PUTRI ini adalah sebagai wadah perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengelola dan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat.
Ada beberapa tujuan organisasi PUTRI yaitu:
a. membina dan mengembangkan objek wisata dalam rangka mengembangkan pariwisata nusantara dan mancanegara.
b. Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui penyaajian objek wisata dalam usaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
c. Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola objek – objek wisata dalam rangka meningkatkan pelayanan.

3. HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia)
HPI adalah organisasi profesional non politik dan mandiri yang merupakan waah persatuan dan kesatuan pribadi yang profesinya adalah pramuwisata.
HPI bertugas secara aktif menggalakkan dan melaksanakan pembangunan pariwisata secara teratur, tertib dan berkesinambungan,meumpuk dan menigkatkan semangat serta kesadaran nasional sebagai warganegara RI serta memiliki tanggungjawab asosiasi terhadap lingkungan dan enigkatkan kerjasama.

4. PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia)
Kegiatan organisasi ini adalah membantu para anggota dengan cara memberikan perlindungan, masukan, bimbingan dan konsultasi serta pendidikan untuk meningkatkan mutu hotel/akomodasi, restoran, dan jasa boga,s esama anggota mengkoordinasikan dan meningkatkan kerjasama atar anggota dan organisasi lain di bidang kepariwisataan baik di dalam maupun di luar negeri, melakukan kegiatan penelitian perencanaan dan penegmbangan, melakukan promosi untuk meningkatkan kepariwisataan dalam dan luar negeri. ,

Profil Wisatawan

A. PENDAHULUAN

Profil wisatawan mengacu pada sifat tertentu dari tipe wisatawan yang berbeda, yang khususnya dihubungkan dengan kebiasaan perjalanan, tuntutan, dan kebutuhannya. Beberapa kategori wisatawan telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dan dalam bagian ini kita akan mempetimbangkan ke dalam lima hal penting mengenai kelompok wisatawan secara lebih mendetail.

- Kelompok – kelompok nasional

- Umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelom pok kelas sosial.

- Wisatawan kelompok dan wisatawan yang bepergian secara bebas

- Wisatawan konvensi dan wisatawan konfrensi

B. KELOMPOK – KELOMPOK NASIONAL

Semua bangsa ikut menyumbang kepada pasar wisatawan Indonesia. Penjelasan tentang kebiasaan bepergian dan tingkah laku wisatawan diambil dari penelitian pada agen perjalanan di Bali, dan dari hasil diskusi dengan agen perjalanan di Bandung. Dan tampaknya sesuai dengan profil umum yang dditerima yang digunakan di seluruh dunia.

P E R A N C I S

- Sangat tertarik pada kebudayaan meliputi gaya hidup tradisional, tari – tarian, drama, musik, kesenian, upacara keagamaan, dan desa tradisional yang belum terjamah.

- Sangat tertarik menngunjungi dan mempelajari tentang atarksi wisata yang khusus seperti tempat arkheologi, pura – pura tua, dan lebih menyenangi tempat – tempat tepencil dan kurang komersiil.

- Diantara barang – barang yang dibeli, khususnya menyenangi kerajinan tangan dan barang antik.

- Sangat aneh dan lambat memilih segala sesuatu yang akan ibeli, dan teliti memilih restoran.

- Ramah, disiplin, tahu tingkah laku yang baik, dan tunduk kepada aturan lokal.

- Suka berbicara dengan bahasanya sendiri dan lebuh suka pemandu wisata berbahasa Prancis meskipun ia bisa berbahasa Inggris.

- Cenderung berpakaian yang mencerminkan keindividuan, kadang – kadang berpakaian yang agak aneh.

- Agak suka mencari kesalahan dan sukar untuk ditangani.

J E R M A N

- Tertarik pada kebudayaan, upacara keagamaan, tari – tarian , tempat bersejarah, pemandangan indah, dan suka membandingkan tradisi dari tempat- tempat yang berbeda.

- Sangat tertarik mendengarkan penjelasan guide dan ingin mengetahui segala sesuatu secara detail.

- Diantara barang - barang belanja, sangat menyukai ukiran kayu dan batu.

- Dapat menerima berbagai fasilita dan jasa.

- Memiliki tingkah laku yang sopan dan hati – hati, memberi komentar yang jujur dan langsung terhadap pengalaman.

- Pada umumnya suka tour dengan group yang berasal dari negaranya, kadang – kadang menjadi masalah bila digabung dengan yang lain.

I N G G R I S

- Tertarik dengan kekhasan kebudayaan tradisional dan keindahan pantaai.

- Bertingkah laku baik, sopan, dan cukup ramah namun tidak terbuka sperti orang Eropa lainnya yang memiliki kebebasan yang tinggi.

- Individualistis dan bebas, serta tidak suka tour bergroup, mereka lebih suka travel sendiri.

- Sangat berhati – hati dalam pengeluaran uang bisanya mereka tidak tinggal di hotel – hotel mewah.

Pada umumnya orang Inggris adalh orang yang berdisiplin, tinggi hati, terlalu individualistis, secara psikologis mereka angat peraya diri, dan memiliki siifat pendiam.

I T A L I

- Menyukai pola – pola budaya tradisional dan tempat yang romantis, seperti pantai dan lambaian pohon palmnya.

- Terbuka, suka bicara, romantis, ekspresif, dan agak cerewet.

- Tidak begitu disiplin, kadang-kadang susah diatur namun mereka cepat menyesuaikan diri dengan situasi setempat.

- Menyenangi hotel dan tempat – tempat mewah serta dangat hati – hati dalam hal menggunakan uang.

- Memerlukan pemandu wisat ayang mengerti bahasa Italia.

Pada umumnya orang Itaalia sangat terbuka, romantis, ramah, namun kurang disiplin dengan tradisi historis yang kuat dalam hal apresiasi terhadap karya seni.

B E L A N D A

- Memiliki hubungan historis yang erat dengan Indonesia,senang mengunjungi

tempat dimana mereka bekerja dan tinggal, dan daerah yang telah mereka dengar

dari teman/famili atau yang pernah dipelajari dari sekolah.

- Sangat tertarik akan pola – pola kebudayaan dan keindahan pantai serta

pemandangan, termasuk gaya pengembangan masa kini.

- Cenderung menginginkan informasi yang jelas dan tepat , sebaliknya mereka akan kecewa bila informasinya tidak jelas.

- Ramah dan suka humor, tetapi biasanya mereka tidak jujur dan terbuka dalam komentar da menanggapi sesuatu.

- Memperhatikan kesehatandan kebersihan, terutama dalam hal makanan dan minuman.

Secara keseluruhan orang Belanda adalah orang yang berdisiplin, mudah diatur dengan informasi mengenai tempat – tempat wisata yang khusu mengingat hubungan historis Belanda dengan Indonesia.

ORANG AMERIKA UTARA (USA dan CANADA)

- Senang dengan aspek – aspek yang mendetail dari suatu kebudayaan speerti tari –tarian, upacara – upacara, sebaliknya tidak begitu tertarik kapada pola – pola kkebudayaan. Suka akan pemandangan alam yang indah juga kepada pola – pola perkembangan masa kini.

- Sennag dengan hotel mewah dan pelayanan yang baik serta transportasi yang nyaman .

- Sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan terutama makanan dan minuman.

- Tidak suka perjalanan yang lama, mereka lebih menyukai perjalanan yang singkat, dan bergerak cepat dan tepat.

- Terbuka, jujur, dan langsung dalam berkomentar serta tanggap terhadap pelayanan, dan fasilitas yang diperoleh.

- Sopan santun dan bertingkah laku baik dan formal, tapi pada umumnya mereka ramah.

- Mudah diatur jika mereka menerima pelayanan dan fasilitas yang menyenangkan.

Secara keseluruhan orang Amerika kurang mendalami apresiasi budaya dibandingka dengan orang Eropa. Mereka jujur, terbuka, ramah, namun sangat menginginkan pelayanan dan fasilitas yang berkwalitas serta menyenangkan.

AUSTRALIA

- Suka dengan kebudayaan tradisional dan kegiatan di pedesaan, di pantai (terutama anak muda), tetapi tidak tertarik mendalami kebudayaan karena sudah tahu banyak tentang Indonesia.

- Ramah, tidak bertele – tele, suka humor, dan mudah bergaul dengan penduduk setempat

- Lebih suka melakukan perjalanan sendiri, tetapi jika tour mereka tanggap akan semua informasi yang diberikan oleh pemanud wisata. Suka dengan tour yang harganya murah.

- Menerima dan suka dengan pelayanan serta fasilitas yang sederhana.

Secara keseluruhan mereka terbuka, ramah, tidak bertele – tele, dan individualistis. Kadang – kadang mereka berbicara agak keras namun mudah beradaptasi dan toleran terhadap berbagai situasi.

J E P A N G

- Tidak begitu tertarik terhadap pola – pola kebudayaan dan pertunjukan untuk wisatawan. Mereka ikut tour untuk melihat tempat sepintas saja, oleh karena itu tour dan lama tinggal mereka sangat singkat.

- Mereka senang tour bergroup, selalu mengikuti jadeal tour dan jarang membatalkan perjanjian yang telah dibuat.

- Mereka mudah diatur dan disiplin, tetapi ribut/cerewet dan kasar terhadap orang lain selain groupnya.

- Lebih suka makanan Jepang, tetapi juga senang dengan makanan Eropa.

- Suka membeli dengan barang – barang prosuksi lokal dan tidak suka menawar.

- Suka hotel mewah dan pelayanan yang memuaskan, akan tetapi mereka akan menerima hotel dan pelayanan yang murah jika mereka telah diinformasikan sebelumnya.

- Perlu pemandu wisata yang berbahasa Jepang, dan tidak perlu informasi yang rinci.

- Suka akan kehidupan malam dan perempuan

- Suka fotografi dan perlu wakktu khusus untuk itu dalam tour.

- Tidak menuntut secara langsung (selalu bilang “ya) elama perjalanan, tetapi akan komplin setelah tiba di negaraanya.

Secara keseluruhan orang Jepang disiplin, suka tour bergroup, berkepribadian terttutup, tidak suka basa – basi, tetapi mudah diatur dalam group mereka sendiri. Disamping itu mereka menginginkan pelayanan dan fasilitas yang bermutu tinggi.

SINGAPURA

- Tertarik terutama terhadap atraksi alam dan pola perkembangan masa kini, da minatnya sedikit terhadap kebudayaan.

- Beberapa orang Singapura suka dengan perjudian dan kehidupan malam.

- Suka membeli bermacam – macam produk lokaltermsuk makanan.

- Menerimaa pelayanan dan akomodasi yang sederhana, tidak begitu memperhatikan maslah kesehatan dan kebersihan.

- Sangat mudah diatur dalam perjalanan tour bergroup.

- Mereka umumya sudah tahu tentang Indonesia.

Secara keseluruhan orang Singapura memiliki latar belakang etika China juga pengaruh kuat dari Eropa, tidak terlalu menuntut masalah kwalitas pelayanan, di samping itu wisatawan Singapura sangat suka berbelanja.

MALAYSIA

- Amat tertarik dengan keindahan alam termasuk pantai – pantai dan pola perkembangan masa kini. Tidak begitu berminat terhadap kebudayaan dan kesenian.

- Beberapa orang Malaysia memiliki hubungan keluarga dan suku dengan orang Indonesia terutama Sumatra. Mereka datang untuk mengunjungi teman, keluarga, serta tempat tinggal aslinya.

- Kecuali yang mengunjungi tema dan keluarga, orang Malaysia senang datang bergroup.

- Menerima akomodasi yang sederhana dan makanan lokal.

- Sangat mudah diatur tetapi tidak terlalu disiplin

- Tidak begitu tertarik untuk berbelanja.

Secara umum ciri – ciri wisatawan Malaysia sama dengan Indonesia karena ada ikatan suku.

C. . JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, TINGKAT SOSIAL.

Orang Muda Yang Mengadakan Perjalanan Sendiri :

- Perajalanan yang dilakukan anak muda dewasa ini sudah umum termasuk di Indoensia.

- Biasanya mereka mengadakan perjalanan sendiri – sendiri, tinggal lebih lama, dan menggunakan agen perjalanan untuk mengatur kunjungannya.

- Sangat luwes dalam hal pelayanan dan fasilitas, biasanya mereka tinggal di hotel murah serta makan di restoran yang muraa pula.

- Kesenangan mereka bermaam – macam : beberapa tertarik kepada kebudayaan, lainnya suka rekreasi, atau pemandangan alam.

- Sering terlalu individualistis daal hal pakaian dan tingkah laku.

- Kadang – kadang masalah timbul pada anak muda, orang – orang Indonesia yang suka menirukan kebiasaan – kebiasaan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh turis asing.

Kelompok Wisatawan Tua Dari kelas Menengah Yang Berpendidikan Baik.

- Sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan lingkungan, banyak bertanya tetapi mereka agak angkuh dengan pengetahuannya dan sangat sulit untuk diatur.

- Lebih luwes terhdap perubahan rencana tour dan dapat menguasai masalah.

- Cenderung untuk bersosialisasi dan berbaur denga orang setempat ( mereka memiliki keahlian dalam bermasyarakat)

- Memerlukan pelayanan dan fasilitas yang lebih dan khusus daripada wisatawan muda.

Tidak ada korelasi yang penting antara kelompok sosial ekonomi dengan pola yang diterapkan; orang yang profesional dan berpenghasilan tinggi cenderung lebih hati – hati dalam mengeluarkan uang, sebaliknya orang yang berpenghasilan rendah akan lebih bebas menggunakan uang dalam perjalanan.

Guru banyak menadakan perjalanan dan sering ingin mempelajari lebih rinnci mengenai suatu daerah, yang kemudian dipakai suatu bahan pelajaran untuk murid – muridnya. Hal ini memerlukan pemandu wisata yang baik, sebab mereka akan kecewa jika informasinya salah. Rencana mengunjungi rumah penduduk sering meruppakan pendekatan yang baik bagi wisatawan yang serius ingin belajar mengenai kebudayaan dan daerah setempat.

D. WISATAWAN KELOMPOK DAN WISATAWAN BEBAS

Wisatawan Kelompok.

- Wisatawan kelompok cenderung tidak menghusus, dan tidak berharap terlalu banyak.

- Hubungan agen perjalanan dengan group wisatawan lebih impersonal dan setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pelayanan da fasilitas. Hal ini kadang – kadang sulit untuk dilaksanakan.

Wisatawan Bebas

- Menyediakan pola untuk hubungan personal dan ada kemungkinan agen perjalanan menetapkan lebih khusu mengenai keinginan wisatawan.

- Lebih mengkhusus kepaa keperluan wisatawan.

- Mengharapkan kepentingan – kepantingan khususnya tersedia

- Lebih mudah membuat rencana sebab mereka hanya terdiri dari beberapa orang.

E. WISATAWAN KONVENSI DAN KONFRENSI

Wisatawan dalam kelompok ini :

- Mebentuk perluasan komponen pasar travel secara pesat.

- Biasanya memiliki keperluan khusus ang berhubungan dengan konfrensi/konvensi

- Sering menginginkan tour yang khusus yang disusun sebagai bagian dari konfrensi/konvensi.

- Memiliki keperluan umum yang sama seperti wisatawan lainnya.

DETERMINAN DAN MOTIVASI PERJALANAN WISATA

A. PENDAHULUAN
Berbagai faktor dapat mempengaruhi seseorang untuk mengadakan perjalanan. Kebanyakan orang bepergian atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang – seanang seperti tujuan wisatawan pada umumnya. Tetapi tidak jarang orang memanfaatkan waktunya untuk bersenang – seanang sekaligus menambag wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang sesuatu hal. Dengan kata lain mereka datang ke suatu tempat tidak saja hanya untuk melihat – lihat tetapi memiliki tujuan yang lebih dari itu, yaitu sesuatu yang berharga yang tidak mungkin didapatinya di tempat asalnya. Jadi Perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam (diri sendiri) seperti kesehatan pendidikan, keuangan, dan faktor dari luar (apa yang ada di derah tujuan) seperti iklim, letak geografis, special event, dan lain sebagainya.

B. PENGERTIAN DETERMINAN DAN MOTIVASI.

Yang dimaksud dengan determinasi dalam perjalanan wisata adalah faktor yang memungkinkan seseorang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah di luar tempat tinggalnya. Faktor adanya cukup biaya, adanya waktu yang tersedia, dan faktor lainnya adalah merupakan determinan yang kuat untuk bisa melakukan perjalanan wisata. Perjalanan wisata ini harus pula didorong oleh adanya motivasi yaitu mengapa seseorang berwisata. Dengan kat lain motivasi adalah sebab mengapa ingin mengunjungi tempat lain untuk tujuan tertentu antara lain untuk berlibur, berobat, dan lain – lain.

C. JENIS – JENIS DETERMINAN

A. Pengaruh faktor sosila ekonomi.
Di negara – negara maju seperti Amerika Utara, eropa Barat, Jepang, dan Australia keinginan penduduk untuk berwisata sangat besar. Negara – negara inilah yang merupakan pusat asal para wisatawan yang terbanyak di dunia (main generating countries).

