RESEARCH OF BALI HOTEL AND TOURISM DEVELOPMENT Memuat tema seputar kepariwisataan dan perhotelan yang berhubungan dengan lingkungan, sosial budaya,hukum dan manajemen
Halaman Utama
Rabu, Februari 03, 2010
ORGANISASI KEPARIWISATAAN
Untuk melakukan ssistem usaha yang berhasil perlu mengetahui struktur organisasi dari sistem tersebut. Sistem paariwisata beroperasi dalam 3 tingkat. Secara Internasional, nasional, dan secara Regional.
B. TINGKAT INTERNASIONAL
1. WTO (World Tourissm Organization)
Satu – satunya organisasi yang memiliki suara – suara pemerintah untuk kepariwisataan adalah WTO, yang berpusat di Madrid, dibentuk pada tahun 1975 dari International Union Of Official Travel Organizations (IUOTO).
WTO adalah badan pariwisata yang resmi dari United Nattons yang tujuannya adalah untuk memepromosikan dan mengembangkan pariwisata serta memberi perhatian kepada negara – nagara berkembang. WTO mengumpulkan informasi dan menerbitkan publikasi – publikasi seperti majalah kecendrungan pariwisata dunia sekarang, pendekatan – pendekatan pemasaran dan perlindungan bagi sumber alam dan kebudayaan.
2. ICAO ( International Civil Aviation Organisation)
Dibentuk tahun 1944. ICAO terbentuk dari wakil – wakil delapan negara. Tugas utama dari ICAO adalah mempromosikan penerbangan sssipil seluruh dunia. Untuk mencapai hal ini standar dan praktek Internasioal mengenai penerbangan (angkutan udara) telah dilaksanakan.
3. UFTAA ( Universal Federtion of Travel Agent’s Assoociation)
UFTAA didirikan tahun 1966 dari penggabungan IFTAA ( International federation of Travel Agencies) dengan UOTAA (Universal Organization of Travel Agent’s Association). UFTAA merupakan satu – satunya federasi asosiasi travel agen secara umum yang mewakili travel agent seluruh dunia.
Tujuan UFTAA
Adapun tujuan UFTAA antar alain :
- Menyatukan dan menguatkan asosiasi dan organisasi travel agent.
- Bertindak sebagai wakil tunggal dari profesi travel agent pada tingkat internasional dan dunia.
- Menjamin hubungan yang maksimum, prestise, perlindungan dan perkembangan bidang ekonomi, hukum dan lingkungan sosial bagi profesi travel agent.
- Memmungkinkan profesi untuk mennngambil tempat yang didijinkan pada perekonomian perdagangan wisatawan.
Apa Yang dilakukan UFTAA
- Mewakili keinginan – keinginan travel agent dalam berhubungan dengan asosiasi – asosiasi internasional.
- Mengembangkan dan menganjurkan tehnik – tehnik yang profesional
- Mengadakan survey – survey hukum, ekonomi, dan sosial dan bekerjasama dalam training bagi para pelaksana dan karyawan travel agent.
- Bekerjasama dalam persiapan konvensi – konvensi dan perjanjian – perjanjian Internasional.
- Mengatur konnnnnnngres dunia setiap tahun yang terbuka bagi semua wakil perusahaan travel agent.
4. IATA ( International air Transport Association)
IATA adalah organisasi perusahaan penerbangan terjadwal sedunia. Anggota – naggota IATA membawahi kebanyakan muata lalu – lintas udara dunia terjadwal di bawah bendera hampir semua bangsa.
Tujuan IATA :
- Untuk mengadakan transsport udara yang aman, teratur, dan ekonomis untuk keperluan masyarakat dunia.
- Untuk membantu niaga penerbangan udara dan mengetahui maslah – masalah yang dihadapi.
- Menyediakan sarana untuk bekerjasama antara perusahaaan – perusahaan transport udara.
- Bekerjasama dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) dan organisasi internasional lainnya.
Sejarah dan Organisasi
IATA didirikan tahun 1945 untuk memecahkan masalah yang terjadi karena perluasan yang cepat dalam pelayanan udara sipil pada perang dunia II. Sebagai suatu organisasi, IATA adalah suakrela, non eksklusif, dan non politik dan demokratos. Keanggotaannya terbuka bagi setiap perusahaan yang beroperasi dan sudah diijinkan menyediakan pelayanan udara terjadwal oleh anggota pemerintah ICAO sehingga ada dua katagori keanggotaan. Anggota aktif yang mengoperasikan rute Internasional, dan anggota asosiasi yang hanya melayani penerbangan domestik.
5. IHA (International Hotel Association)
IHA mempunyai kantor pusat di Paris, Prancis, yang bertujuan untuk mempersatukan berbagai perusahaan perhotelan dan restoran dari eluruh dunia, dan berusaha untuk memcahkan masalah – masalah kepariwisataan Internasional dan ikut memabntu memecahkan masalah – masalah yang timbul antara industri agen perjalanan dan perhotelan.
6. WATA (World Assosiation Of Travel Agents)
WATA berkantor pusat di Jenewa, Swiss dan memiliki status hukum menurut Undang – Undang negara Swiss. Tugas utama WATA adalah untuk memajukan dan menjamin kepentingan para anggotanya dari segi – segi ekonomisnya dengan jalan mengatur secara nasional perjalanan wisatawan ke seluruh dunia. WATA memusatkan dan menyiapkan dokumen yang luasa bagi anggota – anggotanya, dokumen yang meliputi berbagai masalah dan publikasi kepariwisataan di seluruh dunia.
7. IASET (International Assosiation of Scientific Experts in Tourism)
Organisasi ini berkedudukan di Berne, Swiss. Keputusan untuk mendirikan organisasi Internasional yang hendak mengumpulkan orang – orang yag berkecimpung dalam ilmu kepariwisataan telah diambil pada tahun 1946 oleh suatu grup ahli dalam bidang ini, yang mengadakan pertemuan mereka di Lungano atas inisiatif sekelompok cendekiawan Swiss.
Tujuan utama IASET adalah untuk menndorong pekerjaan – pekerjaan dari anggotanya, memajukan kegiatan – kegiatan lembaga – lembaga kepariwisataan atas dasar keilmiahan dan menumbuhkan hubungan yang baik dan erat untuk kerajasama dengan pusat – pusat riset khusu lainnya. Untuk mencapai tugas ini IASET sejak tahun 1951 menyelenggarakan kongres tahunan yang ditujukan khusus untuk mendiskusikan masalah – masalah besar yang bersifat ilmiah yang timbul dalam pertumbuhan pariwisata modern ini.
8. PATA (Pacific Asia Travel Association)
PATA berkedudukan di San Francisco, Californiaa, AS. Organisasi ini didirikan tahun 1952 di kota Honolulu, Hawai yang bertujuan untuk mempromosikan daerah – daerah di kawasan Asia Pasifik. Keanggotaan PATA terdiri dari wakil – eakil pemerintah dan perusahaan – perusahaan angkutan Internasional atau regional, agen – agen perjalanan dan industri prhotelan dan organisasi dalam dunia kepariwisataan. Indonesia menjadi anggota PATA pada tahun 1957, sejak itu Indonesia sudah dua kali menjadi tuan rumah kofrensi tahunan PATA.
Selain tujuannya untuk mengembangkan, memajukan, dan memberikan fasilitas – fasilitas kepariwisataan kepariwisataan di seluruh wilayah Asia Pasifik, PATA juga aktif dalam mengembangkan penelitian dan peninjauan kepariwisataan untuk wilayah ini.
9. South East Asia Promotion Centre for Trade Investment and Tourism (SEA center)
Organisasi ini berkantor di Tokyo, Jepang. Tujuan organisasi ini adalah untuk membantu pembangunan ekonomi Asia Tenggara dengan jalan memajukan usaha – usaha ekspor dari daerah tersebut, mendorong penanaman modal di daerah itu, dan meningkatkan arus wisatawan ke dan melalui Asia Tenggara.
Manfaat daripada keanggotaan dalam organisasi ii terletak di bidang – bidang promosi dan pemasaran, riset, pendidikan dan latihan penulisan karya – karya ilmiah, penyelenggaraan berbagai seminart dan simposium dan tukar menukar data dan informasi.
Pada dasarnya oraganisasi kepariwisataan adalah suatu alat pengawasan dan juga pemberi arah dalam pengembangan kepariwisataan baik di tingkat nasional maupun Internasional.
C. DI TINGKAT NASIONAL
Di Indonesia umumnya dijumpai dua bentuk organisasi kepariwisataan yaitu government tourist office, dan private tourist office.
Government tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerinmtah sebagai suatu bidang yang diberi tanggungjawab mengenai pengembangan dan pembinaan kepariwisataan pada umumnya baik di tingkat asional, regional, maupun lokal. Seperti di Indonesia misalnya, secara nasional kepariwisataan berada di bawah Kantor Wilayah Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II.
Private Tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang merupakan asosiasi dari macam – macam kelompok perusahaan industri pariwaisata yang fungi dan kedudukannya merupakan rekanan bagi government tourist office. Di Indonesia organisasi seacam ini misalnya Perhimpunan Hotel dan RestoraN Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Travel Agent (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan lain sebagainya. Organisasi – organisasi yang termasuk dalam Govermet Tourist Office adalah Direktorat Jendral Pariwisata, Deparnas, Baparnas, Deparpostel, dan Diparda.
1. Direktorat Jendral Pariwisata
Berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No. Km.4.5/Phb-75, tanggal 2 September 1975, tugas pokok Direktorat jendral Pariwisata diatur sebgai berikut:
a. Dirjen Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas poko departemen perhubungan di bidang kepariwisataan berdasarkan kebiijkasanaan yang ditetapkan.
b. Sekretaris Dirjen Pariwisata memiliki tugas memberi pelayanan teknis dan administratif bagi seluruh satuan oraganisasi dalam lingkungan Dirjen Pariwisata dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Dirje Pariwisata.
c. Direktorat Bina Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dirjen Pariwista di bidang pemasaran wisata, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
d. Direktorat bina pelayanan wisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas pokok Dirjen Pariwisata di bidang pelayanan wisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
e. Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, mempunyai tugas membina dan mengkoordinasikan semua unit pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pariwisata di lingkungan departemen sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian.
f. Pusat penelitian dan pengembangan pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan semua unit penelitian dan pengembangan pariwisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian penelitian dan pengembangan pariwisata.
2. DEPARNAS (Dewan Pertimbangan kepariwisataan Nasional)
Dewan ini membantu presiden dalam menetapkan kebijaksanaan umum di bidang pengembangan kepariwisataan nasional. Dewan ini diketuai oleh menteri negara EKUIN dan anggotanya terdiri dari 12 menteri ditambah Gubernur Bank Sentral serta Ketua Bappenas.
3. BAPPARNAS (Badan Pengembangan Pariwisata nasional)
Badan ini dibentuk berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1969 yang merupakan Badan Konsultatatif yang membantu menteri Pariwisata Pos dan telekomunikasi di bidang kepariwisataan.
Anggota – anggotanya terdiri dari:
- para direktur jendral yang erat hubngannya dengan bidang kepariwisataan
- para ketua himpunan yang mewakili industri pariwisata
- para ahli yang dipandang perlu
Adapun tugas – tugasnya adalah:
a. Mengajukan Usul dan memberikan saran atas keijaksanaan pengembangan pariwisata nasional.
b. Mengajukan usul dan memberikan saran tentang langkah – langkah pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
c. Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah pelaksanaan terhadap kebijaksanaan di masing- masing bidang.
d. Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah kebiujaksanaan yang menyangkut kebijaksanaan di masing – masing bidang tertentu.
e. Memberi penilaian tentang buah pikiran mengenai hal – hal yang menyangkut pengembangan pariwisata nasional.
4. Deparpostel (Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi)
Deparpostel bertugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi departemen di propinsi yang bersangkutan antara lain:
a. mengumpulkan dan mengolah data dan menyusun rencana dan program kepariwisataan, pos, dan telekomunikasi.
b. Melaksanakan pembinaan usaha kepariwisataan di bidang pemasaran wisata dan pelayan wisata
c. Melaksankan pembinaan usaha pos, dan telekomunikasi di bidang pengendalian frekwensi dan pelayanan, pos, dan telekomunikasi.
d. Memberikan pelayan administratif kepada semua satuan organisasi di lingkungan kantor wilayah Departemen Pos dan telekomunikasi.
5. Diparda (Dinas Pariwisata Daerah)
Dinas Pariwisata Daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas dalam melaksanakan urusan rumah tangga daernya dalam bidang kepariwisataan yang menyangkut; urusan objek wisata, urusan pramuwisata, urusan losmen, penginapan remaja, pondok wisata, perkemahan, rumah makan, bar kawasan wisata, rekreasi, dan hiburan umum serta promosi daerah.
Untuk menyelenggarakan tugasnya Diparda memiliki fungsi:
a. merumuskan kebijaksanaan teknik, pemberian bimbingan, pembinan dan perijinan dengan dasar kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernus kepala daerah.
b. Melaksankan tugas pokok sesuai denganperaturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Mengumpulkan data, pengadaan penelitian, dan penganalisaan data sebagai bagian perencanaan pengembangan kepariwisataan di daerah.
Organisasi pariwisata yang termasuk private tourist office adalah:
1. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies)
ASITA adalah organisasi yang menjadi wadah bagi pengusaha perusahaan perjalanan Indonesia, dalam bahasa Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki beberapa tujuan yaitu:
a. berusaha memajukan dan melindungi kepentingan industri kepariwisataan nasional dan kepentingan para anggota.
b. Meni gkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian perlindungan dan jaminan kepentingan tanpa mengorbankan kepentingan sesama anggota.
c. Menuskseskan program pembangunan nasional melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis – garis besar haluan negara dan rencana pembangunan nasional.
2. PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia)
Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRI didirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didrikan PUTRI ini adalah sebagai wadah perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengelola dan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat.
Ada beberapa tujuan organisasi PUTRI yaitu:
a. membina dan mengembangkan objek wisata dalam rangka mengembangkan pariwisata nusantara dan mancanegara.
b. Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui penyaajian objek wisata dalam usaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
c. Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola objek – objek wisata dalam rangka meningkatkan pelayanan.
3. HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia)
HPI adalah organisasi profesional non politik dan mandiri yang merupakan waah persatuan dan kesatuan pribadi yang profesinya adalah pramuwisata.
HPI bertugas secara aktif menggalakkan dan melaksanakan pembangunan pariwisata secara teratur, tertib dan berkesinambungan,meumpuk dan menigkatkan semangat serta kesadaran nasional sebagai warganegara RI serta memiliki tanggungjawab asosiasi terhadap lingkungan dan enigkatkan kerjasama.
4. PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia)
Kegiatan organisasi ini adalah membantu para anggota dengan cara memberikan perlindungan, masukan, bimbingan dan konsultasi serta pendidikan untuk meningkatkan mutu hotel/akomodasi, restoran, dan jasa boga,s esama anggota mengkoordinasikan dan meningkatkan kerjasama atar anggota dan organisasi lain di bidang kepariwisataan baik di dalam maupun di luar negeri, melakukan kegiatan penelitian perencanaan dan penegmbangan, melakukan promosi untuk meningkatkan kepariwisataan dalam dan luar negeri. ,
Profil Wisatawan
A. PENDAHULUAN
Profil wisatawan mengacu pada sifat tertentu dari tipe wisatawan yang berbeda, yang khususnya dihubungkan dengan kebiasaan perjalanan, tuntutan, dan kebutuhannya. Beberapa kategori wisatawan telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dan dalam bagian ini kita akan mempetimbangkan ke dalam lima hal penting mengenai kelompok wisatawan secara lebih mendetail.
- Kelompok – kelompok nasional
- Umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelom pok kelas sosial.
- Wisatawan kelompok dan wisatawan yang bepergian secara bebas
- Wisatawan konvensi dan wisatawan konfrensi
B. KELOMPOK – KELOMPOK NASIONAL
Semua bangsa ikut menyumbang kepada pasar wisatawan Indonesia. Penjelasan tentang kebiasaan bepergian dan tingkah laku wisatawan diambil dari penelitian pada agen perjalanan di Bali, dan dari hasil diskusi dengan agen perjalanan di Bandung. Dan tampaknya sesuai dengan profil umum yang dditerima yang digunakan di seluruh dunia.
P E R A N C I S
- Sangat tertarik pada kebudayaan meliputi gaya hidup tradisional, tari – tarian, drama, musik, kesenian, upacara keagamaan, dan desa tradisional yang belum terjamah.
- Sangat tertarik menngunjungi dan mempelajari tentang atarksi wisata yang khusus seperti tempat arkheologi, pura – pura tua, dan lebih menyenangi tempat – tempat tepencil dan kurang komersiil.
- Diantara barang – barang yang dibeli, khususnya menyenangi kerajinan tangan dan barang antik.
- Sangat aneh dan lambat memilih segala sesuatu yang akan ibeli, dan teliti memilih restoran.
- Ramah, disiplin, tahu tingkah laku yang baik, dan tunduk kepada aturan lokal.
- Suka berbicara dengan bahasanya sendiri dan lebuh suka pemandu wisata berbahasa Prancis meskipun ia bisa berbahasa Inggris.
- Cenderung berpakaian yang mencerminkan keindividuan, kadang – kadang berpakaian yang agak aneh.
- Agak suka mencari kesalahan dan sukar untuk ditangani.
J E R M A N
- Tertarik pada kebudayaan, upacara keagamaan, tari – tarian , tempat bersejarah, pemandangan indah, dan suka membandingkan tradisi dari tempat- tempat yang berbeda.
- Sangat tertarik mendengarkan penjelasan guide dan ingin mengetahui segala sesuatu secara detail.
- Diantara barang - barang belanja, sangat menyukai ukiran kayu dan batu.
- Dapat menerima berbagai fasilita dan jasa.
- Memiliki tingkah laku yang sopan dan hati – hati, memberi komentar yang jujur dan langsung terhadap pengalaman.
- Pada umumnya suka tour dengan group yang berasal dari negaranya, kadang – kadang menjadi masalah bila digabung dengan yang lain.
I N G G R I S
- Tertarik dengan kekhasan kebudayaan tradisional dan keindahan pantaai.
- Bertingkah laku baik, sopan, dan cukup ramah namun tidak terbuka sperti orang Eropa lainnya yang memiliki kebebasan yang tinggi.
- Individualistis dan bebas, serta tidak suka tour bergroup, mereka lebih suka travel sendiri.
- Sangat berhati – hati dalam pengeluaran uang bisanya mereka tidak tinggal di hotel – hotel mewah.
Pada umumnya orang Inggris adalh orang yang berdisiplin, tinggi hati, terlalu individualistis, secara psikologis mereka angat peraya diri, dan memiliki siifat pendiam.
I T A L I
- Menyukai pola – pola budaya tradisional dan tempat yang romantis, seperti pantai dan lambaian pohon palmnya.
- Terbuka, suka bicara, romantis, ekspresif, dan agak cerewet.
- Tidak begitu disiplin, kadang-kadang susah diatur namun mereka cepat menyesuaikan diri dengan situasi setempat.
- Menyenangi hotel dan tempat – tempat mewah serta dangat hati – hati dalam hal menggunakan uang.
- Memerlukan pemandu wisat ayang mengerti bahasa Italia.
Pada umumnya orang Itaalia sangat terbuka, romantis, ramah, namun kurang disiplin dengan tradisi historis yang kuat dalam hal apresiasi terhadap karya seni.
B E L A N D A
- Memiliki hubungan historis yang erat dengan Indonesia,senang mengunjungi
tempat dimana mereka bekerja dan tinggal, dan daerah yang telah mereka dengar
dari teman/famili atau yang pernah dipelajari dari sekolah.
- Sangat tertarik akan pola – pola kebudayaan dan keindahan pantai serta
pemandangan, termasuk gaya pengembangan masa kini.
- Cenderung menginginkan informasi yang jelas dan tepat , sebaliknya mereka akan kecewa bila informasinya tidak jelas.
- Ramah dan suka humor, tetapi biasanya mereka tidak jujur dan terbuka dalam komentar da menanggapi sesuatu.
- Memperhatikan kesehatandan kebersihan, terutama dalam hal makanan dan minuman.
Secara keseluruhan orang Belanda adalah orang yang berdisiplin, mudah diatur dengan informasi mengenai tempat – tempat wisata yang khusu mengingat hubungan historis Belanda dengan Indonesia.
ORANG AMERIKA UTARA (USA dan CANADA)
- Senang dengan aspek – aspek yang mendetail dari suatu kebudayaan speerti tari –tarian, upacara – upacara, sebaliknya tidak begitu tertarik kapada pola – pola kkebudayaan. Suka akan pemandangan alam yang indah juga kepada pola – pola perkembangan masa kini.
- Sennag dengan hotel mewah dan pelayanan yang baik serta transportasi yang nyaman .
- Sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan terutama makanan dan minuman.
- Tidak suka perjalanan yang lama, mereka lebih menyukai perjalanan yang singkat, dan bergerak cepat dan tepat.
- Terbuka, jujur, dan langsung dalam berkomentar serta tanggap terhadap pelayanan, dan fasilitas yang diperoleh.
- Sopan santun dan bertingkah laku baik dan formal, tapi pada umumnya mereka ramah.
- Mudah diatur jika mereka menerima pelayanan dan fasilitas yang menyenangkan.
Secara keseluruhan orang Amerika kurang mendalami apresiasi budaya dibandingka dengan orang Eropa. Mereka jujur, terbuka, ramah, namun sangat menginginkan pelayanan dan fasilitas yang berkwalitas serta menyenangkan.
AUSTRALIA
- Suka dengan kebudayaan tradisional dan kegiatan di pedesaan, di pantai (terutama anak muda), tetapi tidak tertarik mendalami kebudayaan karena sudah tahu banyak tentang Indonesia.
- Ramah, tidak bertele – tele, suka humor, dan mudah bergaul dengan penduduk setempat
- Lebih suka melakukan perjalanan sendiri, tetapi jika tour mereka tanggap akan semua informasi yang diberikan oleh pemanud wisata. Suka dengan tour yang harganya murah.
- Menerima dan suka dengan pelayanan serta fasilitas yang sederhana.
Secara keseluruhan mereka terbuka, ramah, tidak bertele – tele, dan individualistis. Kadang – kadang mereka berbicara agak keras namun mudah beradaptasi dan toleran terhadap berbagai situasi.
J E P A N G
- Tidak begitu tertarik terhadap pola – pola kebudayaan dan pertunjukan untuk wisatawan. Mereka ikut tour untuk melihat tempat sepintas saja, oleh karena itu tour dan lama tinggal mereka sangat singkat.
- Mereka senang tour bergroup, selalu mengikuti jadeal tour dan jarang membatalkan perjanjian yang telah dibuat.
- Mereka mudah diatur dan disiplin, tetapi ribut/cerewet dan kasar terhadap orang lain selain groupnya.
- Lebih suka makanan Jepang, tetapi juga senang dengan makanan Eropa.
- Suka membeli dengan barang – barang prosuksi lokal dan tidak suka menawar.
- Suka hotel mewah dan pelayanan yang memuaskan, akan tetapi mereka akan menerima hotel dan pelayanan yang murah jika mereka telah diinformasikan sebelumnya.
- Perlu pemandu wisata yang berbahasa Jepang, dan tidak perlu informasi yang rinci.
- Suka akan kehidupan malam dan perempuan
- Suka fotografi dan perlu wakktu khusus untuk itu dalam tour.
- Tidak menuntut secara langsung (selalu bilang “ya) elama perjalanan, tetapi akan komplin setelah tiba di negaraanya.
Secara keseluruhan orang Jepang disiplin, suka tour bergroup, berkepribadian terttutup, tidak suka basa – basi, tetapi mudah diatur dalam group mereka sendiri. Disamping itu mereka menginginkan pelayanan dan fasilitas yang bermutu tinggi.
SINGAPURA
- Tertarik terutama terhadap atraksi alam dan pola perkembangan masa kini, da minatnya sedikit terhadap kebudayaan.
- Beberapa orang Singapura suka dengan perjudian dan kehidupan malam.
- Suka membeli bermacam – macam produk lokaltermsuk makanan.
- Menerimaa pelayanan dan akomodasi yang sederhana, tidak begitu memperhatikan maslah kesehatan dan kebersihan.
- Sangat mudah diatur dalam perjalanan tour bergroup.
- Mereka umumya sudah tahu tentang Indonesia.
Secara keseluruhan orang Singapura memiliki latar belakang etika China juga pengaruh kuat dari Eropa, tidak terlalu menuntut masalah kwalitas pelayanan, di samping itu wisatawan Singapura sangat suka berbelanja.
MALAYSIA
- Amat tertarik dengan keindahan alam termasuk pantai – pantai dan pola perkembangan masa kini. Tidak begitu berminat terhadap kebudayaan dan kesenian.
- Beberapa orang Malaysia memiliki hubungan keluarga dan suku dengan orang Indonesia terutama Sumatra. Mereka datang untuk mengunjungi teman, keluarga, serta tempat tinggal aslinya.
- Kecuali yang mengunjungi tema dan keluarga, orang Malaysia senang datang bergroup.
- Menerima akomodasi yang sederhana dan makanan lokal.
- Sangat mudah diatur tetapi tidak terlalu disiplin
- Tidak begitu tertarik untuk berbelanja.
Secara umum ciri – ciri wisatawan Malaysia sama dengan Indonesia karena ada ikatan suku.
C. . JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, TINGKAT SOSIAL.
Orang Muda Yang Mengadakan Perjalanan Sendiri :
- Perajalanan yang dilakukan anak muda dewasa ini sudah umum termasuk di Indoensia.
- Biasanya mereka mengadakan perjalanan sendiri – sendiri, tinggal lebih lama, dan menggunakan agen perjalanan untuk mengatur kunjungannya.
- Sangat luwes dalam hal pelayanan dan fasilitas, biasanya mereka tinggal di hotel murah serta makan di restoran yang muraa pula.
- Kesenangan mereka bermaam – macam : beberapa tertarik kepada kebudayaan, lainnya suka rekreasi, atau pemandangan alam.
- Sering terlalu individualistis daal hal pakaian dan tingkah laku.
- Kadang – kadang masalah timbul pada anak muda, orang – orang Indonesia yang suka menirukan kebiasaan – kebiasaan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh turis asing.
Kelompok Wisatawan Tua Dari kelas Menengah Yang Berpendidikan Baik.
- Sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan lingkungan, banyak bertanya tetapi mereka agak angkuh dengan pengetahuannya dan sangat sulit untuk diatur.
- Lebih luwes terhdap perubahan rencana tour dan dapat menguasai masalah.
- Cenderung untuk bersosialisasi dan berbaur denga orang setempat ( mereka memiliki keahlian dalam bermasyarakat)
- Memerlukan pelayanan dan fasilitas yang lebih dan khusus daripada wisatawan muda.
Tidak ada korelasi yang penting antara kelompok sosial ekonomi dengan pola yang diterapkan; orang yang profesional dan berpenghasilan tinggi cenderung lebih hati – hati dalam mengeluarkan uang, sebaliknya orang yang berpenghasilan rendah akan lebih bebas menggunakan uang dalam perjalanan.
Guru banyak menadakan perjalanan dan sering ingin mempelajari lebih rinnci mengenai suatu daerah, yang kemudian dipakai suatu bahan pelajaran untuk murid – muridnya. Hal ini memerlukan pemandu wisata yang baik, sebab mereka akan kecewa jika informasinya salah. Rencana mengunjungi rumah penduduk sering meruppakan pendekatan yang baik bagi wisatawan yang serius ingin belajar mengenai kebudayaan dan daerah setempat.
D. WISATAWAN KELOMPOK DAN WISATAWAN BEBAS
Wisatawan Kelompok.
- Wisatawan kelompok cenderung tidak menghusus, dan tidak berharap terlalu banyak.
- Hubungan agen perjalanan dengan group wisatawan lebih impersonal dan setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pelayanan da fasilitas. Hal ini kadang – kadang sulit untuk dilaksanakan.
Wisatawan Bebas
- Menyediakan pola untuk hubungan personal dan ada kemungkinan agen perjalanan menetapkan lebih khusu mengenai keinginan wisatawan.
- Lebih mengkhusus kepaa keperluan wisatawan.
- Mengharapkan kepentingan – kepantingan khususnya tersedia
- Lebih mudah membuat rencana sebab mereka hanya terdiri dari beberapa orang.
E. WISATAWAN KONVENSI DAN KONFRENSI
Wisatawan dalam kelompok ini :
- Mebentuk perluasan komponen pasar travel secara pesat.
- Biasanya memiliki keperluan khusus ang berhubungan dengan konfrensi/konvensi
- Sering menginginkan tour yang khusus yang disusun sebagai bagian dari konfrensi/konvensi.
- Memiliki keperluan umum yang sama seperti wisatawan lainnya.
DETERMINAN DAN MOTIVASI PERJALANAN WISATA
B. PENGERTIAN DETERMINAN DAN MOTIVASI.
C. JENIS – JENIS DETERMINAN
A. Pengaruh faktor sosila ekonomi.
3. Prosentase pemilihan kendaraan bermotor makin besar.
B. Pengaruh Fakktor Demografi.
1. Umur.
D. JENIS – JENIS MOTIVASI WISATAWAN
1. Motif fisik
yaitu motif – motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, seperti olahraga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya.
2. Motif budaya.
A. Motif bersenang – senang atau tamasya.
I. Motif Kesehatan.
Komunikasi
Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia.
TUJUAN DAN SASARAN KOMUNIKASI
• Semua pihak dapat memahami keadaan atau situasi yang dihadapi.
• Memberikan dorongan, semangat, dan motivasi kepada staff untuk bekerja lebih giat.
• Untuk dapat menjabarkan kebijakan organisasi dengan baik kepada semua pihak.
• Untuk melasanakan proses pendelegasian wewenang lebih baik.
Dilain pihak, komunikasi yang kurang efektif dapat menimbulkan beberapa akibat seperti :
• Menurunnya produktifitas.
• Timbulnya kelalaian.
• Tugas dan tanggung jawab yang tumpang tindih.
• Menurunnya kerja sama dan moral kerja karyawan.
Hambatan-Hambatan Komunikasi
Sekelompok petani didesa tentunya tidak mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan seorang pialang mengenai perdagangan saham.
Bentuk dan Jenis Pariwisata
I. PENDAHULUAN
Perkembangan pariwisata melaju seiring dengan perkembangan tehnologi. Dengan membaiknya tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat mendorong berkembangnya kegiatan pariwisata ke bentuk – bentuk dan jenis – jenis kegiatan yang lebih bervariasi atau beragam. Usia, status sosial tingkat ekonomi juga mempengaruhi seseorang untuk memiih bentuk dan jenis – jenis kegiatan wisata apa yang diminatai atau yang memuhi selera mereka. Dari sinilah lahir berbagai bentuk dan jenis – jenis pariwisata.
II. BENTUK – BENTUK PARIWISATA
Setelah kita mempelajair dasar pemikiran tentang konsep atau definisi pariwisata dan wisatawan, maka perlu kiranya kita juga membicarakn tentang bentuk – bentuk wisata utnuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai industri ini. Bentuk – bentuk ini dapat dibagai menurut katagori berikut ini :
- Menurut asal wisatawan
Pertama – tama perlu diketaui apakah asal wisatawan dari dalam maupun dari luar negeri. Kalau asalnya dri dalam negeri sendiri berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan, maka ini dinamakan pariwisata domestik. Sedangkan kalau ia darang dri lura negeri dinamakan pariwisata Internasional.
- Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi wisatwan, ini disebut pariwisata akktif. Sedangkan kepergian seorang warganegara ke luar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negri negaranya, ini disebut pariwisata pasif.
- Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung pada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur panjang atau pendeknya waktu yang dimaksud.
- Menurut Jumlah Wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatwan yang datang, apakah wisatwan itu datangs endiri, atau dalam suatau rombongan. Maka timbullah istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
- Menurut alat angkut yang dipergunakan
Kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisatakereta api dan mobil, tergantung apakah sang wisatwan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.
III. JENIS – JENIS PARIWISATA
1. Wisata Budaya.
Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan unutk mempluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mngadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka budaya, dan seni mereka. Sering perjalanan seperti ini disatukan dengan kesempatan – kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, drama, musik, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
2. Wisata Kesehatan.
Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk meninggalkan keadaan lingkungan tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas – fasilitas kesehatan lainnya.
3. Wisata Olahraga
Ini dimaksudkan dengan wisatwan – wisatwan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau menghadiri pesta olahraga di suatu tempat atau suatu negara seperti : Aisan Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, dan lain – lain. Olah raga lain yang tidak termasuk dalam pesta olahraga atau games misalnya : berburu, memancing, berenang, dan berbagai cabang olehraga di ddlam air atau di atas pegunungan.
4. Wisata Komersial.
Yang termasuk dalam wisata komersial ini adalah mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. Pada mulanya banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidak dapat digolongkan dalam dunia kepariwisataan dengan alasan bahwa kegiatan perjalanan untuk pameran atau pekan raya ini hanya dilakukan oleh orang – orang yang khusus mempunyai urusan bisnis. Tetapi dalam kenyataannya pada dewasa ini dimana pameran atau pekan raya banyak sekali dikunjungi oleh orang – orang kebanyakan dengan tujuan ingin melihat – lihat yang membutuhkan fasilitas akomodasi dan transportasi. Dis amping itu dalam pekan araya atau pameran biasanya dimeriahkan dengan berbagai atraksi atau pertunjukasn kesenian. Itulah sebabnya wisata komersial ini menjadi kenyataan yang sangat menarik dan menyebabkan kaum pengusaha angkutan dan akomodasi membuat rancangan – rancangan istimewa untuk keperluan tersebut.
5. Wisata Industri
Wisata industri ini erat hubungannya dengan perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiwa, atau orang – orang awam ke suatu kompleks atau daerh perindustrian dimana terdapat pabrik – pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian atau peninjauan. Jenis kegiatan ini banyak dilakukan di negara – negara maju dimana masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan keunjungan ke daerah – daerh atau kompleks pabrik industri.
6. Wisata Politik.
Jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakuka untuk mengunjungi atau mengambil bagian dalam peristiwa kegiatan politik misalnya perayaan 17 Agudtud di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow penobatan Ratu Inggris di London dan sebagainya. Biasanya fasilitas akomodasi, dan transportasi serta berbagai atrakasi diadakan secara meriah bagi para pengunjung. Disamping itu yang termasuk dalam kegiatan wisata politi adalah peristiwa – peristiwa penting seperti : konfrensi, musyawarah, kongres, atau konvensi politik yang selalu disertai dengan kegiatan darmawisata.
7. Wisata konvensi
Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan – ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun Internasional. Misalnya di Jerman Barat memiliki International Congress Center di Berlin, filipina mempunyai Philippine International convention Center (PICC) di Manila, Indonesia memiliki Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk penyelenggaraan sidang – sidang pertemuan yang besar dengan perlengkapan yang modern.
8. Wisata sosial
Yang dimaksud dengan wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan yang murah dan mudah untuk memberi kesempatan kepada masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya kamum buruh, pemuda, pelajar, mahasiswa, petani, dan sebagainya.Organisasi ini berusaha untuk membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansial untuk dapat memanfaatkan waktu libur atau cuti sehingga dapat menambah pengalaman dan memeperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.
9. Wisata Pertanian
Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek – proyek pertanian, perkebuinann, ladang pembibitan, dan seabgainya dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar menikmati aneka macam tanaman.
10. Wisata maritim (bahari)
Jenis wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan oleh raga di air, danau, pantai, teluk, dan laut. Misalnya : memancing, berlayar, menyelem sambil melakukan pemotretaan, kompetisi berselancar, mendayung, berkeliling melihat – lihat taman laut dengan pemandangan yang indah.
11. Wisata Cagar Alam
Untuk jenis wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhusukan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerh cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh – tumbuhan yang jarang ditemukan di tempat lain.
12. Wisata Buru
Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri – negeri yang banyak memiliki daerah atau hutan berburu yang diperbolehkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safri buru ke daerah hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti di Afrika berburu gajah, singa, jerapaaah, dan sebagainya. Di Indonesia pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wiatwan boleh menembak banteng dan babi hutan.
13. Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak di lakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat –tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau pegunungan yang dianggap keramat. Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu , kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang untuk memperoleh berkah dan kekayaan yang melimpah. Misalnya : orang – orang Khatolik melakukan wisata pilgrim ini ke istana Vatikan di roma, orang – orang Islam ke tanah suci, orang – orang Budha ke tempat – tempat suci di India, Nepal, tibet dan sebagainya. Di tanah air kita banyak tempat – tempat suci atau keramat yang dikunjungi umat – umat agama tertentu misalnya Candi borobudur, Prambanan, Pura Besakih di Bali, Sendang Sono di Jawa tengah, Makan Wali Songo, Makan Bung Karno, dan sebagainya.
14. Wisata Bulan Madu
Wisata bulan madu adalah suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas – fasilitas khusus seperti misalnya kamar pengantin di hotel yang khusus disediakan dengan peralatan serba istimewa dekorasi dinding yang berslera tinggi, cermin besar di berbagi sudut, dan fasilitas lain yang menimbulkan kesan romantis bagi yang menikmati kamar tersebut.
Jenis – jenis wisata ini dapat berkembang lebih banyak tergantung pada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau suatu negara. Makin kreatif dan banyak gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini.