Halaman Utama

Rabu, Februari 10, 2010

Restaurant

Restoran adalah salah satu jenid usaha pangan yang bertempat do sebgaian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan.

Jadi dengan adanya fasilitas rumah makan, para tamu atau pengunjung lainnya dpat membeeli dan menikmati makanan di tempat tersebut.

Jenis – Jenis Restoran Di Dalam Hotel

Dalam sebuah hotel terdapat lebih dari satu macam restoran, antara satu hotel dengan hotel lain jumlahnya berbeda – beda. Hal ini bisa disebabkan karena ukuran hotel, besar kecilnya pelayanan, sistem manajmen, dan pangsa pasar yang dituju.

Pada dasarnya restoran yang ada di dalam hotel dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar, yaitu formal dinning room, Informal dinning room, dan Specialties dinning room. Dari ketiga kelompok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Formal dinning room

Yang dimaksud dengan formal dinning room adalah restoran di dalam hotel yang merupakan high class restaurant. Restoran ini diciptakan ekslukusif sehingga hanya tamu – tamu tertentu yang dapat menikmati hidanga tersebut. Faktor - faktor yang menyebabkan restoran tersebut menjadi prestise bagi hotel adalah :

¨ Peralatan yang dipakai menggunakan bahan – bahan yang mewah.

¨ Cara pelayanan yang secara pribadi

¨ Jenis makanan yang disediakan harganya cukup mahal

¨ Biasanya digunakan untuk jamuan makan lengkap dan resmi

¨ Pada umumnya proses memasak makanan tertentu dapat di lihat atau di depan tamu.

Contoh untuk formal dinning room antara lain :

· Rotisserie : restoran ekslkusif di mana tempat pembakaraan dapat dilihat oleh tamu.

· Grill : restora untuk steak dan chop, yang mana makanan tersebut dibakar menurut selera tamu.

· Cabaret atau supper club : restoran yangmengadakan pertunjukan pada saat makan.

2. Informal dinning room.

Untuk restoran yang sifatnya tidak formal, hotelpun menyediakan fasilitasnya. Beberapa contoh dari informal restaurant tersebut antara lain : coffee shop, tavern, cocktail lounge, pool snack bar, room service.

· Coffee Shop

Coffee shop is a comercial food facilities designed to offer the custumer a meal or sanack in an informal atmosphere whitaout the service, variety, or cost associated with a resaturant and at those times when a restaurant may not be open.

Coffee shop adalah suatu usaha di bidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan keada para tamumakanan atau makanan kecil dengan pelayanan dalam suasana tidak formal tanpa diikuti suatu aturan service yang baku (sebgaimana aturan ekslusiif dinning room), jenis –jenis makanan dan harganya lebih murah karena biasanya beroperasi 24 jam maka coffe shop tetap buka ketika restoran resminya sudah tutup.

Bermacam – macam jenis makanan biasanya ditemukan di dalam coffee shop itu sendiri. Di beberapa hotel, makanan dipersiapkan di dapur khusus yang lokasinya biasanya di belakang coffee shop itu sendiri. Sedangkan hotel yang tidak begitu besar akan mempergunakan dapur utama (main kitchen) sebagai tempat menyiapkan makanan, setelah makanan jadi baru dikirim ke coffee shop. Untuk menjaga makanan agar tetap hangat dam segar, makanan disimpan di dalam mesin pemanas (microwave), sedangkan makanan yang dihidangkan dingin akan disimpan di dalam mesin pendingin (referigerator).

· Tavern

Tavern adalah restoran kecil yang berada di dalam hotel, yamng mana disajikan untuk menu utamany adlah bir dan anggur (wines).

· Cocktail Lounge

Cocktail Lounge is a facility that offers custumers a place to have a drink, in a relatively quiete, often dimly lit atmosphere.

Cocktail Lounge aalah suatu fasilitas yang diberikan kepada tamu da pengunjung hotel, suatu tempat yang santai untuk minum dengan suasana pencahayaan yang remang – remang.

· Pool Snack Bar

Pool Snack Bar adalah counter bar kecil yang terletak di tepi kolam renang sebuah hotel. Di samping menyediakan minuman dan makanan kecil, tamu tetaap dapat memesan makanan laindan makanan tersebut akan diambil dari main kitchen.

· Room Service

Room service is a service to a hotel guest where food & Beverage dilevery to the guest’s room

Room service adalah sistem pelayanan terhadap tamu hotel yang mana makanan dan minuman yang dipesan oleh tamu akan diantar dan dinikmati di dalam kamar.

3. Specialties Restaurant.

Specialties Restaurant adalah restoran yang berada di hotel yang menyediakan makanan/maskan khusus. Makanan khusus tersebut biasanya sudah terkenal secara Internasional seperti maskan Jepang, Korea, Italiaa, dan lain – lain.

3. B A R

Bar adalah tempat usaha komersiil yang ruang lingkup kegiatannya

menghidangkan minuman keras dan minuman lain di tempat usahanya.

Dengan adanya failitas bar para tamu dan pengunjung lainnya dapat

membeli serta menikmati minuman di sana. Bar dapat dibedakan menjadi

bebrapa jenis diantaranya :

  1. Snack Bar, yang menawarkan jenis 0 jenis minuman yang sangat terbatas dan makanan kecil (snack)
  2. Cocktail Bar, yang menawarkan berbagai jenis minuman cocktail dengan diiringi alunan musik.
  3. Night Club, khusus dibuka malam hari dengan menawarkan berbagai minuman serta dilengkapi dengan hiburan, dan fasilitas menari/berdansa.

Fasilitas Hotel

Pada dasarnya hotel menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan demi kenyamanan, keamanan, dan kepuasan tamu hotel dan juga bagi mereka yang menggunakan fasilitas dan menerima pelayanan akomodasi, tetapi juga makanan dan minuman, dan fasilitas serta pelayanan lainnya.

Fasilitas pokok bagi tamu hotel yang menginap adalah tempat tidur, makanan dan minuman. Untuk itu hotel menyediakan fasilitas akomodasi (tempat tidur), rumah makan/restoran, dan tempat minum/bar.

1. KAMAR
Kamar tidur (hotel bedrom) dapat diklasifikasikan menjadi beberaa katagori antara lain :
1. Single Room, satu kamar dengan dilengkapi satu single bed untuk satu orang.
2. double Bed, satu kamar tidur dengan dilengkapi dengan satu double bed untuk dua orang.
3. Twin Room, satu kamar tidur dengan dilengkapi dua single bed yang terpisah,masing – masing untuk satu orang. Kamar tidur tersebut dapat dihuni oleh dua orang.
4. Triple Room, bisa berupa twin room atau double room, yang dapat dihuni oleh tiga orang atau dengan menambahkan satu extra bed.
5. Suite Room, suatu kamar yang dilengkapi dengan sebuah double atau twin bed ruang tamu dan dapur kecil.
6. Standard room, yaitu kamar yang ada di dalam hotel yang mana segala perlengkapannya dan fasilitas yang terdapat di dalam kamar sesuai denga standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas dalam standard room antar alain : tempat tidur, kamar mandi, meja kerja, TV, Telepon, Lemari es, lemari pakaian, dan rak koper. Keistimewaan dari kamar standar adalah harganya yang paling murah dibandingkan kamar lainnya.
7. Deluxe room/superior room, yaitu kamar yang kondisinya setingkat lebih baik dari kamar standar dimana ;
- letak kamar strategis
- arah kamar lebih baik emandangannya
- mutu bahan untuk mebel dan perabotan lebih baik dari standar
- ukuran kamar lebih luas dari kamar standar
8. Suite Room, yaitu kamar yang dilengkapi dengan ruang tamu dan dapur kecil.
9. Studio room, yaitu kamar yang dilengkapi dengan studio bed.
10. Junior suite, yaitu kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standard bed dan hide away bed (sofa bed)
11. Twin Bedded Room, yaitu kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang.
12. Double Bedded Room, Kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (double bed) untuk dua orang.
13. Connecting room, yaitu dua kamar yang bersebelahan dimana dihubungkan oleh connecting door (pintu tmbus) yang terletak di dinding pemisah.
14. Adjoinning Room yaitu, kamar yang bersebelahan saling menghadap yang dipisahkan oleh sebuah gang (koridor)
15. Duplex, yaitu kamar yang memiliki satu , dua atau tiga kamar tidur terpisah satu dengan lainnya berbeda tingkat dan dihubungkan oleh sebuah tangga tapi masih dalam satu kamar yang sama.
16. Cabana, yaitu kamar yang langsung menghadap ke kolam renang dengan atau tanpa tempat tidur.0

Organisasi Hotel

Hotel sebagai suatu kegiatan dalam bidang industri pariwisata adalah merupakan suatu badan ( Badan Usaha ) dalam bentuk organisasi. Sebagai suatu organisasi di dalamnya tercakup unsur kumpulan orang (pengusaha dan pegawai/karyawan), unsur proses pembagian kerja (sesuai dengan fasilitas dan layanan), juga sistem kerja sama baik antar orang – orang mmaupun bagian organisasi adalah suatu sistem saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dilihat dari sudut pandang penguisaha kecil, tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan (termasuk juga menyelamatkan investasi yang ditanam) kegiatan usaha bidang perhotelan mencakup beberapa kegiatan pokok (penyediaan dan layanan penginapan, makan dan minum) serta sebagai pelengkap lainnya. Untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan tersebut perlu disusun dan dikelompokkan sesuai dengan bidang dan kebutuhannya dengan kejelasan tugas dan tanggungjawab serta hak dan wewenang. Dapat dikatakan bahwa tidak ada dua hotel menggunakan susunan organisasi yang persis sama. Keadaan yang demikian dapat dimaklumi karea ada banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan seperti keadaan fisik hotel (lokasi, luas area, jumlah kamar, fasilitas – fasilitas, peralatan), personil (kemampuan, jumlah), sistem administrasi dan lain – lainnya. Pada dasarnya susunan organisasi dari suatu hotel berpedoman pada pencapaian tujuansecara efektif dan efesien, oleh karena itu perlu pengarahan dan pengawasan yang terpadu.

Susunan departemen/bagian dalam suatu hotel tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah lokasi, tipe pelayanan, struktur denah, kemampuan personil, dan tipe kepemilikan biasanya pimpinan/manajemen hotel membagi organisasi hotel dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Kelompok yang menghasilkan barang dan jasa/pelayanan untuk dijual kepada tamu hotel.

b. Kelompok yang tidak menghasilkan barang dan jasa /pelayanan untuk dijual kepada tamu hotel.

c. Kelompok yang melayani hotel itu sendiri dan tamunya taapi tidak bertujuan untuk menghasilkan pendapatan.

Fungsi Hotel

Untuk mengetahui apakah fungsi atau manfaat daripada kegiatan perhotelan itu sangat tergantung dari sudut pandangan kita. Pada dasarnya fungsi hotel dapat dilihat dari kemanfaatan pihak ppppennnngusaha/pemilik/pegawai/karyawan, tamu, dan pemerintah.

A. Pengusaha/Pemilikan Hotel
Pada mumnya sebgai pengusaha, demikian juga pengusaha/pemilik hotel yang berkecimpung dalam usaha business, hotel merupakan suatu bentuk alat untuk mencari dan mendapatkan keuntungan dan modal yang ditanamkan. Fungsi hotel untuk mencari dan mendapatkan keuntungan juga tidak terlepas dari peranan untuk menyelamatkan da mengamankan modal pengusaha itu sendiri.
B. Pegawai/Karyawan Hotel
Sebagai pekerja pada umumnya, dmeikian juga di bidaaaang perhotelan salah satu fungsi adalah untuk mendapatkan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, dengan penghasilan tersebut diharapkan dapat menjamin hidup dan kehidupannya beserta keluarganya.
Sebagai sutu perusahaan, hotel merupakan salah satu sumber keperluan tenaga kerja, dan juga merupakan tempat bagi pekerja untuk mendapatkan tambahan kemampuan dan pengalaman dalam bidangnya.
C. Tamu Hotel
Tamu sebgai pemakai jasa sangat mengharapkan peranan hotel untuk mampu memberikan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan. Hotel sebagai sarana akomodasi menyediakan fasilitas dan pelayanan kepada para tamu/pengunjung hotel dengan fasilitas yang memadai dan dengan pelayanan baik yang secara tidak langsung akan meningkatkan penggunaan/pembelanjaan uang tamu berarti pula peningkatan pendapatan pemilik, pegawai, dan pemerintah sendiri.
Penyediaan fasilitas dan pelayanan penginapan merupakan fungsi pokok hotel bagi para tamu, demikian juga penyediaan fasilitas dan pelayanan makanan dan minuman. Sedangkan failitas lainnya seperti olehraga, rekreasi,klinik pengobatan, keaamanan barang dan orang sangat berperan dalam memlihara dan menjamin kepuasan tamu dalam menikmatinya.

D. Pemerintah
Pada dasarnya hotel sebagai sutu kegiatan usaha sangat besar peranannya bagi pemerintah (termasuk juga pemerintah daerah dimana hotel tersebut berlokasi). Bertambahnya hotel berarti pula pembukaan lapangan kerja baru dan kesempatan kerja yang dapat membantu program pembangunan terutama dalam bidang ketenagakerjaan. Selain itu dengan pengunaa fasilitas oleh para tamu dan layanan yang diberikan berarti pula akan menambah pendapatan negara/pemerintah serta secara tidak lanngsung akan berperan sebagai media untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan.

SEJARAH PERKEMBANGAN HOTEL

Kebutuhan akan sarana akomodasi bagi para wisatawan sangat dirasakan pentingnya di luar rumah mereka sendiri atau di daerah tujuan wisata. Oleh karen aitu pertumbuhan dan perkembangan perjalanan ( penggunaan transportasi) wisatawan itu sendiri. Dengan perkembangan transportasi yang semakin modern, maka banyaklah didirikan “inn” (penginapan) di sepanjang jalan – jalan umum dan di tempat – tempat tertentu dan strategis. Secara umum perkembangan hotel dibagi menjadi 3 tahap :

1. Perkembangan Sebelum Abad Pertengahan
Perjalanan untuk kegiatan rekreasi (wisata) pertama kali dilakukan oleh Bangsa Romawi sekitar abad I sampai abad V, dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, cara hidup, ekonomi, dan politik. Pada saat itu orang – orang Romasi mulai menemukan dan memiliki beberapa jenis akomodasi atau diversovia. Di samping itu dibangun pula “tavern” yaitu tempat menjual makanan dan minuman di pinggir jalan karena pada waktu itu beberapa jenis akomodasi yang disewakan tidak menyediakan makanan dan minuman. Bagi kaum bangsaan dan Raja yang ingin melakukan perjalanan ke tempat lain, biasanya menginap di puri (Castle), sedangkan para rohaniwan biasanya menginap di biara atau kuil. Tetapi orang – orang biasa yang melakukan perjalanan ke suatu tempat, biasanya menginap di tempat – tempat penginapan yang tersedia.

2. Perkembangan Dalam Abad Pertengahan
Pada masa ini banyak tempat – tempat suci digunakan oleh orang – orang yang berziarah dan pengunjung untuk tempat menginap. Demikian juga rumah – rumah pribadi kaum bangsawan dan orang – orang terkemuka digunakan sebgai tempat pengiapan bagi para wisatawan. Dari sinilah timbul istilah “inn” yaitu rumah – rumah pribadi yang disewakan kepada para tamu yang ingin menginap. Para pedagang dan para pemilik tanah lebih banyak dan lebih senang tinggal di rumah penginapan ini (inn) karena pelayanan yang diberikan cukup memuaskan yaitu mencakup makanan di ruangan yang cukup besar, ruangan tidur, dan kandang kuda bagi wisatawan yang melakukan perjalanan dengan membawa kuda. Demikianlah pada abad ke XIV semakin banyak tumbuh dan berkembang rumah penginapan (inn) dan istilah ini dikenal sampai sekarang.

3. Perkembangan Dari Abad Pertengahan Sampai Abad Keduapuluh
Salah satu jenis akomodasi yang berbentuk rumah besar dimana setiap apartemennya dapat disewakan per hari, perminggu, atau bulan adalah ‘Hotel Garni” di Paris, Prancis. Demikian selanjutnya usaha – usaha jenis baru makin berkembang dengan mejadikan fasilitas dan pelayanan yang lebih lengkap dan baik. Ada permulaan abad XIX mulailah tumbuh dan berkembang hotel – hotel dengan struktur dan organisasi yang lebih mapan dengan struktur organisasi yang lebih modern. Hotel tidak hanya merupakan pusat komersialisasi penerimaan tamu bagi para wisatawan, tetapi juga sangat penting peranannya sebagai pusat – pusat kegiatan sosial baik kota maupun pusat kota. Sekarang hotel – hotel modern merupakan suatu tempat tidak saja menyediakan sarana penginapan, tempat pertunjukan, tempat rekreasi, dan fasilitas lainnya disamping penyediaan makanan dan minuman dengan manajmen yang lebih profesional.

Rabu, Februari 03, 2010

ORGANISASI KEPARIWISATAAN

A. PENDAHULUAN
Untuk melakukan ssistem usaha yang berhasil perlu mengetahui struktur organisasi dari sistem tersebut. Sistem paariwisata beroperasi dalam 3 tingkat. Secara Internasional, nasional, dan secara Regional.

B. TINGKAT INTERNASIONAL

1. WTO (World Tourissm Organization)
Satu – satunya organisasi yang memiliki suara – suara pemerintah untuk kepariwisataan adalah WTO, yang berpusat di Madrid, dibentuk pada tahun 1975 dari International Union Of Official Travel Organizations (IUOTO).
WTO adalah badan pariwisata yang resmi dari United Nattons yang tujuannya adalah untuk memepromosikan dan mengembangkan pariwisata serta memberi perhatian kepada negara – nagara berkembang. WTO mengumpulkan informasi dan menerbitkan publikasi – publikasi seperti majalah kecendrungan pariwisata dunia sekarang, pendekatan – pendekatan pemasaran dan perlindungan bagi sumber alam dan kebudayaan.

2. ICAO ( International Civil Aviation Organisation)
Dibentuk tahun 1944. ICAO terbentuk dari wakil – wakil delapan negara. Tugas utama dari ICAO adalah mempromosikan penerbangan sssipil seluruh dunia. Untuk mencapai hal ini standar dan praktek Internasioal mengenai penerbangan (angkutan udara) telah dilaksanakan.
3. UFTAA ( Universal Federtion of Travel Agent’s Assoociation)
UFTAA didirikan tahun 1966 dari penggabungan IFTAA ( International federation of Travel Agencies) dengan UOTAA (Universal Organization of Travel Agent’s Association). UFTAA merupakan satu – satunya federasi asosiasi travel agen secara umum yang mewakili travel agent seluruh dunia.

Tujuan UFTAA
Adapun tujuan UFTAA antar alain :
- Menyatukan dan menguatkan asosiasi dan organisasi travel agent.
- Bertindak sebagai wakil tunggal dari profesi travel agent pada tingkat internasional dan dunia.
- Menjamin hubungan yang maksimum, prestise, perlindungan dan perkembangan bidang ekonomi, hukum dan lingkungan sosial bagi profesi travel agent.
- Memmungkinkan profesi untuk mennngambil tempat yang didijinkan pada perekonomian perdagangan wisatawan.

Apa Yang dilakukan UFTAA
- Mewakili keinginan – keinginan travel agent dalam berhubungan dengan asosiasi – asosiasi internasional.
- Mengembangkan dan menganjurkan tehnik – tehnik yang profesional
- Mengadakan survey – survey hukum, ekonomi, dan sosial dan bekerjasama dalam training bagi para pelaksana dan karyawan travel agent.
- Bekerjasama dalam persiapan konvensi – konvensi dan perjanjian – perjanjian Internasional.
- Mengatur konnnnnnngres dunia setiap tahun yang terbuka bagi semua wakil perusahaan travel agent.

4. IATA ( International air Transport Association)
IATA adalah organisasi perusahaan penerbangan terjadwal sedunia. Anggota – naggota IATA membawahi kebanyakan muata lalu – lintas udara dunia terjadwal di bawah bendera hampir semua bangsa.

Tujuan IATA :
- Untuk mengadakan transsport udara yang aman, teratur, dan ekonomis untuk keperluan masyarakat dunia.
- Untuk membantu niaga penerbangan udara dan mengetahui maslah – masalah yang dihadapi.
- Menyediakan sarana untuk bekerjasama antara perusahaaan – perusahaan transport udara.
- Bekerjasama dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) dan organisasi internasional lainnya.

Sejarah dan Organisasi
IATA didirikan tahun 1945 untuk memecahkan masalah yang terjadi karena perluasan yang cepat dalam pelayanan udara sipil pada perang dunia II. Sebagai suatu organisasi, IATA adalah suakrela, non eksklusif, dan non politik dan demokratos. Keanggotaannya terbuka bagi setiap perusahaan yang beroperasi dan sudah diijinkan menyediakan pelayanan udara terjadwal oleh anggota pemerintah ICAO sehingga ada dua katagori keanggotaan. Anggota aktif yang mengoperasikan rute Internasional, dan anggota asosiasi yang hanya melayani penerbangan domestik.

5. IHA (International Hotel Association)
IHA mempunyai kantor pusat di Paris, Prancis, yang bertujuan untuk mempersatukan berbagai perusahaan perhotelan dan restoran dari eluruh dunia, dan berusaha untuk memcahkan masalah – masalah kepariwisataan Internasional dan ikut memabntu memecahkan masalah – masalah yang timbul antara industri agen perjalanan dan perhotelan.

6. WATA (World Assosiation Of Travel Agents)
WATA berkantor pusat di Jenewa, Swiss dan memiliki status hukum menurut Undang – Undang negara Swiss. Tugas utama WATA adalah untuk memajukan dan menjamin kepentingan para anggotanya dari segi – segi ekonomisnya dengan jalan mengatur secara nasional perjalanan wisatawan ke seluruh dunia. WATA memusatkan dan menyiapkan dokumen yang luasa bagi anggota – anggotanya, dokumen yang meliputi berbagai masalah dan publikasi kepariwisataan di seluruh dunia.

7. IASET (International Assosiation of Scientific Experts in Tourism)
Organisasi ini berkedudukan di Berne, Swiss. Keputusan untuk mendirikan organisasi Internasional yang hendak mengumpulkan orang – orang yag berkecimpung dalam ilmu kepariwisataan telah diambil pada tahun 1946 oleh suatu grup ahli dalam bidang ini, yang mengadakan pertemuan mereka di Lungano atas inisiatif sekelompok cendekiawan Swiss.
Tujuan utama IASET adalah untuk menndorong pekerjaan – pekerjaan dari anggotanya, memajukan kegiatan – kegiatan lembaga – lembaga kepariwisataan atas dasar keilmiahan dan menumbuhkan hubungan yang baik dan erat untuk kerajasama dengan pusat – pusat riset khusu lainnya. Untuk mencapai tugas ini IASET sejak tahun 1951 menyelenggarakan kongres tahunan yang ditujukan khusus untuk mendiskusikan masalah – masalah besar yang bersifat ilmiah yang timbul dalam pertumbuhan pariwisata modern ini.

8. PATA (Pacific Asia Travel Association)
PATA berkedudukan di San Francisco, Californiaa, AS. Organisasi ini didirikan tahun 1952 di kota Honolulu, Hawai yang bertujuan untuk mempromosikan daerah – daerah di kawasan Asia Pasifik. Keanggotaan PATA terdiri dari wakil – eakil pemerintah dan perusahaan – perusahaan angkutan Internasional atau regional, agen – agen perjalanan dan industri prhotelan dan organisasi dalam dunia kepariwisataan. Indonesia menjadi anggota PATA pada tahun 1957, sejak itu Indonesia sudah dua kali menjadi tuan rumah kofrensi tahunan PATA.
Selain tujuannya untuk mengembangkan, memajukan, dan memberikan fasilitas – fasilitas kepariwisataan kepariwisataan di seluruh wilayah Asia Pasifik, PATA juga aktif dalam mengembangkan penelitian dan peninjauan kepariwisataan untuk wilayah ini.
9. South East Asia Promotion Centre for Trade Investment and Tourism (SEA center)
Organisasi ini berkantor di Tokyo, Jepang. Tujuan organisasi ini adalah untuk membantu pembangunan ekonomi Asia Tenggara dengan jalan memajukan usaha – usaha ekspor dari daerah tersebut, mendorong penanaman modal di daerah itu, dan meningkatkan arus wisatawan ke dan melalui Asia Tenggara.
Manfaat daripada keanggotaan dalam organisasi ii terletak di bidang – bidang promosi dan pemasaran, riset, pendidikan dan latihan penulisan karya – karya ilmiah, penyelenggaraan berbagai seminart dan simposium dan tukar menukar data dan informasi.

Pada dasarnya oraganisasi kepariwisataan adalah suatu alat pengawasan dan juga pemberi arah dalam pengembangan kepariwisataan baik di tingkat nasional maupun Internasional.

C. DI TINGKAT NASIONAL
Di Indonesia umumnya dijumpai dua bentuk organisasi kepariwisataan yaitu government tourist office, dan private tourist office.
Government tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerinmtah sebagai suatu bidang yang diberi tanggungjawab mengenai pengembangan dan pembinaan kepariwisataan pada umumnya baik di tingkat asional, regional, maupun lokal. Seperti di Indonesia misalnya, secara nasional kepariwisataan berada di bawah Kantor Wilayah Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II.

Private Tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang merupakan asosiasi dari macam – macam kelompok perusahaan industri pariwaisata yang fungi dan kedudukannya merupakan rekanan bagi government tourist office. Di Indonesia organisasi seacam ini misalnya Perhimpunan Hotel dan RestoraN Indonesia (PHRI), Association of Indonesian Travel Agent (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan lain sebagainya. Organisasi – organisasi yang termasuk dalam Govermet Tourist Office adalah Direktorat Jendral Pariwisata, Deparnas, Baparnas, Deparpostel, dan Diparda.

1. Direktorat Jendral Pariwisata
Berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No. Km.4.5/Phb-75, tanggal 2 September 1975, tugas pokok Direktorat jendral Pariwisata diatur sebgai berikut:
a. Dirjen Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas poko departemen perhubungan di bidang kepariwisataan berdasarkan kebiijkasanaan yang ditetapkan.
b. Sekretaris Dirjen Pariwisata memiliki tugas memberi pelayanan teknis dan administratif bagi seluruh satuan oraganisasi dalam lingkungan Dirjen Pariwisata dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Dirje Pariwisata.
c. Direktorat Bina Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dirjen Pariwista di bidang pemasaran wisata, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
d. Direktorat bina pelayanan wisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas pokok Dirjen Pariwisata di bidang pelayanan wisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
e. Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, mempunyai tugas membina dan mengkoordinasikan semua unit pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pariwisata di lingkungan departemen sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian.
f. Pusat penelitian dan pengembangan pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan semua unit penelitian dan pengembangan pariwisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian penelitian dan pengembangan pariwisata.

2. DEPARNAS (Dewan Pertimbangan kepariwisataan Nasional)
Dewan ini membantu presiden dalam menetapkan kebijaksanaan umum di bidang pengembangan kepariwisataan nasional. Dewan ini diketuai oleh menteri negara EKUIN dan anggotanya terdiri dari 12 menteri ditambah Gubernur Bank Sentral serta Ketua Bappenas.

3. BAPPARNAS (Badan Pengembangan Pariwisata nasional)
Badan ini dibentuk berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1969 yang merupakan Badan Konsultatatif yang membantu menteri Pariwisata Pos dan telekomunikasi di bidang kepariwisataan.
Anggota – anggotanya terdiri dari:
- para direktur jendral yang erat hubngannya dengan bidang kepariwisataan
- para ketua himpunan yang mewakili industri pariwisata
- para ahli yang dipandang perlu
Adapun tugas – tugasnya adalah:
a. Mengajukan Usul dan memberikan saran atas keijaksanaan pengembangan pariwisata nasional.
b. Mengajukan usul dan memberikan saran tentang langkah – langkah pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
c. Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah pelaksanaan terhadap kebijaksanaan di masing- masing bidang.
d. Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah kebiujaksanaan yang menyangkut kebijaksanaan di masing – masing bidang tertentu.
e. Memberi penilaian tentang buah pikiran mengenai hal – hal yang menyangkut pengembangan pariwisata nasional.

4. Deparpostel (Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi)
Deparpostel bertugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi departemen di propinsi yang bersangkutan antara lain:
a. mengumpulkan dan mengolah data dan menyusun rencana dan program kepariwisataan, pos, dan telekomunikasi.
b. Melaksanakan pembinaan usaha kepariwisataan di bidang pemasaran wisata dan pelayan wisata
c. Melaksankan pembinaan usaha pos, dan telekomunikasi di bidang pengendalian frekwensi dan pelayanan, pos, dan telekomunikasi.
d. Memberikan pelayan administratif kepada semua satuan organisasi di lingkungan kantor wilayah Departemen Pos dan telekomunikasi.

5. Diparda (Dinas Pariwisata Daerah)
Dinas Pariwisata Daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas dalam melaksanakan urusan rumah tangga daernya dalam bidang kepariwisataan yang menyangkut; urusan objek wisata, urusan pramuwisata, urusan losmen, penginapan remaja, pondok wisata, perkemahan, rumah makan, bar kawasan wisata, rekreasi, dan hiburan umum serta promosi daerah.
Untuk menyelenggarakan tugasnya Diparda memiliki fungsi:
a. merumuskan kebijaksanaan teknik, pemberian bimbingan, pembinan dan perijinan dengan dasar kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernus kepala daerah.
b. Melaksankan tugas pokok sesuai denganperaturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Mengumpulkan data, pengadaan penelitian, dan penganalisaan data sebagai bagian perencanaan pengembangan kepariwisataan di daerah.

Organisasi pariwisata yang termasuk private tourist office adalah:
1. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies)
ASITA adalah organisasi yang menjadi wadah bagi pengusaha perusahaan perjalanan Indonesia, dalam bahasa Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki beberapa tujuan yaitu:
a. berusaha memajukan dan melindungi kepentingan industri kepariwisataan nasional dan kepentingan para anggota.
b. Meni gkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian perlindungan dan jaminan kepentingan tanpa mengorbankan kepentingan sesama anggota.
c. Menuskseskan program pembangunan nasional melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis – garis besar haluan negara dan rencana pembangunan nasional.

2. PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia)
Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRI didirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didrikan PUTRI ini adalah sebagai wadah perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengelola dan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat.
Ada beberapa tujuan organisasi PUTRI yaitu:
a. membina dan mengembangkan objek wisata dalam rangka mengembangkan pariwisata nusantara dan mancanegara.
b. Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui penyaajian objek wisata dalam usaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
c. Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola objek – objek wisata dalam rangka meningkatkan pelayanan.

3. HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia)
HPI adalah organisasi profesional non politik dan mandiri yang merupakan waah persatuan dan kesatuan pribadi yang profesinya adalah pramuwisata.
HPI bertugas secara aktif menggalakkan dan melaksanakan pembangunan pariwisata secara teratur, tertib dan berkesinambungan,meumpuk dan menigkatkan semangat serta kesadaran nasional sebagai warganegara RI serta memiliki tanggungjawab asosiasi terhadap lingkungan dan enigkatkan kerjasama.

4. PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia)
Kegiatan organisasi ini adalah membantu para anggota dengan cara memberikan perlindungan, masukan, bimbingan dan konsultasi serta pendidikan untuk meningkatkan mutu hotel/akomodasi, restoran, dan jasa boga,s esama anggota mengkoordinasikan dan meningkatkan kerjasama atar anggota dan organisasi lain di bidang kepariwisataan baik di dalam maupun di luar negeri, melakukan kegiatan penelitian perencanaan dan penegmbangan, melakukan promosi untuk meningkatkan kepariwisataan dalam dan luar negeri. ,

Profil Wisatawan

A. PENDAHULUAN

Profil wisatawan mengacu pada sifat tertentu dari tipe wisatawan yang berbeda, yang khususnya dihubungkan dengan kebiasaan perjalanan, tuntutan, dan kebutuhannya. Beberapa kategori wisatawan telah disebutkan pada bagian sebelumnya, dan dalam bagian ini kita akan mempetimbangkan ke dalam lima hal penting mengenai kelompok wisatawan secara lebih mendetail.

- Kelompok – kelompok nasional

- Umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kelom pok kelas sosial.

- Wisatawan kelompok dan wisatawan yang bepergian secara bebas

- Wisatawan konvensi dan wisatawan konfrensi

B. KELOMPOK – KELOMPOK NASIONAL

Semua bangsa ikut menyumbang kepada pasar wisatawan Indonesia. Penjelasan tentang kebiasaan bepergian dan tingkah laku wisatawan diambil dari penelitian pada agen perjalanan di Bali, dan dari hasil diskusi dengan agen perjalanan di Bandung. Dan tampaknya sesuai dengan profil umum yang dditerima yang digunakan di seluruh dunia.

P E R A N C I S

- Sangat tertarik pada kebudayaan meliputi gaya hidup tradisional, tari – tarian, drama, musik, kesenian, upacara keagamaan, dan desa tradisional yang belum terjamah.

- Sangat tertarik menngunjungi dan mempelajari tentang atarksi wisata yang khusus seperti tempat arkheologi, pura – pura tua, dan lebih menyenangi tempat – tempat tepencil dan kurang komersiil.

- Diantara barang – barang yang dibeli, khususnya menyenangi kerajinan tangan dan barang antik.

- Sangat aneh dan lambat memilih segala sesuatu yang akan ibeli, dan teliti memilih restoran.

- Ramah, disiplin, tahu tingkah laku yang baik, dan tunduk kepada aturan lokal.

- Suka berbicara dengan bahasanya sendiri dan lebuh suka pemandu wisata berbahasa Prancis meskipun ia bisa berbahasa Inggris.

- Cenderung berpakaian yang mencerminkan keindividuan, kadang – kadang berpakaian yang agak aneh.

- Agak suka mencari kesalahan dan sukar untuk ditangani.

J E R M A N

- Tertarik pada kebudayaan, upacara keagamaan, tari – tarian , tempat bersejarah, pemandangan indah, dan suka membandingkan tradisi dari tempat- tempat yang berbeda.

- Sangat tertarik mendengarkan penjelasan guide dan ingin mengetahui segala sesuatu secara detail.

- Diantara barang - barang belanja, sangat menyukai ukiran kayu dan batu.

- Dapat menerima berbagai fasilita dan jasa.

- Memiliki tingkah laku yang sopan dan hati – hati, memberi komentar yang jujur dan langsung terhadap pengalaman.

- Pada umumnya suka tour dengan group yang berasal dari negaranya, kadang – kadang menjadi masalah bila digabung dengan yang lain.

I N G G R I S

- Tertarik dengan kekhasan kebudayaan tradisional dan keindahan pantaai.

- Bertingkah laku baik, sopan, dan cukup ramah namun tidak terbuka sperti orang Eropa lainnya yang memiliki kebebasan yang tinggi.

- Individualistis dan bebas, serta tidak suka tour bergroup, mereka lebih suka travel sendiri.

- Sangat berhati – hati dalam pengeluaran uang bisanya mereka tidak tinggal di hotel – hotel mewah.

Pada umumnya orang Inggris adalh orang yang berdisiplin, tinggi hati, terlalu individualistis, secara psikologis mereka angat peraya diri, dan memiliki siifat pendiam.

I T A L I

- Menyukai pola – pola budaya tradisional dan tempat yang romantis, seperti pantai dan lambaian pohon palmnya.

- Terbuka, suka bicara, romantis, ekspresif, dan agak cerewet.

- Tidak begitu disiplin, kadang-kadang susah diatur namun mereka cepat menyesuaikan diri dengan situasi setempat.

- Menyenangi hotel dan tempat – tempat mewah serta dangat hati – hati dalam hal menggunakan uang.

- Memerlukan pemandu wisat ayang mengerti bahasa Italia.

Pada umumnya orang Itaalia sangat terbuka, romantis, ramah, namun kurang disiplin dengan tradisi historis yang kuat dalam hal apresiasi terhadap karya seni.

B E L A N D A

- Memiliki hubungan historis yang erat dengan Indonesia,senang mengunjungi

tempat dimana mereka bekerja dan tinggal, dan daerah yang telah mereka dengar

dari teman/famili atau yang pernah dipelajari dari sekolah.

- Sangat tertarik akan pola – pola kebudayaan dan keindahan pantai serta

pemandangan, termasuk gaya pengembangan masa kini.

- Cenderung menginginkan informasi yang jelas dan tepat , sebaliknya mereka akan kecewa bila informasinya tidak jelas.

- Ramah dan suka humor, tetapi biasanya mereka tidak jujur dan terbuka dalam komentar da menanggapi sesuatu.

- Memperhatikan kesehatandan kebersihan, terutama dalam hal makanan dan minuman.

Secara keseluruhan orang Belanda adalah orang yang berdisiplin, mudah diatur dengan informasi mengenai tempat – tempat wisata yang khusu mengingat hubungan historis Belanda dengan Indonesia.

ORANG AMERIKA UTARA (USA dan CANADA)

- Senang dengan aspek – aspek yang mendetail dari suatu kebudayaan speerti tari –tarian, upacara – upacara, sebaliknya tidak begitu tertarik kapada pola – pola kkebudayaan. Suka akan pemandangan alam yang indah juga kepada pola – pola perkembangan masa kini.

- Sennag dengan hotel mewah dan pelayanan yang baik serta transportasi yang nyaman .

- Sangat memperhatikan kebersihan dan kesehatan terutama makanan dan minuman.

- Tidak suka perjalanan yang lama, mereka lebih menyukai perjalanan yang singkat, dan bergerak cepat dan tepat.

- Terbuka, jujur, dan langsung dalam berkomentar serta tanggap terhadap pelayanan, dan fasilitas yang diperoleh.

- Sopan santun dan bertingkah laku baik dan formal, tapi pada umumnya mereka ramah.

- Mudah diatur jika mereka menerima pelayanan dan fasilitas yang menyenangkan.

Secara keseluruhan orang Amerika kurang mendalami apresiasi budaya dibandingka dengan orang Eropa. Mereka jujur, terbuka, ramah, namun sangat menginginkan pelayanan dan fasilitas yang berkwalitas serta menyenangkan.

AUSTRALIA

- Suka dengan kebudayaan tradisional dan kegiatan di pedesaan, di pantai (terutama anak muda), tetapi tidak tertarik mendalami kebudayaan karena sudah tahu banyak tentang Indonesia.

- Ramah, tidak bertele – tele, suka humor, dan mudah bergaul dengan penduduk setempat

- Lebih suka melakukan perjalanan sendiri, tetapi jika tour mereka tanggap akan semua informasi yang diberikan oleh pemanud wisata. Suka dengan tour yang harganya murah.

- Menerima dan suka dengan pelayanan serta fasilitas yang sederhana.

Secara keseluruhan mereka terbuka, ramah, tidak bertele – tele, dan individualistis. Kadang – kadang mereka berbicara agak keras namun mudah beradaptasi dan toleran terhadap berbagai situasi.

J E P A N G

- Tidak begitu tertarik terhadap pola – pola kebudayaan dan pertunjukan untuk wisatawan. Mereka ikut tour untuk melihat tempat sepintas saja, oleh karena itu tour dan lama tinggal mereka sangat singkat.

- Mereka senang tour bergroup, selalu mengikuti jadeal tour dan jarang membatalkan perjanjian yang telah dibuat.

- Mereka mudah diatur dan disiplin, tetapi ribut/cerewet dan kasar terhadap orang lain selain groupnya.

- Lebih suka makanan Jepang, tetapi juga senang dengan makanan Eropa.

- Suka membeli dengan barang – barang prosuksi lokal dan tidak suka menawar.

- Suka hotel mewah dan pelayanan yang memuaskan, akan tetapi mereka akan menerima hotel dan pelayanan yang murah jika mereka telah diinformasikan sebelumnya.

- Perlu pemandu wisata yang berbahasa Jepang, dan tidak perlu informasi yang rinci.

- Suka akan kehidupan malam dan perempuan

- Suka fotografi dan perlu wakktu khusus untuk itu dalam tour.

- Tidak menuntut secara langsung (selalu bilang “ya) elama perjalanan, tetapi akan komplin setelah tiba di negaraanya.

Secara keseluruhan orang Jepang disiplin, suka tour bergroup, berkepribadian terttutup, tidak suka basa – basi, tetapi mudah diatur dalam group mereka sendiri. Disamping itu mereka menginginkan pelayanan dan fasilitas yang bermutu tinggi.

SINGAPURA

- Tertarik terutama terhadap atraksi alam dan pola perkembangan masa kini, da minatnya sedikit terhadap kebudayaan.

- Beberapa orang Singapura suka dengan perjudian dan kehidupan malam.

- Suka membeli bermacam – macam produk lokaltermsuk makanan.

- Menerimaa pelayanan dan akomodasi yang sederhana, tidak begitu memperhatikan maslah kesehatan dan kebersihan.

- Sangat mudah diatur dalam perjalanan tour bergroup.

- Mereka umumya sudah tahu tentang Indonesia.

Secara keseluruhan orang Singapura memiliki latar belakang etika China juga pengaruh kuat dari Eropa, tidak terlalu menuntut masalah kwalitas pelayanan, di samping itu wisatawan Singapura sangat suka berbelanja.

MALAYSIA

- Amat tertarik dengan keindahan alam termasuk pantai – pantai dan pola perkembangan masa kini. Tidak begitu berminat terhadap kebudayaan dan kesenian.

- Beberapa orang Malaysia memiliki hubungan keluarga dan suku dengan orang Indonesia terutama Sumatra. Mereka datang untuk mengunjungi teman, keluarga, serta tempat tinggal aslinya.

- Kecuali yang mengunjungi tema dan keluarga, orang Malaysia senang datang bergroup.

- Menerima akomodasi yang sederhana dan makanan lokal.

- Sangat mudah diatur tetapi tidak terlalu disiplin

- Tidak begitu tertarik untuk berbelanja.

Secara umum ciri – ciri wisatawan Malaysia sama dengan Indonesia karena ada ikatan suku.

C. . JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, TINGKAT SOSIAL.

Orang Muda Yang Mengadakan Perjalanan Sendiri :

- Perajalanan yang dilakukan anak muda dewasa ini sudah umum termasuk di Indoensia.

- Biasanya mereka mengadakan perjalanan sendiri – sendiri, tinggal lebih lama, dan menggunakan agen perjalanan untuk mengatur kunjungannya.

- Sangat luwes dalam hal pelayanan dan fasilitas, biasanya mereka tinggal di hotel murah serta makan di restoran yang muraa pula.

- Kesenangan mereka bermaam – macam : beberapa tertarik kepada kebudayaan, lainnya suka rekreasi, atau pemandangan alam.

- Sering terlalu individualistis daal hal pakaian dan tingkah laku.

- Kadang – kadang masalah timbul pada anak muda, orang – orang Indonesia yang suka menirukan kebiasaan – kebiasaan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh turis asing.

Kelompok Wisatawan Tua Dari kelas Menengah Yang Berpendidikan Baik.

- Sangat tertarik untuk mempelajari kebudayaan dan lingkungan, banyak bertanya tetapi mereka agak angkuh dengan pengetahuannya dan sangat sulit untuk diatur.

- Lebih luwes terhdap perubahan rencana tour dan dapat menguasai masalah.

- Cenderung untuk bersosialisasi dan berbaur denga orang setempat ( mereka memiliki keahlian dalam bermasyarakat)

- Memerlukan pelayanan dan fasilitas yang lebih dan khusus daripada wisatawan muda.

Tidak ada korelasi yang penting antara kelompok sosial ekonomi dengan pola yang diterapkan; orang yang profesional dan berpenghasilan tinggi cenderung lebih hati – hati dalam mengeluarkan uang, sebaliknya orang yang berpenghasilan rendah akan lebih bebas menggunakan uang dalam perjalanan.

Guru banyak menadakan perjalanan dan sering ingin mempelajari lebih rinnci mengenai suatu daerah, yang kemudian dipakai suatu bahan pelajaran untuk murid – muridnya. Hal ini memerlukan pemandu wisata yang baik, sebab mereka akan kecewa jika informasinya salah. Rencana mengunjungi rumah penduduk sering meruppakan pendekatan yang baik bagi wisatawan yang serius ingin belajar mengenai kebudayaan dan daerah setempat.

D. WISATAWAN KELOMPOK DAN WISATAWAN BEBAS

Wisatawan Kelompok.

- Wisatawan kelompok cenderung tidak menghusus, dan tidak berharap terlalu banyak.

- Hubungan agen perjalanan dengan group wisatawan lebih impersonal dan setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pelayanan da fasilitas. Hal ini kadang – kadang sulit untuk dilaksanakan.

Wisatawan Bebas

- Menyediakan pola untuk hubungan personal dan ada kemungkinan agen perjalanan menetapkan lebih khusu mengenai keinginan wisatawan.

- Lebih mengkhusus kepaa keperluan wisatawan.

- Mengharapkan kepentingan – kepantingan khususnya tersedia

- Lebih mudah membuat rencana sebab mereka hanya terdiri dari beberapa orang.

E. WISATAWAN KONVENSI DAN KONFRENSI

Wisatawan dalam kelompok ini :

- Mebentuk perluasan komponen pasar travel secara pesat.

- Biasanya memiliki keperluan khusus ang berhubungan dengan konfrensi/konvensi

- Sering menginginkan tour yang khusus yang disusun sebagai bagian dari konfrensi/konvensi.

- Memiliki keperluan umum yang sama seperti wisatawan lainnya.