Ciri - ciri negara maju antara lain :
1. Jumlah simpanan yang besar dari penduduknya.
2. Berkurangnya jam kerja dan hak cuti yang dibayar makin panjang.
Jam kerja di negara – negara yang sudah maju adalah berkisar 40 jam seminggu. Malahan ada 35 jam dan hal ini memberi kesempatan untuk berwisata. Demikian pula cuti bagi mereka yang bekerja di sektor swasta tetap dibayar.
3. Prosentase pemilihan kendaraan bermotor makin besar.
Pemilihan kendaraan bermotor bagi keluarga dapat mencerminkan standar hidup penduduk yang lebih tinggi. Dengan kendaran bermotor sendiri maka kemudian lebih terjamin untuk melakukan perjalanan wisata dengan keluarga.

B. Pengaruh Fakktor Demografi.
Yang dimaksud dengan demografi adalah hal – hal yang berhubungan dengan kependudukan seperti : umur, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan konsentrasi penduduk di suatu daerah. Semua faktor ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perjalanan wisata, contoh :

1. Umur.

Yang dimaksud dengan determinasi dalam perjalanan wisata adalah faktor yang memungkinkan seseorang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah di luar tempat tinggalnya. Faktor adanya cukup biaya, adanya waktu yang tersedia, dan faktor lainnya adalah merupakan determinan yang kuat untuk bisa melakukan perjalanan wisata. Perjalanan wisata ini harus pula didorong oleh adanya motivasi yaitu mengapa seseorang berwisata. Dengan kat lain motivasi adalah sebab mengapa ingin mengunjungi tempat lain untuk tujuan tertentu antara lain untuk berlibur, berobat, dan lain – lain. JENIS – JENIS DETERMINAN Pengaruh faktor sosila ekonomi. Di negara – negara maju seperti Amerika Utara, eropa Barat, Jepang, dan Australia keinginan penduduk untuk berwisata sangat besar. Negara – negara inilah yang merupakan pusat asal para wisatawan yang terbanyak di dunia (main generating countries). Ciri - ciri negara maju antara lain : Juyebabkan pariwisata makin maju. Dengan menggunakan angkutan bermotor dan khusunya setelah perang dunia II banyak dipergunakan angkutan udara, maka perjalanan wisata lebih cepat, nyaman, dan relatiif murah, yang diatur secara reguler. Pada tahun 1963 mulailah diperkenalkan angkutan udara dengan sistem carter yang dihubungkan dengan paket wisata.
2. Agen Perjalanan dan Biro Perjalanan umum
Agen Perjalanan berfungsi menjual jasa perusahaan penyedia jasa utama seperti ; usaha penerbangan, perhotelan, restoran, dan usaha jasa lainnya.
Sedangkan biro Perjalanan umum berfungsi menyiapkan paket wisata yang terdiri dari komponen – komponen jasa dalam satu kesatuan seperti jasa angkutan, akomodasi, makanan, perjalanan wisata, dan lain – lain dengan satu kesatuan harga turut pula membantu kelancaran orang yang ingin berwisata.
3. Promosi Pariwisata
Promosi pariwisata dilakukan seiring dengan perkembangan media komunikasi yang ada yang sudah semakin modern seperti TV, satelit, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan penjual jasa seperti Agen Perjalanan, Usaha Akomodasi, Restoran, dan lin – lain turut membantu dalam perkembangan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah lain.
4. Motivasi wisatawan
Motivasi menyebabkan seseorang menyusun suatu tujuan atau mencapai gerak yang yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini, kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman dapat memotivasi seseorang untuk melakukan kegiatan perjalanan wisata ke tempat atau daerah lain.


D. JENIS – JENIS MOTIVASI WISATAWAN

Untuk mengadakan klasifikasi motif wisata harus diketahui semua jenis motif wisata. Akan tetapi tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wisata telah atau dapat diketahui. Tidak ada kepastian bahwa apa yang dapat diduga dapat menjadi motif wisata atau terungkap dalam penelitian – penelitian motivasi wisata (motivation motive). Pada hakekatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Mc. Intosh mengklasifikasikan motif – motif wisata dapat dibagai menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Motif fisik
yaitu motif – motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, seperti olahraga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya.
2. Motif budaya.
yang harus diperhatikan di sini adalah yang bersifat budaya itu motif wisatawan, bukan atraksinya. Atraksinya dapat berupa pemandangan alam, flora dan fauna, meskipun wisatawan dengan motif budaya itu sering datang di tempat wisata untuk mempelajari atau sekedar untuk mengenal atau memahami tata caradan kebudayaan bangsa atau daerah lain: kebiasaanya, kehidupannya sehari – hari, kebudayaannya yang berupa bangunan, musik, tarian, dan sebagainya.
3. Motif interpersonal
yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau berkenalan dengan orang – orang tertentu, berjumpa dengan teman – teman terkenal : penyanyi, penari, bintang film, tokoh politik dan sebaginya.
4. Motif status atau motif prestise.
Banyak orang beranggapan bahwa orang yang pernah mengunjungi tempat lain dengan sendirinya merasa lebih dari orang yang tidak pernah bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daera h – daerah lain dianggap atau merasa gengsinya atau statusnya naik.
Klasifikasi Mc. Intosh tersebut sudah tentu dapat disubklasifikasikan menjadi kelompok motif yang lebih kecil. Motif – motif yang lebih kecil itu oleh IUOTO digunakan untuk menentukan tipe perjalanan wisata. Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatawan yang sering disebut – sebut.
A. Motif bersenang – senang atau tamasya.
Motif bersenang – senang atau tamasya yang melahirkan tipe wisata tamasya (pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak – banyaknya dan mendengar serta menikmati apa saja yang menarik perhatian mereka. Wisatawan tamasya berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, hiruk pikuk kota besar, atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah, dan sebaginya. Wisatawan tipe ini susah dibedakan denga tipe wisatawan tipe berikutnya.
B. Motif rekreasi
Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi (recreation tourism). Rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Kegiatan – kegiatannya dapat berupa olahraga, embaca,mengerjakan hobi, dan sebaginya; juga dapat didisi dengan perjalanan tamasya singkat untuk menikmati keadaan sekitar tempat menginap(sightseeing) atau dengan bersantai – santai menikmati hari libur. Di negara – negara industri maju darimana wisatawan berasal, motif rekreasi itu penting sekali. Juga tipe wisatawan tamasya atau lainnya, sebenatnya sering mengadakan perjalanan untuk rekreasi. Bedanya ialah wisatawan rekreasi itu biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan awisatawa tamasya berpindah – pindah tempat.
C. Motif Kebudayaan
Dalam tipe wisata kebudayaan (culture tourism) orang tidak hanya mengunjungi suatu tempat dan menikmati atraksi yang ada, akan tetatpi lebih dari itu. Ia mungkin datangg untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman – seniman sering mengadakan perjalanan untuk memperkaya diri, menambah pengalaman, dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Jelaslah bahwa atraksi wisata tidak selalu berupa kebudayaan, tetapi dapat juga berupa keindahan alam, seniman, atau guru yang terkenal untuk mengadakan wawancara, bertukarpikiran, dan sebagainya. Dalam wisata budaya ini juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai daerah khusus (special events) seperti upacara agama, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukkan rombongan kesenian yang terkenal, dan sebagainya.
D. Wisata Olahraga
Wisata olahraga ialahpariwisata dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olehraga. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat san tersebar di seluruh dunia dengan berbagai macam organisasi baik bersifat nasional mupun internasional. Yang menjadi wisatawan dalam hal ini tidak unutk menyaksikan olehraga tetapi melakukan kegiatan olahraga itu sendiri. Wisatawan olahragawan biasanya tinggal agak lama di satu tempat dan mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan – kegiatan sosial, makan malam bersama, dansa bersama, berjudi, dan lain sebagainya.
E. Wisata Bisnis
Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang – orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, pertemuan – pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang, da lain sebaginya. Kalau pekan raya perdanganan, pameran bisnis, dan sebagainya diselenggarakan dengan baik dan berhasil, arus kedatangan wisatawan akan terus terasa dalam waktu yang lama dalam waktu lama. Kontak yang terjadi dalam hubungan ini dapat berkembang menjadi hubungan bisnis yang mantap.
F. Wisata Konvensi
Banyak pertemuan – pertemuan nasional dan Internsional yang memebicarakan bermacam – macam masalah : kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit tertentu, sekedar untuk pertemuan tahunan dengan antar ahli – ahli di bidang tertentu, dan sebagainya. Perjalanan yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi. Sedangkan kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan untuk mengadakan sudtu konfrensi disebut wisata konfrensi (Confrence Tourism). Kalau konfrensi diadakan oleh ahli – ahli seprofesi, perjalanan wisata yang timbul juga disebut wisata profesi (Profession Tourism). Dalam hal ini adak kecendrungan untuk membuat wisata profesi yang berupa seminar, simposium, lokakarya dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan sebagai suatu usaha bisnis. Penyelenggarannya tidak saja bersifat insidentil, akan tetapi secara terencana dan dijadwalkan men gingat waktu para ahli yang bersangkutan.
G. Motif Spiritual.
Motif spiritual dan wisata spiritual (Spiritual Tourism) merupakan salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mnegadakan perjalanan wisata untuk bisnis, rekreasi, tamasya, olahraga dan sebaginya, orang sudah melakukan perjalanan untuk berziarah dan untuk kepentinga keagamaan. Tempat – trmpat ziarah seperti Palestina, Roma, Mekah, dan Madinah merupakan tempat – tempat tujuan perjalanan wisata. Di Indonesia banyak kita jumpai tempat – tempat untuk kunjungan ziarah seperti; Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Makam Sunan Bonang di Tuban, Sunan Giri di Gresik, Sunan ampel di Surabaya, dan makam Bung Karno di Blitar yang diresmikan Presiden Soeharto Tanggal 21 Juni 1979. Pada tahun 1984 Makam Bung Karno ini dikunjungi oleh 5.286.297 orang peziarah, dengan yang berarti kunjungan rata – rata sehari lebih dari 3000 orang sehari. Sebagai bagian dari wisata spiritual, maka wisata ke makam merupakan tipe tersendiri yaitu wisata ziarah.
H. Motif Interpersonal
Yaitu mengadakan perjalanan dengan tujuan untuk bertemu dengan orang lain. Dengan kata lain orang dapat menarik seseorang untuk mengdakan perjalanan atau manusiapun merupakan salah satu atraksi wisata. Banyak tepat – tepat wisata yang menarik disebabkan karena atraksi manusianya, khususnya karena gadis – gadisnya. Dalam tahun 1983 di Filipina kamum wanita beberapa kali mengadakan demonstrasi memprotes adanya pariwisata seks di tempat – tempat tertentu. Protes ini disusul oleh protes dan demonstrasi semaccam yang ditujukan kepada perusahaan – perusahaan yang mengatur pariwisata semacam itu.
Pada umumnya yang menrik orang untuk mengadakan perjalanan adalah orang – orang tertentu atau istimewa karena : kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya, kepandaiannya, dan prestasinya dalam satu bidang tertentu sperti bidang olahraga, dan lain – lain.
I. Motif Kesehatan.
Wisata kesehatan (Health Tourism) pada jaman dulu merupakan tipe wisata yang penting sekali. Selalu ada kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat – tempat sumber air mineral (Spa) yang dianggap memiliki khasiat untk menyembuhkan penyakit. Daya Terpeutik yang yang dianggap terdapat dalam air mineral smacam ini dapat diperoleh dengan mudah, murah, dan manjur dibandingkan dengan beberapa jenis obat yang tersedia. Sekarang bentuk – bentuk wisata kesehatan sudah berkembang dengan sendirinya. Orang – orang melakukan kegiatan wisata kesehatan ini dengan tujuan untuk check up kesehatan ke negara – negara lain yang lebih modern, sehingga perjalanan inipun dikatakan sebagai wisata kesehatan (Health Tourism). Di samping itu spa kini berkembang menjadi pusat kebugaran jasmani yang diselaraskan secara ekologis dengan alam yang sehat.
J. Wisata Sosial
Tipe wisata sosial (social tourism) itu bukan wisata yang berdasarkan motif sosial. Motif wisata sosial diasanya adlah tamasya dan bersenang – senang, atau sekedar mengisi liburan. Akan tetepai perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak – pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan ini dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti penanggrahan, wisma peristirahatan, hotel remaja (youth hostel) dan sebagainya yang bertarif rendah. Misalnya wisata sosial buruh pabrik untuk mengisi waktu liburan yang diberi subsidi oleh perusahaan berupa angkutan, makan, dan wisma peristirahatan. Jenis wisata sosial yang penting dan mendapat perhatian penuh dari segi pendidikan adalah wisata remaja. Dalam wisata remaja, bantuan yang diberikan itu berupa penginapan murah dan khusus, dengan pengawasan agar perjalanan yang dilakukan para remaja dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya sebagai sarana pendidikan mereka. Pariwisata sosial ini mempunyai organisasi Internasioanl tersendiri yaitu Bureau de Tourisme Social yang berkedudukan di Swis.

“… Landasan penelitian motivasi yang kedua ialah pengakuan bahwa motif – motif yang tersembunyi di belakang perbuatan konsumen (= wisatawan)- bahkan perbuatan yang paling sederhanapun - sering rumit dan kompleks atau tidak nampak. Sering konsumen tidak tahu mengapa mereka berbuat seperti itu. Sering juga mereka tahu, akan tetapi mereka tidak mau memberitahukannya. Dan kadang – kadang mereka menyembunyikan motif yang sebenarnya di belakang alasan – alasan yang “baik” atau yang dapat diterima oleh masyarakat. Sangat mengherankan misalnya melihat banyak pengunjung yang mengatakan bahwa yang sebenarnya menarik bagi mereka tentang Las Vegas adalah fasilitasnya yang bagus untuk berlibur dengan keluarga. ( Jadi bukan fasilitas unntuk berjudi, yang sebenarnya diutamakan oleh pengusaha atraksi – Pen). Oleh karena itu usaha untuk mengetahui motif konsumen ada kemungkinannya memrlukan tehnik tidak lansung atau terselubung”(The Changing World of Travel Marketing, Joseph g. Smith, 1971 : 13).

Kecuali itu semua harus diperhatikan bahwa mengetahui motif saja tidak cukup untuk membangun atraksi wisata. Untuk memnuhi motif rekreasi, misalnya orang harus sadar bahwa atraksi untuk rekreasi itu dapat bermacam – macam bentuknya seperti : berelancar, main golf, berenang, menyelam, berjudi, dan sebagainya. Untuk mengadakan evaluasi yang tepat apa yang secara nyata harus dibangun, diperlukan bermacam – macam ahli, ahli pariwisata, arsitek, ahli sosiologi, dan sebaginya.
Jelaslah bahwa orang tidak dapat begitu saja membangun atraksi wisata menurut seleranya sendiri, kalau orang tidak ingin mengalami kekecewaan di kemudian hari.

Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau maksud dari seseorang kepada orang lain melalui isyarat, kode atau symbol yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi itu dikatakan efektif apabila telah diperoleh jawaban, reaksi, atau respons sebagaimana diharapkan oleh si pengirimpesan. Jadi dalam kenyataannya, komunikasi tersebut adalah pertukaran ide, gagasan atau informasiyang bersifat dua arah.
Hendaknya selalu diingat bahwa komunikasi adalah sebuah proses emosi dan sangat pribadi. Dalam banyak hal adalah mungkin kekurangan komunikasi yang baik bukan terlibat pada media atau mekanisme komunikasi, akan tetapi pada komunikator. Komunikator harus menyadari tidak hanya mengenai media komunikasi, tapi juga, dan mungkin yang lebih penting, adalah dengan reaksi emosional, sikap, dan perasaan pegawai, yang memainkan peranan penting dalam program pengembangan komunikasi.

Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang supervisor akan selalu berkomunikasi dengan berbagai pihak, baik tamu-tamu hotel, atasan,kolega maupun dengan bawahannya. Bahkan suatu hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak kurang dari 80% waktu supervisor itu digunakan hanya untuk berkomunikasi saja. Dengan demikian kecakapan dalam berkomunikasi merupakan suatu syarat penting bagi keberhasilan seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya.

Pertemuan-pertemuan kelompok kecil. Pertemuan-pertemuan resmi dengan para manajemen menengah, supervisor, dan para pegawai hendaknya dijadwalkan secara berkala untuk menyampaikan pentingnya jalur-jalur komunikasi yang tetap terbuka. Dalam pertemuan-pertemuan kelompok kecil difasilitasi komunikasi dua arah, bagi pegawai dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dan didiskusikan secara bebas.

Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia.

Metode, fasilitas dan perangkatnya pun sudah berkembang maju sedemikian modernnya sehingga sekarang dunia seakan tidak ada batas lagi, manusia dapat berhubungan satu-sama lain dengan begitu mudah dan cepatnya.

Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.

Berkomunikasi Secara Efektif dan Efisien
Begitu kompleksnya hal dan permasalahan yang lalu-lalang dalam lalulintas informasi yang ada sekarang ini, akhirnya menuntut adanya suatu cara-cara atau sistim berkomunikasi yang efektif dan efisien,sehingga memerlukan proses penterjemahan sehingga terkadang arti dan makna pengertian-pengertian yang ada tidak dapat ditransfer secara keseluruhan secara menyeluruh. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang efektif dan efisien , yang membutuhkan kemampuan-kemampuan tambahan seperti adanya kemampuan berbahasa yang memadai dan berimbang .
Dengan adanya kemampuan tambahan tersebut dan disertai pengalaman serta teknik berkomunikasi yang baik, lancar dan sopan, maka diharapkan seorang dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien serta dapat diserap oleh penerimanya dengan tepat dan benar serta padat dan singkat.
Bila ditinjau dari segi media yang digunakan dalam berkomunikasi,maka dapat dibedakan beberapa bentuk komunikasi :
• Tertulis seperti memo,surat,laporan,bulletin,kuesioner,manual,formuliir dan sebagainya. Kelebihan dari bentuk ini adalah adanaya bukti tetulis yang dapat digunakan sebagai acuan atau alat pembuktian setiap saat dibutuhkan.
• Lisan, yaitu komunikasi baik langsung bertatap muka antara pihak-pihak yang berkepentingan, melalui telepon atau media rapat (pertemuan).kebaikan dari komunikasi lisanini adalah adanya kesempatan mengulang kembali pesan yang ingin disampaikan agar dapat lebih dipahami dengan baik.
• Non verbal, yaitu komunikasi dengan isyarat-isyarat atau kode-kode tertentu yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak seperti gerakan anggota badan, gerakan badan, ekspresi wajah dan lain-lain.

Papan Pengumuman. Papan pengumuman digunakan hampir oleh semua perusahaan juga sebagai alat agar pegawai selalu mendapatkan informasi. Agar menjadi alat komunikasi yang paling efektif, haruslah cukup tersedia sejumlah papan-papan pengumuman untuk menarik perhatian semua pegawai, komunikasi harus tetap terbaru, dan baik manajemen maupun para pegawai haruslah terus menerus didorong untuk menggunakan papan-papan tersebut.

TUJUAN DAN SASARAN KOMUNIKASI
Komunikasi yang efektif merupakan persyaratan bagi suatu organisasi yang dapat melaksanakn fungsinya dengan baik. Tujuan atau sasaran yang ingin dicapai melalui komunikasi efektif ini adalah :
• Untuk menyampaikan atau menerima pesan atau infomasi yang diperlukan.
• Semua pihak dapat memahami keadaan atau situasi yang dihadapi.
• Memberikan dorongan, semangat, dan motivasi kepada staff untuk bekerja lebih giat.
• Untuk dapat menjabarkan kebijakan organisasi dengan baik kepada semua pihak.
• Untuk melasanakan proses pendelegasian wewenang lebih baik.
Dilain pihak, komunikasi yang kurang efektif dapat menimbulkan beberapa akibat seperti :
• Menurunnya produktifitas.
• Timbulnya kelalaian.
• Tugas dan tanggung jawab yang tumpang tindih.
• Menurunnya kerja sama dan moral kerja karyawan.

Hambatan-Hambatan Komunikasi
Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan seorang penyampai pesan dalam:
• Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya.
Seorang pedagang makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilah-istilah tekniknya.
• Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya.
Sekelompok remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan seorang ibu rumah tangga.
• Mengerti kelas sosial para pendengarnya.
Sekelompok petani didesa tentunya tidak mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan seorang pialang mengenai perdagangan saham.
• Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para pendengarnya.
Seorang ahli presentasipun akan sangat kesulitan menembus dan merubah "kekebalan" (kekeras-kepalaan) pendapat seorang individu apalagi kelompok masyarakat yang mengkonsumsi makanan pokok nasi menjadi gandum, kentang atau lainnya walaupun didukung "bukti-bukti dan alasan yang kuat dan benar".
• Pesan atau informasi yang ingin disampaikan tidak begitu jelas atau lengkap.
• Pemilihan media yang kurang tepat sehingga pesan atau informasi tersebut sulit dipahami.
• Waktu, tempat serta lingkungan dimana komunikasi tersebut dilakukan kurang tepat.
• Adanya hambatan psikologis dari pihak-pihak yang berkomunikasi : sikap,prasangka,persepsi,nilai,motivasi,harapan.
• Kondisi fisik dan mental daripada pihak-pihak yang berkomunikasi kurang baik.
Bagaimana dan seperti apa sudut maupun cara pandang seseorang terhadap apa yang didengar, dilihat atau dimengerti sangatlah di bentuk oleh latar belakang dan pengalaman pribadi perorangan.

Bentuk dan Jenis Pariwisata

I. PENDAHULUAN

Perkembangan pariwisata melaju seiring dengan perkembangan tehnologi. Dengan membaiknya tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat mendorong berkembangnya kegiatan pariwisata ke bentuk – bentuk dan jenis – jenis kegiatan yang lebih bervariasi atau beragam. Usia, status sosial tingkat ekonomi juga mempengaruhi seseorang untuk memiih bentuk dan jenis – jenis kegiatan wisata apa yang diminatai atau yang memuhi selera mereka. Dari sinilah lahir berbagai bentuk dan jenis – jenis pariwisata.

II. BENTUK – BENTUK PARIWISATA

Setelah kita mempelajair dasar pemikiran tentang konsep atau definisi pariwisata dan wisatawan, maka perlu kiranya kita juga membicarakn tentang bentuk – bentuk wisata utnuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai industri ini. Bentuk – bentuk ini dapat dibagai menurut katagori berikut ini :

  1. Menurut asal wisatawan

Pertama – tama perlu diketaui apakah asal wisatawan dari dalam maupun dari luar negeri. Kalau asalnya dri dalam negeri sendiri berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan, maka ini dinamakan pariwisata domestik. Sedangkan kalau ia darang dri lura negeri dinamakan pariwisata Internasional.

  1. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi wisatwan, ini disebut pariwisata akktif. Sedangkan kepergian seorang warganegara ke luar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negri negaranya, ini disebut pariwisata pasif.

  1. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung pada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur panjang atau pendeknya waktu yang dimaksud.

  1. Menurut Jumlah Wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatwan yang datang, apakah wisatwan itu datangs endiri, atau dalam suatau rombongan. Maka timbullah istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

  1. Menurut alat angkut yang dipergunakan

Kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisatakereta api dan mobil, tergantung apakah sang wisatwan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.


III. JENIS – JENIS PARIWISATA

1. Wisata Budaya.

Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan unutk mempluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mngadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka budaya, dan seni mereka. Sering perjalanan seperti ini disatukan dengan kesempatan – kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, drama, musik, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

2. Wisata Kesehatan.

Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk meninggalkan keadaan lingkungan tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas – fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata Olahraga

Ini dimaksudkan dengan wisatwan – wisatwan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau menghadiri pesta olahraga di suatu tempat atau suatu negara seperti : Aisan Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, dan lain – lain. Olah raga lain yang tidak termasuk dalam pesta olahraga atau games misalnya : berburu, memancing, berenang, dan berbagai cabang olehraga di ddlam air atau di atas pegunungan.

4. Wisata Komersial.

Yang termasuk dalam wisata komersial ini adalah mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. Pada mulanya banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidak dapat digolongkan dalam dunia kepariwisataan dengan alasan bahwa kegiatan perjalanan untuk pameran atau pekan raya ini hanya dilakukan oleh orang – orang yang khusus mempunyai urusan bisnis. Tetapi dalam kenyataannya pada dewasa ini dimana pameran atau pekan raya banyak sekali dikunjungi oleh orang – orang kebanyakan dengan tujuan ingin melihat – lihat yang membutuhkan fasilitas akomodasi dan transportasi. Dis amping itu dalam pekan araya atau pameran biasanya dimeriahkan dengan berbagai atraksi atau pertunjukasn kesenian. Itulah sebabnya wisata komersial ini menjadi kenyataan yang sangat menarik dan menyebabkan kaum pengusaha angkutan dan akomodasi membuat rancangan – rancangan istimewa untuk keperluan tersebut.

5. Wisata Industri

Wisata industri ini erat hubungannya dengan perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiwa, atau orang – orang awam ke suatu kompleks atau daerh perindustrian dimana terdapat pabrik – pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian atau peninjauan. Jenis kegiatan ini banyak dilakukan di negara – negara maju dimana masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan keunjungan ke daerah – daerh atau kompleks pabrik industri.

6. Wisata Politik.

Jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakuka untuk mengunjungi atau mengambil bagian dalam peristiwa kegiatan politik misalnya perayaan 17 Agudtud di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow penobatan Ratu Inggris di London dan sebagainya. Biasanya fasilitas akomodasi, dan transportasi serta berbagai atrakasi diadakan secara meriah bagi para pengunjung. Disamping itu yang termasuk dalam kegiatan wisata politi adalah peristiwa – peristiwa penting seperti : konfrensi, musyawarah, kongres, atau konvensi politik yang selalu disertai dengan kegiatan darmawisata.

7. Wisata konvensi

Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan – ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun Internasional. Misalnya di Jerman Barat memiliki International Congress Center di Berlin, filipina mempunyai Philippine International convention Center (PICC) di Manila, Indonesia memiliki Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk penyelenggaraan sidang – sidang pertemuan yang besar dengan perlengkapan yang modern.

8. Wisata sosial

Yang dimaksud dengan wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan yang murah dan mudah untuk memberi kesempatan kepada masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya kamum buruh, pemuda, pelajar, mahasiswa, petani, dan sebagainya.Organisasi ini berusaha untuk membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansial untuk dapat memanfaatkan waktu libur atau cuti sehingga dapat menambah pengalaman dan memeperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.

9. Wisata Pertanian

Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek – proyek pertanian, perkebuinann, ladang pembibitan, dan seabgainya dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar menikmati aneka macam tanaman.

10. Wisata maritim (bahari)

Jenis wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan oleh raga di air, danau, pantai, teluk, dan laut. Misalnya : memancing, berlayar, menyelem sambil melakukan pemotretaan, kompetisi berselancar, mendayung, berkeliling melihat – lihat taman laut dengan pemandangan yang indah.

11. Wisata Cagar Alam

Untuk jenis wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhusukan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerh cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh – tumbuhan yang jarang ditemukan di tempat lain.

12. Wisata Buru

Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri – negeri yang banyak memiliki daerah atau hutan berburu yang diperbolehkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safri buru ke daerah hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti di Afrika berburu gajah, singa, jerapaaah, dan sebagainya. Di Indonesia pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wiatwan boleh menembak banteng dan babi hutan.

13. Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak di lakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat –tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau pegunungan yang dianggap keramat. Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu , kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang untuk memperoleh berkah dan kekayaan yang melimpah. Misalnya : orang – orang Khatolik melakukan wisata pilgrim ini ke istana Vatikan di roma, orang – orang Islam ke tanah suci, orang – orang Budha ke tempat – tempat suci di India, Nepal, tibet dan sebagainya. Di tanah air kita banyak tempat – tempat suci atau keramat yang dikunjungi umat – umat agama tertentu misalnya Candi borobudur, Prambanan, Pura Besakih di Bali, Sendang Sono di Jawa tengah, Makan Wali Songo, Makan Bung Karno, dan sebagainya.

14. Wisata Bulan Madu

Wisata bulan madu adalah suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas – fasilitas khusus seperti misalnya kamar pengantin di hotel yang khusus disediakan dengan peralatan serba istimewa dekorasi dinding yang berslera tinggi, cermin besar di berbagi sudut, dan fasilitas lain yang menimbulkan kesan romantis bagi yang menikmati kamar tersebut.

Jenis – jenis wisata ini dapat berkembang lebih banyak tergantung pada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau suatu negara. Makin kreatif dan banyak gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini.