Halaman Utama

Minggu, Mei 10, 2009

PENGALAMAN TRAINING







OLEH MERRY VIA ANGGRENY, MAHASISWI STIE TRIATMA MULYA



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bali merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang sangat terkenal di mancanegara. Pariwisata di Bali sangat menarik hati para wisatawan, baik domestik ataupun wisatawan asing. Yang menarik dari pariwisata di Bali adalah keindahan alamnya, keramahan orang-orangnya, seni dan budayanya dan masih banyak lagi.
Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali ini merupakan suatu peluang untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan. Salah satunya adalah restoran dan hotel. Hotel yang diharapkan adalah hotel yang bagus, bersih dan memiliki pegawai yang terampil, disiplin, rapi dan berpengetahuan luas.
Untuk itu dibangunlah sekolah-sekolah khusus perhotelan dan pariwisata. Dengan adanya sekolah perhotelan tersebut, diharapkan dapat mendidik, mengajar, dan melatih para siswa / siswinya untuk nantinya siap dan mampu bekerja di perusahaan pelayanan. Dalam hal ini adalah hotel-hotel, restoran dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui semua masalah yang ada di hotel dan pembahasannya.
2. Untuk dapat membandingkan teori yang di dapat di sekolah dan di hotel.

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui bagaimana disiplin dan bekerja di hotel dengan baik
2. Mempersiapkan mental bila suatu saat ingin bekerja di suatu hotel.
3. Adanya motivasi untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
4. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang menu-menu di hotel.



BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya Hotel
Hotel Tamu Kami merupakan salah satu hotel yang beralamat di Sanur, yakni di Jl. Danau Tamblingan No.64 X Sanur 80228 - Bali.
Eugeen de Geets dan Suzanne de Ridder adalah pasangan suami istri pemilik hotel tersebut. Mereka berkewarganegaraan Belgia. Dulunya sebelum memiliki hotel di Bali, mereka biasanya datang ke Bali hanya untuk berlibur.
Setelah berdirinya hotel itu, mereka menjalankan bisnis di Bali dan mengangkat seorang gadis Bali sebagai anak angkatnya. Kini ia menjabat sebagai Managing Hotel Tamu Kami.

2.2 Kepemilikan dan Lokasi Hotel
Pemilik dari Hotel Tamu Kami adalah Eugeen de Geets dan Suzanne de Ridder. Hotel tersebut berlokasi di Jl. Danau Tamblingan 64 X Sanur – Bali.
No. Telp : 62 361 282 510
Fax : 62 361 282 520
e-mail : tamukami@indosat.id
website : http://www.tamukamibali.com/

2.3 Fasilitas yang Dimiliki Hotel
Hotel Tamu Kami memiliki 21 kamar terdiri dari:
A. Fasilitas kamar
- Room standard : 10 kamar
- Superior : 6 kamar
- Deluxe : 1 kamar
- Bungalow : 3 kamar
Fasilitas yang tersedia di kamar:
1. Tempat tidur
2. Lemari pakaian
3. Ruang tamu
4. Meja rias
5. Kamar mandi
6. Televisi
7. telephone
8. AC
9. Kulkas mini
10. Mini bar (khusus di suite)
11. Komputer dan internet jika ada permintaan

B. Fasilitas pelengkap lainnya:
1. Restaurant 6. Lobby
2. Bar 7. Tourist information
3. Swimming pool 8. Laundry
4. Meeting room 9. Office 1 dan 2
5. Spa









BAB III
PEMBAHASAN

Pada hotel Tamu Kami, jadwal kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan sore. Setiap bulan jadwal kerja selalu berubah. Dalam 6 hari kerja dan sehari libur.
a. Shift Morning (07.00 – 015.00)
Tugasnya:
- Menyiapkan buah dan roti untuk tamu breakfast
- Menangani breakfast
- Membantu menyiapkan makanan karyawan
- Menanak nasi
- Menggoreng krupuk untuk karyawan
- Membuat air panas dan teh tawar
- Membuat kentang goreng
- Menyiapkan vegetables
- Menyiapkan salad
- Menyiapkan garnish
- Merebus bayam dan kentang
- Membuat barked potato
- Membuat saus dingin, seperti: mayonnaise, cocktail saus, tartar sauce, French dressing, vinaigrette sauce, orange sauce, dan acar.
- Membersihkan area kitchen
- Membuat saus panas seperti: kare, rendang, Balinese sauce dan sweet sour sauce

b. Shift Evening (15.00 – 23.00)
Tugasnya:
- Menyiapkan makanan karyawan
- Menggoreng krupuk
- Membuat air panas dan teh tawar
- Menanak nasi
- Menyiapkan isi nasi rames, seperti: fish currhy, sweet sour pork, sweet sour chicken, dan beef rending
- Membantu pekerjaan senior
- Mengupas bawang merah dan putih
-
4Membuat chopped onion, garlic dan parsley
- Membersihkan area kitchen

Kita juga diberikan tanggung jawab diantaranya:
- Merapikan semua bahan makanan ke tempat semula
- Menjaga kebersihan area kitchen
- Menjaga peralatan kitchen
- Membantu para senior

Di Hotel Tamu Kita pembagian jadwal kerja dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Morning Shift dari pukul 07.00 – 15.00
2. Evening Shift dari pukul 15.00 – 23.00

Perbedaan teori yang didapat di sekolah dan di hotel memang berbeda. Namun, perbedaan itu tidak terlalu signifikan. Dengan adanya perbedaan tersebut justru akan memperluas pikiran kita. Kita bisa tahu apa yang belum kita ketahui. Dengan pengetahuan dasar yang telah didapat di sekolah, itu akan mempermudah kita di dalam melaksanakan praktek kerja industri. Namun, kita harus mengikuti peraturan di hotel mana kita bekerja. Kita juga harus bisa beradaptasi dengan peraturan yang ada di hotel.
Kendala dalam melaksanakan pekerjaan:
Tidak semua senior dapat membimbing trainee dengan baik dan benar
Adanya peralatan kitchen yang sudah rusak
Kitchen yang tidak memiliki ex-house sehingga kalau memasak ruangan menjadi panas, dan asapnya sangat mengganggu, sehingga mengurangi kenyamanan bekerja.
Terkadang kekurangan bahan akibat pengorderan yang tidak sesuai.

Keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan:
Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bekerja di hotel
Penulis dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, disiplin dan ingin tahu
Penulis dapat mengetahui menu-menu di hotel.
Penulis dapat meningkatkan kemampuan di bidang memasak.






BAB IV
PENUTUP

Simpulan
Pengalaman yang penulis lihat di Hotel Tamu Kami di FB Product, dapat membuahkan hasil yang sangat bermanfaat untuk penulis. Dari pengalaman tersebut, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, seperti:
1. Di dalam melaksanakan tugas, kita dilatih dan dibimbing untuk siap bekerja di hotel nantinya.
2. Melatih mental untuk dapat bekerja dengan baik
3. Dalam melaksanakan praktek kerja industri, kita dapat memadukan teori yang didapat di sekolah dan di tempat training guna untuk mempermudah pelaksanaan training tersebut.
4. Praktek kerja industri baik dilakukan untuk dapat membiasakan diri bertanggung jawab pada pekerjaan.

Saran-saran
a. Saran untuk Hotel
1. Trainee mohon diajarkan dan dibimbing dengan baik dan benar.
2. Kerjasama departemen satu dengan yang lainnya agar ditingkatkan.
3. Bila terjadi kesalahan, sebaiknya diselesaikan bersama, jangan saling menyalahkan.
4. Peralatan yang sudah rusak sebaiknya diperbaiki atau diganti.
5. Di dapur sangat panas, kalau bisa tolong dibuatkan ex-house agar tidak mengganggu kenyamanan bekerja.

b. Saran untuk Kampus
1. Sebaiknya para dosen mengontrol para mahasiswa yang training jangan sampai ada mahasiswa/mahasiswa yang tidak training.
2. Komunikasi antara dosen dan mahasiswanya harap ditingkatkan.


Data diambil dari:
Hotel Tamu Kami – Sanur
Departemen Tata Boga
(Restaurant)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN SDM YANG MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA SUKA BEACH INN


DITULIS OLEH YUDI SEPTYAN, MAHASISWA STIE TRIATMA MULYA
ABSTRAK
Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting dalam satu perusahaan. Kegagalan mengelola sumber daya manusia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Kondisi umum saat ini menunjukkan bahwa di hotel suka inn masih lemah dalam beberapa hal, antara lain: manajemen yang tidak efisien, keterbatasan dana dan teknologi serta kualitas SDM yang belum memadai. Sumber daya manusia mungkin merupakan kelemahan utama dari semua kelemahan yang ada, hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya profesionalisme, sehingga hotel suka inn tidak dapat bersaing dengan hotel - hotel yang berada di sekitar Suka Beach Inn. Tujuan penelitian yang akan dibahas pada makalah ini yaitu untuk megidentifikasi faktor - faktor manajemen SDM yang paling berpengaruh dalam meningkatan kinerja karyawan Suka Inn. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor yang sangat menetukan dalam peningkatan kinerja perusahaan dan memiliki kontribusi terbesar adalah faktor “Standar kualitas yang diterapkan berkaitan dengan demosi”, artinya setiap individu dalam perusahaan dipacu untuk bekerja secara optimal, bertanggung jawab, dan loyal terhadap perusahaan. Hal ini menjadi kunci keberhasilan manajemen SDM dalam meningkatkan kinerja karyawan Suka Beach Inn.

1. PENDAHULUAN
Bali merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia yang mempunyai potensi besar dalam pembangunan industri kepariwisataan. Salah satu yang mengindikasikan perkembangan pariwisata Bali dapat dilihat pada perkembangan hotel dan akomodasi di Bali yang sangat pesat. Dengan demikian peningkatan sarana hotel dan akomodasi yang ada di Bali menimbulkan persaingan bisnis yang begitu ketat di industri perhotelan.



2. FUNGSI DAN PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA
Salah satu masalah besar pada Suka Beach Inn adalah kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan professional, terlebih lagi dari segi manajerial. Jika permasalahan-permasalahan SDM tersebut tidak diperbaiki, maka hal ini akan berdampak negatif terhadap produktivitas dan cara kerja karyawan. Pada saat ini Managemen Suka Beach Inn mulai menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi masih harus menghadapi banyak kesulitan dalam pelaksanaan manajemen dan pengembangan sumber daya manusia. Terdapat
beberapa hal yang merupakan penyebab terjadinya kesulitan tersebut. Pertama, tingkat
pendidikan rata-rata pekerja Kedua,kurangnya pelatihan pada para staff Suka Beach Inn.

3. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mengelola sumber daya diperlukan penyusunan kepegawaian organisasi, memotivasi pegawai, memimpin pegawai, komunikasi dengan pegawai, mengatur kelompok kerja dan mengevaluasi kinerja yang disebut dengan fungĂ­s manajemen. Manajemen sumber daya manusia strategis merupakan suatu kunci bagi perusahaan untuk memperoleh persaingan yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis. Peningkatan kompetensi dalam perusahaan
khususnya sumber daya manusia (SDM) adalah elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan dan keterlibatan SDM dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi bisnis akan menciptakan efektifitas organisasi dalam perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari manajemen suatu organisasi. Kegunaan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi orang pada organisasi dalam cara-cara yang secara strategis, etis, dan sosial dapat dipertanggung jawabkan. Manajemen sumber daya manusia memberikan sumbangan secara langsung pada peningkatan produktivitas melalui penemuan cara-cara yang lebih efisien dan efektif untuk mencapai tujuan dan secara tidak langsung melalui peningkatan mutu kehidupan kerja karyawan. Fungsi dari manajemen sumber daya manusia menurut Fisher (1993) adalah setiap fungsional dalam sumber daya manusia dengan banyak aktivitas harus unggul sehingga organisasi dapat memberikan kontribusi yang optimal menuju organisasi sukses. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu sistim yang terdiri dari banyak kegiatan yang saling tergantung (interdependent).

4. KINERJA KARYAWAN PADA SUKA BEACH INN
Kinerja adalah suatu hasil prestasi kerja optimal yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok ataupun badan usaha. Pengukuran kinerja secara tradisional adalah pengukuran kinerja yang berorientasi kepada bidang keuangan dan kemampuan untuk mendapatkan laba. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik kalau dalam laporan keuangannya mendapat keuntungan, sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses dengannya organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja (performance feedback) memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar standar organisasi. Penilaian kinerja adalah tentang kinerja karyawan dan akuntabilitas. Dalam dunia yang bersaing secara global, perusahaan perusahaan yang menuntut kinerja yang tinggi.
Menurut Kaplan dan Norton (1996) ada 4 perspektif dalam penilaian kinerja suatu
perusahaan, yaitu: (1)Perspektif keuangan, terdiri dari: pertumbuhan pendapatan,pertumbuhan produktivitas, penghematan biaya dan pemanfaatan aktiva; (2)
Perspektif proses bisnis internal, yaitu: meningkatkan inovasi, proses operasi, pelayanan purna jual,(3)Perspektif pelanggan, terdiri dari: kepuasan pelanggan, akuisisi pelanggan (sejauh mana perusahaan dapat menarik pelanggan), retensi pelanggan, pangsa pasar, kemampulabaan pelanggan,(4)Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu: meningkatkan kapabilitas personil, meningkatkan kapabilitas sistem informasi serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan.

5. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor apa saja dari manajemen SDM yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan SUka Beach Inn dan
berapa besar pengaruhnya. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut digunakan pendekatan penelitian dengan metode survai dan wawancara terhadap para karyawan.

6. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh faktor-faktor dari manajemen SDM yang mempunyai pengaruh paling besar dalam peningkatan kinerja karyawan Suka Beach Inn, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.


Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap 4 (empat) perspektif kinerja adalah “standar kinerja untuk demosi”, artinya dengan diadakannya demosi pada perusahaan secara tidak langsung standar kenerja pada perusahaan semakin baik dan memicu karyawan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan dengan baik dan hati-hati agar karyawan tersebut tidak mengalami penurunan pangkat (demosi). Menurut Simamora (1997) demosi dilakukan karena karyawan tidak mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tolok ukur perusahaan, ditambahkan juga bahwa dengan menetapkan tolok ukur/standar kerja dalam perusahaan akan dapat meningkatkan kualitas manajemen SDM dan sekaligus meningkatkan kinerja.

Selain faktor demosi faktor yang berpengaruh lainnya adalah “sikap atas penilaian dan
evaluasi kinerja” faktor ini mempengaruhi 3 kinerja. Menurut Sunarto (2001) penilaian dan evaluasi kinerja bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada karyawan dengan memperlihatkan kinerja masa lalu mereka dengan kinerja masa sekarang. Umpan balik
dimaksudkan agar para karyawan melihat dan mengoreksi dan memperbaiki, agar kinerja tiap karyawan dapat meningkat secara otomatis kinerja terhadap perusahaan.

Faktor yang paling berpengaruh ketiga adalah “Kualitas dalam memecahkan masalah
operasional” Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seseorang. Program program dari pelatihan utamanya mengajarkan bagaimana menunaikan aktivitas ataupun memecahkan masalah (intenal dan external).

Faktor keempat yang tidak terikat dengan 2 (dua) kinerja atau lebih adalah ” Kualitas kinerja proses seleksi” yang hanya mempengaruhi perspektif Proses Bisnis Internal, ”Komunikasi antar karyawan” yang hanya mempengaruhi perspektif Keuangan, ” kebijakan disipliner” yang hanya mempengaruhi perspektif Pelanggan serta ”Standar kinerja” yang hanya mempengaruhi perspektif Proses Bisnis Internal. Walaupun variabel tersebut diatas tidak mempengaruhi 2 (dua) kinerja atau lebih namun variabel ini merupakan inti dalam masingmasing kinerja. Menurut Simamora (1997) seleksi merupakan hal yang penting, hanya dengan berbagai proses dalam seleksi departemen SDM dapat memperoleh kualitas SDM yang lebih baik, dalam melakukan seleksi departemen SDM berpatokan pada standar kinerja karyawan yang telah bekerja sebagai perbandingan.

Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif, terlepas dari besar kecilnya suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi merupaka keharusan, agar tidak terjadi konflik yang dapat menurunkan kualitas satu pekerjaan. Disisi lain Siagian (2000) juga menulis bahwa kebijakan disipliner diterapkan untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan kata lain kebijakan disipliner adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap, dan prilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

7. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling besar pengaruhnya
dalam meningkatkan kinerja karyawan pada Suka Beach Inn adalah ”dengan meningkatkan standar kualitas pekerjaan agar tidak terjadi demosi pada karyawan. Kontribusi yang diberikan faktor ini sangat besar, hal ini dapat dilihat bahwa faktor tersebut mempengaruhi 3 (tiga) dari 4 (empat) perspektif kinerja yang dianalisis.


















8. REFERENSI
1. Martoyo (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta.
2. Werther Jr, William B. & Keith Davis, Human Resources and Personnel
Management, 5th Ed, New York 1996
3. Fisher, Cynthia D., Lyle F. Schoenfeldt, & James B. Shaw, Human Resource
Management, 2th Ed, Houghton Mifflin Company, 1993
4. Mulyadi (2001). Balance Scorecard. Salemba Empat, Jakarta.
5. Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke 2, Penerbit STIE YKPN,
tahun 1997
6. Siagian, Sondang P., Prof., Dr., MPA., Manajemen Sumber daya Manusia, Bumi
Aksara, Juni 2000.
7. Robbins, Stephen P. Organizational Behavior : Concepts, Controversies, and
Application, 9th edition, Prentice Hall Inc. 2001
8. Sunarto. SE., MM dan R. Sahedhy Noor SK., Drs., MM. Manajemen Sumber
Daya Manusia, BPFE-UST Yokayakarta dan Pena Persada. 2001.

Kamis, Mei 07, 2009

RANI JULIANI, THE FENOMENON


BELAKANGAN INI NAMA RANI JULIANI MEROKET BEGITU CEPAT. BLOGNYA PUN DIKUNJUNGI PARA BLOGGER SAMPAI LEBIH DARI 300.000 DALAM WAKTU KURANG DARI 3 HARI. LUARR BIASA...MUNGKIN YANG PALING MENARIK DISINI ADALAH POTRET SEORANG WANITA YANG BERJUANG MENGHADAPI KEHIDUPAN UNTUK MENCAPAI CITA-CITANYA, DENGAN BERBAGAI CARA.
TIDAK USAH MUNAFIK, DIJAMAN KALI YUGA INI, KESEMPATAN SUSAH DICARI. RANIPUN TERJEBAK DALAM CINTA SEGITIGA SANG PEJABAT. TIDAK ADA YANG SALAH, SEMUANYA BENAR. TAPI SISI MENARIK YANG PERLU DIAMATI ADALAH, APAKAH BENAR SEORANG ANTASARI ASHAR MAU MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERNCANA, HANYA KARENA SEORANG WANITA SEMACAM RANI? (YANG NOTA BENE ADALAH ISTRI KETIGA SIRI DARI ALMARHUM NASRUDIN?)
DUGAAN SAYA, ADA KASUS BESAR DIBALIK SEMUA INI...APA ITU?
MARI KITA TUNGGU

Senin, Mei 04, 2009

STRATEGI BRANDING : Suatu Strategy Memenangkan Persaingan Dalam Hospitality Industry



I. Pendahuluan
Industri hospitality cenderung mengarah pada industri yang menukarkan jasa pelayanan dengan nilai. Oleh karenanya sebagian besar produk dari industri ini adalah jasa. Pengelolaan produk jasa sedikit berbeda dengan pengelolaan industri barang. Hal ini disebabkan produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang. Karakteristik produk jasa sebagai berikut (Gronroos 1990,25) : (i)Intangibelity (tidak dapat dilihat), (ii) Inseparabelity (tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan konsumsi), (iii) Perishabelity (Mudah rusak) dan (iv) Variabelity (sangat beragam).
Beberapa operator di dalam industri hospitality melihat produk mereka sebagai variabel yang sangat difikirkan untuk dapat memenangkan persaingan. Produk dalam industri hospitality adalah jasa yang menyediakan fitur-fitur dan manfaat (Gronroos,1990). Pelayanan ini meliputi tiga elemen, yakni :
a. Core Benefit (Manfaat inti)
b. Facilitating Services (Fasilitas Pelayanan)
c. Supporting Services (Pendukung Pelayanan)
Seperti diketahui bersama, industri pariwisata merupakan industri yang perkembangannya sangat pesat. Hal ini disebabkan karena setiap insan di dunia membutuhkan kegiatan wisata sebagai sarana untuk memulihkan kepenatan akibat melakukan aktivitas sehari-hari. Perkembangan teknologi informasi dan transportasi juga mendukung perkembangan industri pariwisata.
Dengan berkembangnya industri pariwisata, menyebabkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, seperti : hotel, restauran, biro perjalanan, tour operator, objek wisata dll. Pertumbuhan perusahaan-perusahaaan ini menimbulkan persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut. Ada banyak cara untuk memenangkan persaingan, tentunya disini dengan melakukan strategi pemasaran (marketing strategy), misalnya Marketing Mix Strategy yang meliputi : (i) strategi bauran produk (product mix strategy), (ii) strategi bauran harga (price mix strategy), (iii) strategi bauran saluran distribusi (place mix/channel of distribution mix) dan (iv) strategi bauran promosi (promotion mix strategy) .
Salah satu strategi yang paling sering digunakan oleh perusahaan dalam industri pariwisata adalah strategi branding. Branding sendiri berarti karakteristik produk yang melekat di benak konsumen yang diharapkan sesuai dengan pencintraan yang diharapkan oleh perusahaan. Branding dapat dilakukan oleh semua jenis perusahaan baik yang bergerak dibidang produk barang maupun jasa.
Dalam industri pariwisata, industri pelayanan makanan dan minuman memegang peranan penting demi tercapainya kepuasan wisatawan. Pertumbuhan di bidang industri pelayanan makanan dan minuman juga berkembang sangat cepat, seiring pertumbuhan industri pariwisata itu sendiri. Berbagai macam bentuk pelayanan makanan dan minuman, mulai dari pelayanan dengan waiter dan waitress (waiter services) yang terdiri dari french service, american service, english service, chinesse service sampai dengan pelayanan cepat saji (self service / quick service).
Didalam melakukan perjalanan wisata, banyak wisatawan yang ingin segera melakukan tour tanpa banyak menghabiskan waktunya untuk makan dan minum. Oleh karenanya dewasa ini persaingan dibidang pelayanan makanan dan minuman dirasakan cukup sengit. Satu fenomena yang menarik yang dapat dilihat di Indonesia, bahwa segmen pasar pelayanan makan dan minum cepat saji masih dipegang oleh perusahaan luar, seperti : Mc.Donald, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Wendys, dan perusahaan asing lainnya. Pemain-pemain lokal, masih belum mampu menandingi kepiawaian perusahaan luar, paling tinggi hanya mampu meniru, misalnya My dea fried chicken, Tella Krezz, masih belum mampu menandingi keperksaan perusahaan luar tersebut.
Dari perusahaan luar tersebut, ada dua perusahaan pelayanan makanan cepat saji yang menarik untul diamati, yakni Kentucky Fried Chicken dan Pizza Hut yang cukup eksis di Indonesia. Kedua perusahaan ini dimiliki oleh Tricom, yang melakukan strategi Branding, sehingga mampu mendominasi pada segmen pelayanan makanan cepat saji diseluruh belahan dunia.

II. Batang Tubuh

2.1 Branding
Bond .H (1992) Branding dapat juga dikatakan sebagai karakteristik produk, karena Brand berhubungan dengan pikiran konsumen sebagai mana produk tersebut ditawarkan olejh perusahaan Brand juga berfungsi untuk meningkatkan performance dari operasional perusahaan. Dengan Brand, maka konsumen akan lebih mengenal, memahami, mengingat, dan mencintai produk. Sebagai contoh, jika kita ingin memakan ayam goreng, hamburger, disebuah restauran yang bersuasana ‘untuk keluarga’ kita dengan mudah mengingat huruf’M’ yang merupakan Brand dari Mc.Donald. Pemisalan yang lain, jika kita terkena batuk, dan flu, dengan mudah kita mengingat kata “....dikomix aja..”, sebagai brand dari komix. Brand image juga melindungi produk dari persaingan, karena dengan brand maka konsumen lebih mudah untuk mengingat produk yang ditawarkan.

2.2. Brand Equity
Adalah nilai yang secara bertahap dibangun oleh sebuah brand, yang disebabkan penghargaan untuk perusahaan karena produk-produknya mampu memuaskan konsumen. Bond .H (1992)

2.3. Brand Loyalty
Adalah tujuan dari kegiatan Branding, suatu tingkatan dan fase, dimana konsumen terus menerus membeli produk yang sama. Bond .H (1992)



2.4. Umbrella Branding dan Sub Branding
Adalah kegiatan Branding yang melibatkan satu produk yang sudah dikenal dan memiliki brand loyalty yang berfungsi sebagai Umbrella Branding. Umbrella branding berfungsi untuk mempromosikan produk yang lebih baru, yang disebut Sub Branding. Sebagai contoh :Burger King sebagai umbrella brand dari Whopper (Sub Brand) ; Mc.Donald berfungsi sebagai umbrella brand dari Big Mac (sub brand), Bond .H (1992)

2.5. Inggredien Branding
Untuk meningkatkan kegiatan perusahaan dalam persaingan yang semakin memanas, maka perusahaan menggunakan brand perusahaan lain untuk mengkokohkannya. Misalnya : Hyatt Hotel, menu room servicenya menyertakan hillshire farm & oscar meyer product. TGI Friday menghidangkan juga Jack Daniel’s Grill. Bond .H (1992)

2.6. Co Branding (Colocation)
Menempatkan dua brand yang tidak saling kompetisi dalam satu tempat yang sama.
Co Branding (Bidang usaha bea dalam satu tempat), Colocation (bidang usaha sama dalam satu lokasi). Bond .H (1992)

2.7. Multiple Branding
Bond .H (1992) Dilakukan oleh hotel-hotel besar dengan memecah menjadi dua brand, tingkat occupancy menjadi lebih tinggi.

2.8. Family Branding
Satu merek untuk beberapa jenis produk dengan segmen pasar yang berbeda. Contoh Sony, memiliki banyak family brand untuk produk camera, tape, vcd, dvd, dll. Pada industri jasa/perhotelan line ekstentions dianalogikan dengan family branding , Bond .H (1992)
2.9. Individual Brand
Menggunakan satu brand untuk satu jenis produk, misalnya : Tricon Global Restaurant memiliki 3 brand untuk 3 unit produk : KFC, Pizza Hut dan Taco Bell. Bond .H (1992)

2.10. Strategi Branding yang dilakukan oleh Tricon Global.
Tricon membangun produknya dengan menggunakan tiga icon brand yaitu: Tacobell, Pizza Hut, dan Kentucky Fried Chicken. Masing-masing dapat disebut sebagai simpel brand yang memiliki pencitraan yang berbeda berdasarkan harga, menu, strategi promosi, dan jenis/gaya pelayanannya. Ketiga brand ini merupakan pemimpin didalam segmen restauran dengan pelayanan quick service. (Muller, 2005; 46-92)
Permasalahan yang dihadapi didalam mengco-brandingkan ketiga brand tersebut adalah setiap brand memiliki karakter produk yang unik, segmen pasar yang berbeda-beda bahkan ketiga brand ini saling bersaing. Namun demikian perusahaan seperti Keller sudah membuktikan bahwa strategi co branding/brand bundling/brand alliances mampu meraih kesuksesan dalam memenangkan permainan. Hal ini disebabkan karena: (Muller, 2005)
Meminjam ketenaran dari brand saudaranya (sibling brand)
Menjadikan ketenaran brand saudaranya (sibling brand) sebagai sebuah asset
Mengurangi biaya produksi
Mengurangi biaya marketing
Memperluas jaringan brand
Meningkatkan nilai tambah pelanggan, dan yang paling penting
Meningkatkan unit pendapatan; semua hal diatas saling berkaitan.

Sama dengan hal diatas, Lele menyarankan bahwa produk penyerta, sebagai contoh, produk restauran yang kurang laku, tetapi dengan target pasar yang luas dapat digunakan dengan efektif untuk melengkapi aset brand individual. (Muller, 2005) Efek komplementer ini dilakukan dengan mempromosikan inovasi, menyakinkan kualitas produk secara menyeluruh, menyediakan/menyertakan pemahaman akan perbedaan antara co brand dan menghasilkan tambahan penjualan dari masing-masing brand. Tidak hanya brand individu menghasilkan keuntungan dari penjualan tetapi produk penyerta juga membantu peningkatan penjualan yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan induk. Dalam contoh ini, strategi co branding pada awalnya Kentucky Fried Chicken berfungsi sebagai brand individual dengan karakteristik produk yang unik. Kemudian Pizza Hut dan Tacobell menyertai penjualan bersama dengan KFC sebagai pendamping. Pada awalnya Pizza Hut dan Tacobell tidak sepopuler KFC, namun karena bersama-sama penjualannnya dengan KFC tingkat popularitasnya menanjak, sehingga pada saat ini, ketiganya menjadi besar. Pada akhirnya menguntungkan perusahaan induk Tricon.

III. Penutup
Dari informasi diatas, strategi branding sudah dibuktikan ampuh dalam memenangkan persaingan. Namun demikian kesulitan yang dihadapi antara lain adalah : Kapanpun ini terjadi, perusahaan benar-benar fokus terhadap dua isu utama yang mempengaruhi kesetiaan pada merk (brand loyalty). (i) nama baru yang disebabkan oleh penyatuan dua atau beberapa jenis perusahaan, (ii) apa yang dilakukan dengan brand; yang dalam hal ini adalah perusahaan baru akibat merger dan akuisisi. (Patria Laksamana, 2009 :7-8). Oleh karenanya usaha yang dapat dilakukan adalah, ada tiga buah pilihan yang mungkin dapat dilakukan dengan harapan agar konsumen tetap setia : (i) menggabungkan brand-brand yang masih eksis (sudah ada), (ii) hanya menggunakan satu brand dari brand-brand yang diakuisisi, dan (iii) menciptakan sebuah brand baru.
Penelitian lain yang terkait dengan strategi branding adalah (Nugroho, 2009 :1) , terdapat pengaruh yang signifikan antara elemen marketing mix yang terdiri dari , price store image , distribution, advertising, price deals dan sponsorship terhadap brand image dan brand awareness, pada sebuah perusahaan elektronika di semarang.
Triyanti Pramono (2009 :1), terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kualitas dan sikap secara bersama-sama terhadap minat beli konsumen pada produk foreign branding, pada insutri minuman teh di Indonesia.

Daftar Pustaka
Nugroho, Ari. 2009. Pengaruh Elemen-elemen Marketing Mix Pada Brand Equity Merek Samsung . Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Pramono, Nursita Triyanti.2009. Analisis Efek Foreign Branding Terhadap Persepsi Kualitas dan Sikap Konsumen Kepada Minat Beli Produk Frestea dan Teh Botol Sosro. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Laksamana, Patria.2009. Branding Dilemas-The Problem Posed by Mergers and Acquisitions. Jakarta : Multaimedia Seni Teknologi
Muller, Christopher.2009.The Case for Cobranding in Restaurant Segments. USA : Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly.
Bond,H.1992. Double-Branding Seen as Sign of The Times. New York : NBC Broadcasting Company.